Suara langkah kaki dari dua sosok mencolok menggema di lorong Perusahaan. Seakan memberi kesan mendalam setiap kali sol sepatu Mereka menyentuh lantai dengan keramik mengkilap. Para pegawai yang kebetulan berpapasan dengan mereka membungkuk penuh hormat, memberi jalan atau menyingkir ketika melihat keduanya berjalan beriringan. Tak berani menatap keduanya atau bahkan bersuara. Wajah ketakutan tampak tersirat dalam ketegangan setiap kali dua sosok tampan itu lewat dengan kesan tenang yang begitu khas.Mereka adalah Tiang dari perusahaan senjata terbesar di dunia. Para kepala keluarga dari Tarten dan RieGrow yang masih terus menjalin kerja sama dalam memajukan perusahaan T&R.
Sosok berpakaian serba hitam, Richard Tarten, tampak berwajah santai dan terus mengukir senyum ala pebisnis muda sukses. Mantel berwarna gelap yang melekat di tubuh tegapnya tampak sangat kontras dengan kesan misterius dan dewasa yang menarik minat para wanita. Namun di balik topeng ramah itu, tak akan ada yang tahu Hewan Buas macam apa yang bersemayam dan menunggu mangsa untuk disantap.
Tak berbeda dengan pria di sebelahnya. Pria bersurai kelabu dengan potongan rambut rapi yang di sibakkan ke belakang. Sosoknya sedikit lebih tinggi dengan bahu lebar dan tubuh padat berotot yang terbalut oleh kemeja berwarna abu-abu dan rompi berwarna lebih gelap. Jas berwarna hitam tersampir di tangannya yang berurat. Walau penampilannya tampak tak seformal pria di sampingnya, namun kesan ketampanan yang melekat padanya sama sekali tak luntur apa lagi kalah bersaing. Wajah berahang tegas dengan tatapan mata tajam dari balik kaca mata itu tampak dingin. Sedingin langkah kaki dan ekspresi wajahnya yang terlihat kaku dan membawa kesan ngeri.
Ilay RieGrow, Kepala Keluarga dari RieGrow.
Ah, masih calon sebenarnya, tapi title kepala keluarga itu akan segera melekat padanya dalam beberapa hari lagi.
"Kau terlihat berbeda Akhir-akhir ini. Ada apa? " Pertanyaan itu terlontar dari mulut pria serba hitam. Ilay meliriknya tanpa mengubah ekspresi,
"Aku bosan. "
Sebelah alis Richard terangkat, ".... Bosan karena pekerjaan? "
"Aku bosan karena tak bisa melihatnya. "
Tampaknya Richard langsung memahami apa dan siapa yang dimaksud oleh pria yang tampak galau ini. Pria itu melanjutkan kalimatnya,
"Kau tahu, aku bisa hidup tanpa Uang, Alkohol, atau Wanita. Tapi aku merasa tak bisa hidup tanpanya. Aku selalu gelisah dan memikirkan dirinya setiap kali pergi ke luar kota seperti ini. "
Richard tertawa mendengar kalimat yang sangat tak cocok untuk pria ini, "Itu wajar, kekasihmu berada jauh darimu dan kau bahkan tak memiliki waktu hanya untuk menemuinya atau menciumnya. Karena itu wajahmu jadi semakin buruk Akhir-akhir ini. Penyakit seperti itu, apa kau tahu namanya? "
"Penyakit? Aku tak sakit apapun."
Richard kembali tertawa, Ilay tampak mulai terganggu dan mengernyit, namun pria di sampingnya buru-buru berkata.
"Rindu. Penyakit itu namanya Rindu, Rick. "
Ilay pun terdiam.
Rindu ya... Apa yang dikatakan oleh Richard sepertinya memang benar....
Akhir-akhir ini mood nya sedikit buruk.
Bukan karena kerjaan yang menumpuk, atau perihal dirinya yang harus sering pergi ke luar kota untuk menghadiri rapat penting dengan para investor. Semua ini masih bisa ia tangani. Bahkan kalaupun waktu yang ia habiskan untuk bersantai atau jam tidurnya berkurang, itu bukan masalah besar.
Tapi karena belakangan ia tak bisa bertemu dengan kekasihnya yang manis dan lugu, rasanya Ilay menjadi gelisah.
Memang benar setahun belakangan, setelah ia menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan, pekerjaannya menjadi semakin banyak. Bahkan hanya untuk bertemu tatap dengan sang kekasih yang adalah Sekretarisnya sendiri sangat jarang terjadi mengingat padatnya jam kerja dan tumpukan dokumen juga pekerjaan yang terus menunggunya tak henti di kantor maupun di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Bite My Little Cat!
FanfictionPASSION FANFICTION COMISSION! Comisson by : @shirosagi20 Summary : Perjodohan? Mana mungkin Ilay RieGrow si Leopard Alpha mau dijodohkan dengan Kucing Anggora Omega Keluarga Tarten! Ilay tak menyukai sesama bangsa kucing. Apa lagi Christopher. Na...