Hiroshi menembus gerbang istana dengan langkah pasti, menghadapi pintu masuk ke dunia yang tak terjangkau oleh mata biasa. Seiring langkahnya yang mantap, istana yang megah mengembangkan senandungnya sendiri, dan Hiroshi seperti melangkah ke dalam buku sejarah hidup.
Lorong-lorong istana terasa seperti labirin, setiap sudutnya menyimpan rahasia politik yang tak terungkap. Pilar-pilar megah dan ukiran kayu yang indah menciptakan suasana yang penuh dengan keagungan, tetapi di balik itu semua, terdapat kisah-kisah yang tidak pernah diungkapkan di hadapan umum.
Hiroshi melangkah di atas ubin-ubin yang halus, meresapi keheningan istana. Lantai-lantai tersebut menjadi saksi bisu bagi percakapan yang terjadi di antara penguasa feodal dan pengikutnya. Langkah-langkahnya seperti irama yang diatur oleh teka-teki yang semakin rumit, menuju ke pusat kekuasaan yang tak tampak oleh banyak mata.
Di sudut lorong yang remang-remang, Hiroshi bisa merasakan ketegangan yang terpendam di udara. Tetapi dia tak gentar. Sebagai seorang samurai, dia telah dilatih untuk menghadapi intrik dan kekhawatiran yang menyelimuti lantai-lantai istana ini.
Setiap kali dia melewati pintu, Hiroshi dapat merasakan bahwa dinding-dindingnya memiliki telinga. Intrik politik terurai dalam percakapan yang disampaikan dengan suara perlahan, tetapi berisi makna yang dalam. "Penguasa feodal memerintah, tetapi dinding-dinding ini menyimpan rahasia," pikir Hiroshi.
Melalui jendela-jendela yang berukir indah, cahaya rembulan menyelinap masuk, mencerahkan langkah Hiroshi yang semakin dalam memasuki jantung istana. Masing-masing langkah membawanya mendekati inti kekuasaan yang mengendalikan takdir banyak.
Sesekali, dia bertemu dengan mata pengawal yang berdiri di sisi lorong, mereka seperti bayangan yang diam-diam mengawasi setiap pergerakan. Hiroshi meresapi betapa setiap langkahnya diperhatikan, dan kekhawatiran pun melayang di udara. Namun, dia terus maju, karena tujuannya lebih besar daripada ketakutan yang mungkin mengejarnya.
Bab kedua berakhir dengan Hiroshi berdiri di depan pintu besar yang mengarah ke ruang pribadi penguasa feodal. Di balik pintu itu, terdapat rahasia dan kekuasaan yang menjadi inti dari semua intrik politik yang merajalela di lantai-lantai istana yang mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura's Last Bloom: Chronicles of a War-Weary Daimyo
Fiksi SejarahDalam era perang di Jepang, seorang Daimyo yang lelah perang berusaha menemukan makna di balik bunga sakura terakhirnya. Kehidupannya yang penuh liku memunculkan pertanyaan tentang kehormatan, keputusan sulit, dan harapan di tengah kegelapan perang.