[𝟭] 𝗗𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗚𝗲𝗹𝗮𝗽 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗸𝗮𝗻

1.8K 256 863
                                    

ㅤㅤ
🔪⃝  ୧ ۫ ⪩⪨ H̷A̷P̷P̷Y̷ R̷E̷A̷D̷I̷N̷G̷ 🧸 ֹ  ׅ ꒱ 𐘃








Roy baru saja pulang dari pekerjaannya yang melelahkan. Dia membuka pintu apartemennya, merasa lega bahwa akhirnya dia bisa bersantai setelah hari yang panjang. Namun, saat dia memasuki ruang tamu, dia melihat sesuatu yang membuat bulu kuduknya merinding.

Di tengah ruang tamu yang redup, berdiri seorang pria asing dengan tatapan dingin. Roy tidak pernah melihat orang ini sebelumnya, dan kehadiran pria asing itu di apartemennya membuatnya merasa takut. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan: Siapa orang ini? Apa yang dia lakukan di sini? Bagaimana dia bisa masuk ke apartemennya?

"Siapa kamu?" tanya Roy waspada.

Pria asing itu tersenyum dengan senyum yang mencekam, memberikan kesan yang tidak bisa dijelaskan. "Aku hanya ingin mengunjungi apartemen ini. Tapi sepertinya tuan rumah tidak bisa menyambutku dengan baik."

Roy merasa jantungnya berdegup kencang. Dia merasakan adanya ancaman yang mengintai di balik senyum pria asing itu.

Mata Roy membulat, menyadari bahwa ancaman yang dia rasakan sebelumnya benar adanya, tiba-tiba pria asing itu menunjukkan pisau lipat yang tersembunyi di balik sakunya. "Pak Roy yang terhormat, apakah kamu tahu? Aku telah menunggu kesempatan ini."

"Kamu ini siapa? Brengsek!" Roy mencoba untuk tetap tenang meskipun ketakutan.

Pria asing itu tersenyum sinis, "Aku? Aku adalah seseorang yang memiliki hutang yang belum terbayar. Aku telah menunggu kesempatan ini untuk melunasi hutang itu dengan darahmu."

"Dengar, aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Aku tidak punya urusan denganmu," kata Roy dengan nada tegas, mencoba untuk mengusir rasa takut di dalam dirinya.

Pria asing itu tertawa dengan nada yang mengancam, "kamu mungkin lupa, tapi aku tidak. Kita punya sejarah yang panjang bersama. Dan sekarang, saatnya membayar lunas apa yang kamu lakukan."

"Aku benar-benar tidak tahu apa yang kamu bicarakan. Jika ada masalah di antara kita, mari kita bicarakan baik-baik," kata Roy mencoba bernegoisasi.

Pria asing itu tetap tersenyum sinis, tidak terpengaruh oleh negoisasi Roy. "Kamu ingin bicara? Aku tidak punya waktu untuk itu. Waktumu sudah habis."

Dalam sekejap, pria asing itu meluncurkan serangan ke arah Roy dengan pisau lipat yang tajam. Roy berusaha menghindar, namun serangan itu terlalu cepat. Pisau itu menembus pundak Roy, menyebabkan rasa sakit yang menusuk.

Roy jatuh ke lantai, merasakan napas yang terengah-engah. Rasa sakit dari luka pada pundaknya semakin terasa saat pria asing itu tanpa belas kasihan mencabut pisau lipat itu tanpa ampun, menyebabkan darah terus mengalir dan membuatnya semakin lemah.

"Tidak menyenangkan jika langsung membunuhmu," kata pria asing itu dengan nada yang dingin, tanpa menunjukkan belas kasihan.

Dengan kekuatan yang tersisa, Roy bangun mencoba untuk melawan dan melarikan diri, tetapi pria asing itu dengan mudah menangkapnya. Dalam keadaan Roy yang rentan, pria asing itu mengikat leher Roy dengan tali kemudian menyeretnya ke ruang tengah, membuat Roy kesulitan untuk bernapas.

"Sakit?" pria asing itu sengaja menekan luka Roy, membuat Roy merintih kesakitan.

"Sebentar, aku ambilkan P3K." kemudian pria asing itu berjalan menuju dapur, seperti sudah tau dimana ruang dapur berada, dia meleset dengan cepat.

Roy merasa terkejut ketika pria asing itu kembali dengan cuka dan garam. Alih-alih membawa P3K, pria asing itu memutuskan untuk menggunakan bahan dapur ini untuk melakukannya pada luka Roy. Ketika pria asing itu menaburkan cuka dan garam pada luka Roy, rasa sakit semakin dirasa.

𝐇𝐞 𝐈𝐬 𝐩𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐩𝐚𝐭𝐡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang