Pergi dari kediamannya bersama sang Mama dan menempati kediaman pribadi sang Mama dengan tujuan memulai hidup baru setelah mengetahui semua fakta tentang dirinya tentu membuat Salma merasakan hal yang tak biasa pada dirinya.
Seperti pagi ini, biasanya pagi hari adalah suatu hal yang Salma nanti karena di pagi hari biasanya ia akan sarapan bersama penuh kehangatan diruang makan kediamannya sebelum berangkat kuliah dengan dijemput kekasihnya hatinya Rony.
Namun pagi ini tampak berbeda dari pagi biasanya, pagi harinya kali ini tampak sepi, sunyi bahkan menyedihkan, keluar kamar dan bersiap ke kampus tanpa ada sapaan hangat, ditambah sejak semalam terakhir kali Rony mengirimkan pesan padanya entah mengapa hati kecilnya tak ingin membalas pesan kekasihnya itu, padahal biasanya pesan dari kekasihnya adalah semangat hidupnya.
"Hari ini ke kampus Sal?" Tanya Bu Lisa yang tampak menyiapkan sarapan untuk putrinya yang masih tampak sedih itu.
"Ke kampus Ma." Ucap Salma sembari duduk diruang makan dan meletakkan totebag nya di kursi sebelahnya.
"Sama siapa? Rony?" Tanya Bu Lisa.
"Belum tau Ma, sejak semalam Salma belum contac sama Rony, paling bawa mobil sendiri." Jawab Salma dengan malasnya.
Iya, pergi dari kediaman Pak Farid tak membuat Salma kehilangan apa yang telah menjadi miliknya salah satunya adalah mobil kesayangannya. Meski tau Salma bukan putri kandungnya, Pak Farid mempersilahkan Salma membawa apapun yang Salma mau bawa dari kediamannya, sebab tak peduli dengan fakta yang ada di mata Pak Farid, Salma tetaplah putrinya.
"Bagus dong, kalau bisa kamu akhiri saja hubungan kamu dengan Rony." Pinta Bu Lisa dengan gamblangnya yang membuat Salma menghentikan makannya.
Salma tercengang dengan ucapan sang Mama yang dengan gamblang memintanya mengakhiri hubungannya dengan Rony.
"Dari pada Mama ngurusin hubungan Salma dan Rony, lebih baik Mama urusin gimana hubungan Salma dengan ayah kandung Salma, Salma ini perempuan Ma, butuh wali nikah yang jelas asal usulnya." Tegas Salma yang sedikit kesal dengan ucapan sang Mama.
Salma sebenarnya sudah menduga bahwa hal seperti ini pasti akan terjadi pada hubungannya, terlebih Rony adalah anak dari perempuan yang bisa dibilang dibenci sang Mama, saat tak ada masalah seperti ini saja Mamanya itu cukup alot untuk memberi restu hubungannya apalagi dengan keadaan seperti ini. Tapi setelah menangis semalam, Salma yakin bahwa Tuhan tak akan menguji umatnya diluar kemampuan umatnya, jadi Salma yakin bahwa ia mampu melalui ujian untuk keberlangsungan hubungannya dengan Rony.
"Semua udah jelas Sal, kamu anak Om Andrean Giorgio, kamu adiknya Paul, apalagi yang harus dijelaskan." Tutur Bu Lisa
"Mama enggak berniat gitu temuin Salma sama Om Andrean setelah fakta ini terungkap Ma?" Tanya Salma dengan tatapan sendunya pada sang Mama.
Bu Lisa terdiam, jujur ia bingung harus bersikap bagaimana dengan Salma, Salma memang anak Andrean, tapi Salma adalah anak hasil perselingkuhannya, bahkan dirinya pun tak dapat memastikan Andrean mau menerima Salma sebagai putrinya atau tidak sebab sejak Salma lahir Lisa telah menegaskan pada Andrean untuk tak menganggap Salma ada dan melupakan hubungan dengan dirinya yang pernah khilaf bersama. Namun siapa sangka setelah bertahun-tahun berjalan baik-baik saja rupanya rahasia besarnya harus terbongkar juga demi kebaikan bersama.
"Kenapa diam Ma? Kapan Salma bisa bertemu Om Andrean sebagai ayah Salma bukan sebagai ayah dari sahabat Salma." Tanya Salma
"Mama butuh waktu untuk itu semua Sal, maafkan Mama, karena Mama kamu harus merasakan imbasnya seperti ini." Ujar Bu Lisa
"Andai maaf Mama bisa merubah keadaan ya Ma, tapi sayangnya maaf Mama itu hanya seperti angin yang membawa luka bagi Salma, Ma." Ujar Salma
"Jika ada kata lebih dari kata maaf, tentu akan Mama sampaikan Sal." Ujar Bu Lisa
"Nasi udah jadi bubur, permintaan maaf aja enggak akan ngerubah keadaan kita yang sakit ini jadi sembuh Ma, sekarang ini yang bisa kita lakukan adalah saling menyembuhkan Ma, lepasin semua dendam Mama sama Papa Farid, Sama bu Ani dan juga sama Rony, lalu ayo kita temui Om Andrean, Salma enggak butuh diakui secara penuh karena Salma tau, Salma hadir ditengah hubungan Mama dan Om Andrean yang seharusnya hubungan itu enggak ada, Salma hanya ingin benar-benar tau dan yakin kalau Salma ini anak om Andrean, setelah itu mau om Andrean akuin Salma, enggak akuin Salma atau apapun itu Salma ikhlas Ma, dengan Mama lepas dendam dan ayo kita coba perbaiki keadaan ini bersama percaya sama Salma, sakit yang kita rasakan terlebih yang Mama rasakan pasti akan perlahan hilang Ma, Salma harap Mama bisa pikir dengan baik apa yang Salma bilang sama Mama." Tutur Salma yang membuat Bu Lisa terdiam.
"Dan satu lagi Ma, jangan minta Salma memilih antara Mama atau Rony, Salma enggak bisa Ma, Mama orang tua Salma, sampai kapanpun Salma akan sayang sama Mama, dan Rony dia kekasih Salma, Salma menyayanginya bahkan bagi Salma, Rony adalah rumah setelah rumah yang Salma bangun ditengah keluarga kita hancur karena keadaan yang tak terduga, jangan libatkan Salma dalam kisah Mama yang luka hanya karena Salma darah daging Mama, Salma berangkat kuliah dulu Ma." Ucap Salma lalu meraih totebag nya lalu pergi meninggalkan bu Lisa yang masih terdiam mematung.
Ditinggal Salma dengan ucapan yang cukup menusuk di hatinya membuat Bu Lisa tak mampu menahan air matanya yang seketika terjatuh begitu saja membasahi pipinya.
"Andai melupakan semudah membalikkan telapak tangan, pasti sudah Mama lakukan Sal, tapi nyatanya ini semua enggak mudah, lukanya terlalu lama hingga susah untuk menyembuhkannya." Batin Bu Lisa
Sementara itu Salma berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menuju mobilnya karena menahan air matanya agar tak jatuh dihadapan sang Mama.
Namun langkah Salma terhenti bersamaan dengan air matanya yang menetes kala melihat Rony telah berdiri didepan mobilnya bersama Paul. Tanpa keraguan Salma langsung memeluk Rony yang telah merentangkan tangan seolah mempersilahkan dirinya untuk memeluk Rony.
Tangisan Salma pecah seketika saat dirinya memeluk Rony, begitu pun dengan Rony yang turut serta menetaskan air matanya, dapat Rony rasakan kehancuran yang kekasihnya rasakan lewat isak tangis Salma yang terdengar begitu menyakitkan.
Sedangkan Paul yang melihat sepasang kekasih yang menangis bersama saling menuangkan rasa sakitnya membuatnya hanya terdiam sembari menundukkan kepala karena ikut merasakan sakit sahabat dan adiknya rasakan.
"Sakit Ron, rasanya sakit banget." Racau Salma dalam isak tangisannya kala memeluk tubuh Rony dengan erat.
"Rony disini, sayangnya Salma disini, kamu enggak sendirian sayang, bagi semua sakitnya sama aku ya." Ucap Rony sembari memeluk erat tubuh kekasihnya itu sembari sesekali mengusap punggung Salma berharap usapannya bisa membuat Salma sedikit tenang.
Hingga perlahan tangisan Salma mulai mereda dan pandangannya tertuju pada Paul yang telah menatapnya dengan sendu yang membuat Salma perlahan melepaskan pelukannya pada Rony.
"Hai adikku." Sapa Paul yang membuat Salma menatapnya dengan nanar.
"Jangan marah sama Paul, apa yang dia lakukan ada alasan yang mendasar dan itu untuk kebahagiaan kamu, jadi dengarkan dulu penjelasannya sebelum kamu menghakiminya sayang." Tutur Rony pada kekasihnya itu saat kekasihnya itu menatap dalam Paul dengan tatapan nanarnya.
Apakah Salma bisa menerima Paul sebagai Kakaknya? Atau malah membencinya karena Paul telah membohonginya selama ini?
Happy reading semuanya🫶🫶
Jangan lupa vote dan komennya🫶🫶
Semoga tetap suka ya cerita ini🫶Btw udah 100k aja nih pembacanya, Author ada rencana giveaway nih, enaknya giveaway nya gimana ya? Kasih ide dong 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTARA (SEGERA TERBIT)
Novela JuvenilHari sial Salma Rania Altharena membuatnya bertemu dengan Rony Gallendra Madaharsa, hingga keduanya terlibat dalam situasi dan kondisi yang melibatkan perasaan mereka. Akankah keterlibatan perasaan keduanya akan membuat mereka berlabuh dalam cinta...