16. Run

1.2K 153 7
                                    

Hari ini adalah genap 4 bulan jeongwoo tinggal di masion mewah milik haruto, tentu setiap harinya seperti sebuah penjara bagi jeongwoo. Dia tidak bisa lari kemanapun karena penjagaan disini cukup ketat, lihatlah cctv yang ada di setiap ujung dan anak buah haruto yang seringkali berkeliling memastikan keadaan tetap aman.

Jeongwoo sudah cukup muak dengan aktivitas yang dia jalankan sehari-hari selama empat bulan ini. Pagi hari dia akan belajar dengan doyoung, siang hari biasanya jeongwoo menghabiskan waktu dengan membaca di perpustakaan atau menonton film di mini bioskop milik haruto, sorenya jeongwoo beraktivitas diluar, terkadang berkuda dengan kak junkyu atau bermain basket dengan kak mashiho.

Sebenarnya jeongwoo sudah sering bernegosiasi dengan haruto perihal keinginannya untuk sesekali bermain atau sekedar jalan-jalan keluar dari masion ini, tapi jawaban haruto tetap sama yakni tidak. Hingga akhirnya jeongwoo menyerah. Oh iya, perihal hubungannya dengan haruto itu bisa dikatakan membaik tapi tetap tidak ada hal yang spesial.

Jeongwoo jarang sekali bertemu dengan haruto karena haruto ini memang sibuk dengan pekerjaannya. Jeongwoo akan bertemu dengan haruto saat sarapan pagi, karena kalau malam hari saat haruto pulang biasanya jeongwoo sudah tidur atau mungkin haruto tidak pulang sama sekali. Percakapan diantara keduanya pun hanya sekedar 'bagaimana harimu?' atau sekedar negosiasi keinginan jeongwoo yang selalu mendapat penolakan. Tentang skinship? Ah, jeongwoo rasa masih di tahap normal karena haruto bisanya hanya akan menciumnya sekilas sebelum pergi bekerja atau terkadang memeluknya tak lebih dari itu, tapi jeongwoo sangat bersyukur karna sejujurnya jeongwoo tidak siap akan skinship lainnya meskipun mereka dalam status pasangan sah.

Hari ini, seperti biasa jeongwoo sedang menyelesaikan beberapa soal bahasa jepang yang diberikan oleh doyoung sebagai latihan, jeongwoo jadi belajar bahasa jepang karna mau tak mau mungkin dia akan melanjutkan kuliah disini juga. Meskipun ibu jeongwoo merupakan keturunan jepang namun karna jeongwoo lahir dan tumbuh di korea jadi bahasa jepang jeongwoopun tidak begitu bagus.

"Setelah ini kak doyoung akan langsung pulang?" Tanya jeongwoo sambil menyerahkan pekerjaan yang sudah dia selesaikan untuk di cek oleh doyoung.

"Sepertinya aku akan pergi ke universitas karena ada beberapa kelas yang harus aku ajar" jawab doyoung dengan tetap fokus memeriksa jawaban jeongwoo.

"Kenapa memangnya je?" Sambungnya dengan mata yang sudah menatap jeongwoo penasaran.

"Tidak ada, hanya kepo saja" jawab jeongwoo.

🦋🐺🦋🐺🦋

Setelah sesi belajar selesai, jeongwoo dan doyoung turun ke lantai satu untuk makan siang bersama. Memang biasanya doyoung akan ikut makan siang dengan alasan menemani jeongwoo agar tidak sendirian, padahal karna malas mengeluarkan uang untuk membeli makanan saja.

"Wahh kak mashi masak seafood hari ini" ujar jeongwoo ketika mendekati meja makan yang sudah tersedia banyak sekali makanan olahan laut itu.

"Eh kak hyunsuk tumben disini" kata doyoung pada seorang pria dengan perawakan yang tidak jauh berbeda dengan mashiho, pria itu mengenakan pakaian dari brand luxury dengan beberapa aksesoris yang menghiasi leher dan pergelangan tangannya.

"Iya nih, mumpung di rumah sakit ngga banyak pasien terus haruto juga lagi ngasih gua libur" ucap pria bernama hyunsuk ini.

"Hai jeongwoo, kita baru ketemu yaa. Padahal kamu udah tinggal disini mau empat bulan" lanjutnya menyapa jeongwoo, mengulurkan tangan untuk berkenalan.

Mereka banyak mengobrol saat makan, suasananya menjadi hangat kala ada pria bernama hyunsuk ini. Jeongwoo jadi tahu kalau hyunsuk ini berprofesi sebagai dokter ahli bedah di salah satu rumah sakit swasta di jepang, juga karna jeongwoo yang bermimpi ingin menjadi seorang dokter maka jeongwoo semangat sekali untuk bertanya dan mendengarkan cerita pengalaman hyunsuk.

The Red ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang