Taksi melaju dengan kecepatan standar dan berhenti tepat di depan rumah yang ditempati kedua bersaudara itu, Mahi masih terus mengenggam tangan adiknya yang masih terlihat tidak tenang.
"Kak, bagaimana kalau dia bisa menemukan kita?" Tanya Mentari cemas begitu selesai mengunci pintu.
"Tidak akan Dek, dia kesulitan uang sekarang, mencari kita-pun butuh biaya, dia akan lebih memilih mengisi perutnya, kamu mandilah terus kita makan" titahnya yang langsung dipatuhi Mentari.
Mahi paham karakter Bibinya, hanya masalah waktu sebelum dia datang kembali, sebelum itu ia harus menjadi lebih kuat untuk menghadapinya. Lidah Aisa begitu beracun dia pandai memanipulasi keadaan hingga semua tindakannya terasa benar, seperti selama ini wanita itu memanipulasi dirinya sehingga merasa wajib menyetor sebagian gajinya pada wanita itu.
🍨
Tidak terasa dua tahun berlalu, Mahi sudah melalui tanggal kematiannya dalam kondisi sehat wal afiat dan sudah berubah 180 derajat. Tidak ada lagi Mahi serupa gentong, badak atau gajah dengan berat lebih 100 kg.
Berat Himawari kini sudah berkurang setengah beratnya dahulu. Ia berhasil mengikis 55 kg sehingga menjadikan penampilannya kini jauh berbeda.
Dibilang langsing seperti model tidak juga, tubuhnya berisi di tempat-tempat seharusnya, tapi Mahi menyamarkannya dengan mengenakan pakaian-pakaian yang lebih longgar dan tertutup. Tujuan utamanya adalah menjadi sehat bukan pamer kemolekan.
Hal itu tentu saja tidak di dapatkannya dengan mudah, setahun sebelumnya ia mendaftar kelas fitnes karena kulitnya menjadi kendor setelah kehilangan beberapa kg berat badan. Banyak keringat dan air mata yang ia tumpahkan di tempat latihan itu karena ternyata tidak semudah yang ia bayangkan.
Namun hasil dari itu sangat memuaskan, tidak ada lagi kelebihan lemak, tapi otot yang terbentuk samar di perut dan lengannya.
Selain masih sesekali menerima tawaran bekerja sebagai freelance, Mahi juga mengelola sebuah tempat fotocopy setelah berhasil menyewa sebuah ruko dari hasil tabungannya.
Usahanya itu baru berjalan selama sebulan, tapi sudah lumayan ramai karena berada di dekat Sekolah, tempat kost mahasiswa dan kantor Lurah.
"Kak aku berangkat dulu" ucap Mentari dari tangga, dia baru saja turun dari lantai dua Ruko tempat tinggal mereka sekarang.
"Kau ada kuliah pagi Dek?"
"Iya Kak, cuma sampai siang kok. Nanti aku akan langsung balik dan bantu Kakak?"
Mentari menyalim tangan Mahi yang sedang berdiri di depan rolling door karena ia baru saja akan membuka tokonya.
"Santai saja Dek, Kakak masih bisa sendiri Kok, kamu nikmati saja masa kuliahmu"
"Gak, aku gak akan biarin Kakak berjuang sendirian lagi mencari nafkah, paling tidak kita bisa lebih hemat dengan tidak menggaji pegawai"
"Ya sudah terserah kamu saja deh bu Bidan" ledek Mahi menyematkan panggilan yang akan adiknya dapatkan nanti setelah lulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langsing is My Dream (End)
Literatura FemininaHimawari yang akrab di panggil Mahi, bisa dibilang meninggal karena kesalahannya sendiri. Berat tubuhnya yang mencapai 110 kg membuatnya mengalami gagal jantung dan meninggal dalam tidur. Mahi sangat menyesal karena abai pada kesehatannya sendiri...