I'm back
hppy reading semua🌻
"Burger tujuh kak, enam yang komplit, yang satunya tanpa tomat sama abon ya kak"
Nala baru saja memesan makanan di salah satu food stall, akhirnya tiba gilirannya karena sedari tadi antri panjang.
"Berarti totalnya ada tujuh burger ya?'
Nala mengangguk.
Matanya mengedar ke seluruh kantin, mencoba mencari seseorang.
Bukan kangen atau rindu, hanya saja sudah lama ia tidak mendengar kabar mantannya itu. Bahkan Shalsa juga tak pernah kelihatan batang hidungnya.
Setelah tak menemukan lelaki itu, Nala menyerah mencarinya, mungkin ia masih berada di kelasnya.
"Gue mau dua deh Raf"
Kedua alis Nala berjengit, dia menoleh ke barisan samping yang merupakan barisan drink stall, terdapat Aksa dan Rafa yang sedang memesan minuman.
"Eh Raf!"
Lelaki itu menoleh
"Gue-"
Ucapan Nala terpotong
"Vanilla late?" Rafa memastikan.
Nala tersenyum mengangguk.
"Nih minumannya udah ready. Ayo Raf!"
Rafa memegang lengan Nala "gue bantuin?"
"Engga usah. Bantu Aksa aja"
Dengan cekatan Rafa mengambil nampan minuman mereka yang satunya, dan beranjak menuju meja mereka.
"Nala burgernya gue tunggu, jangan lama-lama!" peringat Aksa
Nala mencibir "ya, lo bilang sama penjualnya. Kenapa ngeburu-buruin gue?" bisiknya
Aksa hanya menaikkan bahunya singkat dan pergi meninggalkan Nala.
Setelah lama menunggu, penjual burger itu memberikan sebuah nampan berisi 7 burger di atasnya.
"Ini ya tujuh burger komplitnya"
"Loh mba, kan saya bilang yang satu tanpa tomat dan abon" Nala menekuk dahi
"Aduh, salah ya kak? Saya ganti ya?"
Nala menggeleng dan mengambil nampan itu "gausa mba"
"Sini gue bawa" tawar Rafa yang tiba-tiba ada di depannya.
Nala menyerahkan nampan itu dan berjalan di samping Rafa menuju meja mereka.
Rafa memiringkan kepala agar dapat melihat Nala "kenapa?"
"Masa burgernya komplit semua" adunya
Rafa menghentikan langkahnya "gue pesenin lagi ya?"
"Engga usah. Lama nunggunya" ditekuknya bibir ke bawah
KAMU SEDANG MEMBACA
Dekap Harsa
Teen FictionSetiap hati pernah berlabuh. Nala pun begitu. Tanpa berlari, sebenarnya Nala mengejar. dan tanpa pengulangan, sebenarnya dia juga mengerti untuk berhenti. Namun tetap saja, tak ada batas yang ia tetapkan. Untuk apa batas harus ditetapkan? Karena Nal...