Part 2

44 5 0
                                    

4

Temari tak tahu bahwa ada hari yang lebih bahagia selain hari harinya beberapa minggu terakhir. Ia juga tak tahu bahwa jatuh cinta akan sebahagia ini. Pun wajahnya tak bisa menahan untuk tidak tersenyum sepanjang hari, seakan Ia sedang dikelilingi pelangi walau Ia terlampau tahu bahwa di luar sana masih gersang.

Shikamaru bukan pria humoris namun mendengarnya menyebutkan semua hal merepotkan sudah menggelitiknya untuk tertawa. Juga bukan pria romantis dengan berbagai kalimat puitis namun pernyataannya yang sangat sederhana sudah mampu membuatnya menjadi wanita paling bahagia. Tapi Shikamaru seorang pria cerdas, jenius malah, membuat diskusi-diskusi malam mereka tak pernah membosankan. Temari tahu bahwa tak ada lagi yang lebih tepat selain Shikamaru.

"Bagaimana Ino, apa kau sudah memberi tahunya?" Mereka kembali mengulang aktivitas rutin malam mereka. Hubungan jarak jauh memang sulit, namun tak apa. Berbicara selama beberapa menit sebelum tidur sudah membuat esok Temari jauh lebih baik.

Terjadi hening beberapa detik "Kau tahu, aku tak bisa memberi tahunya"

Satu-satunya urusan yang membuat kadar bahagia Temari sedikit menurun adalah urusan ini. Shikamaru adalah pria jujur, Ia berterus terang bahwa Ino memang menyukainya namun Ia tak pernah menganggap Ino lebih dari sahabat dan gadis barbie itu belum tahu bahwa pria pujaannya sudah memiliki kekasih.

Temari menghembuskan nafas pelan. Ia tahu, mereka tumbuh bersama, bahkan tanggal lahir mereka hanya berbeda satu hari ditambah keluarga mereka dekat. Semua itu membuatnya bisa memahami bagaimana Shikamaru sangat menyayangi Ino.

Namun ia tak bisa menampik, ada sedikit cemburu kala mengingat bagaimana dekatnya mereka. Mungkin jika Ino mengetahui bahwa Shikamaru tak lagi sendiri, gadis itu bisa menahan diri untuk tak terlalu dekat, untuk tak memeluk, tak bersandar, untuk mengurangi intensitasnya di hidup kekasihnya.

....

"Kau marah?" suara di sana terdengar khawatir, dan senyum Temari kembali terbentuk "Tidak, tentu tidak. Aku hanya takut, semakin lama kita menyembunyikannya, semakin menyakiti Ino"

"Kau benar. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk memberi tahunya, secepatnya"

.....

"Temari"

"Hn"

"Aku tahu ini sulit. Terimakasih sudah mengerti"

.

.

.

5

Anggaplah dirinya perempuan jahat. Ia tahu hari ini ulang tahun Ino dan Ia juga tahu kebiasaan mereka, merayakannya berdua. Tapi tidak, janji Shikamaru untuk memberi tahu perihal hubungan mereka hanya tinggal janji, pria itu terlalu menyayangi sahabatnya. Ditambah foto-foto yang dikirimkan mata-matanya di Konoha membuatnya panas.

Sungguh, jangan salahkan dirinya yang menggunakan kekuasaannya untuk memata-matai kekasihnya sendiri. Ia sangat mempercayai Shikamaru, namun Ia tetap perempuan yang punya rasa cemburu. Hatinya panas melihat foto-foto gadis barbie itu sedang memeluk kekasihnya, merangkul, bersandar dan pose-pose lain yang menurut Temari terlalu dekat untuk sepasang sahabat.

"Maaf aku tak memberi tahumu, aku hanya ingin memberimu kejutan" Ia tahu bahwa mereka telah membuat janji makan malam berdua, dan demi apapun Temari takkan membiarkan itu terjadi. Mulai detik ini dia harus bertindak.

Pria di depannya tampak masih terkejut. Tentu saja, Temari baru saja mengucapkan selamat ulang tahun kemari malam dan meminta maaf tak bisa menemani di hari ulang tahunnya. Lalu dipagi buta, dia menelpon mengabarkan dirinya telah di Konoha

Fate or DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang