°📚°
Hari ini SMA NEGRI SATU MERPATI tengah mengadakan turnamen futsal, tribun dalam lapangan indoor sudah dipenuhi murid-murid yang menanti-nanti pemain maupun lawan pemain dari sekolah lain.
Sorak demi sorakan memenuhi lapangan indoor melihat sang pemain SMANES MERPATI memasuki lapangan dengan berbagai ekspresi.
Geandra yang berposisi menjadi pivot, dan sekaligus kapten futsal dari tim nya. Merupakan pemain depan atau pemain penyerang. Geandra dipilih menempati posisi ini karena, memiliki body blance yang bagus, menghadapi dan menembuh sistem pertahanan lawan dengan mudah. Tak hanya itu, Geandra juga memiliki insting dan keberanian yang kuat, dan itu dapat berpengaruh dalam permainan futsal.
Geandra yang merupaka kapten dalam timnya melangkah maju untuk melakukan coin tos, laki-laki itu tersenyum miring kepada lawannya saat timnya yang melakukan permainan awal.
"Semoga lo menang bro!" ucapnya mengejek dan tak lupa ia mengedipkam sebelah matanya, membuat lawannya menggeram tertahan.
Sementara didalam kanting, seorang gadis tengah asik menikmati donat kesukaannya dihadapannya seraya membaca novel yang ia pinjam dari Lauren, kakaknya.
"Ck! Dhiba mana sih!" gadis yang memiliki tinggi 165 cm berkacak pinggang, mengadarkan pandangannya mencari sosok gadis yang sekarang asik dalam dunianya sendiri.
Saat memasuki area kanting, kedua matanya tak sengaja menangkap objek yang ia cari sedari tadi duduk tenang dipojok kanting. Gadis itu segera menghampiri Dhiba seraya mendumel tidak jelas.
"ADHIBA SOLARA!" geram gadis itu dan menggebrak meja kanting, membuat sang empuk disana terjingkat kaget.
Adhiba mengelus dadanya mendengar detak jantungnya yang tak karuan, kemudian ia menatap tajam gadis yang berdiri di seberang meja kanting.
"Apa sih Zeta! Datang-datang udah kaya setan!" kesal Adhiba,"ada apa?" lanjutnya sewot.
Gadis yang bernama Zeta yang tak lain adalah sahabat Adhiba, mendudukan dirinya dikursi kantin,"orang-orang pada sibuk nonton turnamen futsal, lo disini malah asik sendiri!" cerocosnya
Adhiba menyerngit kebingungan,"terus hubungannya sama gue apa? Emang kalau gak ada gue, pertandingannya gabakal di mulai gitu?"
Zeta memutar bola matanya, mempunyai sahabat seperti Adhiba membuatnya emosi tiap hari, untung dirinya sabar. Jika tidak, ia sudah mengantongi sahabatnya dan membuangnua didasar jurang.
"Nggak usah banyak omong! Mending ikut sama gue, ayok!" Zeta menarik tangan Adhiba, lebih tepatnya ia menyeret Adhiba untuk keluar dari kanting menuju ke lapangan indoor.
"Donat gue Ze, masih ada dua biji! Sayang kalau ditinggalin!" Adhiba melirik dari jauh donatnya yang tertinggal.
"Gue beliin bentar deh Dhib!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Donat [On Going]
Ficção AdolescenteAdhiba solara, gadis berhijab yang yang memiliki impian menjadi seorang penulis terkenal. Pencinta makanan donat, dengan macam-macam rasa. Walaupun dikenal sebagai gadis berhijab, sifat bar-bar yang sudah melekat pada dirinya tidak akan hilang. Ia...