1

89 7 1
                                    

"Jangan pernah berharap lebih, kalau tidak mau endingnya menyakitkan."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca semuanya..

7 tahun berlalu.......

"Mami, valo lapal tau." teriak anak kecil yang berusia sekitar lima tahun itu.

Mendengar teriakan anaknya membuat Anna tersenyum, ya kini dia sedang memasak makanan tapi anaknya itu tidak sabar sekali dari tadi.

"Iya varo, iya ini mami lagi masak sabar dong." jawab anna

"Tapi valo lapal mami." ucap anaknya

Akhirnya masakan anna telah selesai juga...

"Tadah... Nah ini sayang masakannya udah selesai. " ucap anna

"Yeyy.... Mami valo mau ayam." ucap varo

Mendengar itu dengan senang hati anna mengambil ayam itu dan langsung saja meletakkan di piring anaknya itu.

"Yaudah ini cepat dimakan ya, nanti kalau lama varo bisa telat sekolahnya." ucap anna, kini anaknya telah masuk sekolah.

"Iya... Mami. " jawab varo

Setelah itu anna langsung saja memberes dapurnya dan juga dia sedikit siap-siap karena dia akan mengantar anaknya ke sekolah dan dia juga akan langsung berangkat ke kantor tempat kerjanya.

"Mami... Valo udah makan ayok antal valo ke cekolah." teriak varo

"Yaudah ayok, oh iya uang jajan varo udah mami letakkan didalam tas ya beserta dot nya varo juga." ucap anna

Sudah itu dia langsung saja mengantar anaknya dengan motor beatnya.

Didalam perjalanan menuju sekolah, varo banyak berceloteh tentang dia yang ingin bertemu dengan papinya.

Ya walaupun kadang anna tidak mengubris ucapan anaknya itu apalagi jika anaknya bertanya tentang papinya.

"Mami.... Valo dali tadi beltanya mami, valo nanya papi kapan pulangnya." teriak anak itu diatas motor

Lagi-lagi anna tidak menjawab bertanyaan dari anaknya itu, dia terus saja melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.

Kini anna telah sampai disekolah anaknya itu.

"Yaudah varo sekarang kita sudah sampai ayok sayang turun, dan jangan lupa lepas helmnya." ucap anna

"Yaudah kalau gitu valo macuk dulu ya mami." ucap varo sambil mencium tangan maminya, dan juga tidak lupa anna yang mencium pipi gembul milik anaknya itu.

"Varo ingat jangan berkelahi sama temen-temen nya." teriak anna

Varo yang mendengar ucapan maminya langsung saja menoleh.

"Iya... Ciap mami.. " jawab varo setelah itu dia mulai melangkah masuk kedalam sekolahnya itu.

Selesai mengantar anaknya anna langsung saja pergi ke tempat kerjanya, sekarang anna bekerja di sebuah kantor, mau tidak mau dia harus banting tulang demi menghidupi anaknya.

FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang