06. Alasan Mencintai

35 17 4
                                    

Hai hai, jangan lupa jejaknya ya minimal yang kecil aja ga papa:)

Happy reading!!!

*
*
*
-o0o-

Ashraff bergerak gelisah dan akhirnya terbangun pada jam sebelas malam. Setelah menetralkan pandangannya agar normal, dia melihat ke arah meja belajar yang tadi dihuni oleh istrinya.

"Naya?" panggilnya.

Tak mendapati sahutan, Ashraff pun bangkit dan menghampiri Naya. Ternyata perempuan itu tertidur saat mengerjakan tugasnya. Hal itu dibuktikan oleh layar laptop yang mati tetapi kondisi mesin mesinnya masih menyala dan juga tangan Naya yang memegang mouse.

"Pinter ya. Nyuruh tidur duluan tapi sendirinya juga ketiduran," gumam Ashraff. Laki-laki itu memandangi wajah damai Naya yang tertidur lelap. "Masya Allah.... Nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan, Ashraff? Bahkan saat tidurnya pun masih bisa cantik begini," pujinya.

Mengetahui posisi tidur Naya tidak nyaman dan dapat membuat tubuh perempuan itu terasa sakit, Ashraff pun segera menggendongnya dengan perlahan untuk memindahkannya ke atas kasur.

"Tidurlah dengan nyenyak, di singgasana alam bawah sadarmu, Naya," katanya tertawa kecil.

Setelah puas memandangi wajah Naya, laki-laki itu pun berinisiatif untuk mengecek tugas-tugas Naya yang tadi sempat membuatnya mendengar keluhan dari mulut istrinya. Ashraff pun membantu Naya dengan mengerjakan tugas istrinya semampunya.

***

Hari kedua di rumah mertua sepertinya hampir sama dengan suasana rumahnya sendiri dikarenakan Irham yang sudah akrab dengan Ashraff.

"Ashraff, Papa titip Naya, ya?"

"Iya, Pa. Insyaallah saya akan menjaga Naya dengan baik."

"Papa bersyukur kamu itu suami Naya." Irham menatap lurus ke depan. "Selama ini, mungkin Naya merasa kekurangan kasih sayang dari Papa karna semasa dia kecil sampai masuk kelas tujuh, Papa jarang banget ada di rumah karna urusan kantor."

Ashraff pun mulai menyimak perkataan Irham dengan tenang.

"Papa merasa bersalah sama Naya, Raf. Kamu tau? Mamanya Naya selalu bilang kalau Papa mertua kamu ini selalu sibuk sama kerjaan sampai lupa sama Naya."

"Papa juga sadar kalau dari ketiga anak Papa, cuma Naya yang kurang merasakan kasih sayang dari Papa dan Papa rasa Naya juga mikir hal yang sama."

"Pa.... Semua itu terjadi bukan karna keinginan Papa sendiri," kata Ashraff.

Irham menghela napasnya lalu menatap Ashraff yang duduk di sebelahnya. "Nak, Papa boleh minta sesuatu sama kamu?"

"Tentu, Pa."

"Tolong cintai Naya dan sayangi dia dengan sepenuh hati. Papa udah gagal menjadi cinta pertama untuk anak perempuan Papa sendiri, jadi Papa harap kamu bisa gantiin posisi Papa buat Naya, ya?"

***

Ashraff masuk ke dalam kamar dan melihat Naya sedang melamun di meja belajarnya sambil menggambar pola abstrak di kertas-kertasnya.

Takdir Cinta [ON HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang