Happy reading...
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari empat puluh menit yang lalu. Dan sudah tigapuluh menit pula dia berdiri di depan gerbang sekolah menunggu si kakak ketiga yang katanya akan menjemput. Dia memang belum diizinkan untuk membawa kendaraan sendiri oleh kakak juga orang tuanya, katanya harus duapuluh tahun dulu baru boleh. Sering sekali protes karena beberapa dari temannya sudah boleh membawa kendaraan sendiri padahal umur mereka juga sama. Tapi kakaknya juga akan selalu menjawab.
"Itukan mereka Jungie. Kalau kamu tidak boleh sebelum duapuluh tahun. Sudah tidak usah protes Hyung masih bisa jemput kamu setiap hari."
Begitu katanya, tapi lihat sekarang. Kakinya bahkan sudah pegal menunggu kakaknya yang tidak kunjung datang dari tadi.
Kakinya menghentak kesal dan bibirnya mengerucut. Ingin sekali rasanya pergi ke halte dekat sekolah untuk menumpang duduk. Tapi dia takut jika kakaknya datang dan tidak ada dirinya di sana maka kakaknya akan langsung pulang karena mengira sudah di jemput oleh kakaknya yang lain, atau lebih parahnya akan panik dan menghubungi semua saudaranya dan mengatakan jika si bungsu hilang. Jungkookie kan manis pasti banyak yang mau menculiknya.
Dan setelah kurang lebih satu jam lamanya yang di nanti-nanti akhirnya datang juga. Jungkook yang kepalang kesal langsung masuk ke mobil dan menutup pintunya sedikit keras membuat si kakak terkejut. Dia tau perbuatan nya tidak baik, kakak kakaknya selalu mewanti wanti untuk selalu sopan dan bersikap baik kepada yang lebih tua atau muda sekalipun. Tapi dia sudah sangat kesal, menunggu hampir satu jam itu capek loh! Dan untungnya si kakak paham dengan sikapnya.
"Jungkookie maafkan Hyung ya. Tadi di jalan macet, belum lagi tadi salah satu anak asuh Hyung ada yang cedera jadi Hyung harus mengantarnya dulu ke klinik terdekat."
"Seharusnya Hyung menghubungi aku kalau terlambat jadi aku bisa menebeng temanku saja. Atau memesan taksi." Jawabnya ketus tanpa menatap wajah kakaknya.
"Hyung pikir tidak akan selama itu tadi. Maaf ya?"
"Aku lelah Hyung, ayo kita pulang." Jungkook benar benar lelah sungguh. Ingin cepat cepat sampai rumah dan tidur agar otaknya kembali dingin. Jika di tanya kenapa tidak menghubungi kakaknya yang lain atau langsung memesan taksi saja maka jawabannya karena si kakak yang mengatakan sudah di jalan dan akan sampai sebentar lagi. Itu pesan yang dikirim kakaknya sepuluh menit sesudah bel berbunyi.
Menghela napas pelan dan mulai menjalankan mobilnya sesuai perintah si adik, sesekali merilik pada Jungkook. Yang di lirik tentu tau tapi memilih abai.
Jungkook memejamkan mata karena rasanya matanya sudah berat sekali, saat dia sudah benar benar akan menyelami dunia mimpi dia merasakan mobil yang di tumpangi nya berhenti membuat nya kembali membuka mata.
Dia menatap kakaknya seolah bertanya dan si kakak hanya tersenyum menanggapi.
"Ayo turun dan pesan apapun yang kamu mau." Ucapnya membuat mata bulat Jungkook berbinar.
"Sungguh?!"
"Iya."
"Hyung sedang menyogok ku ya?" Tanyanya lagi membuat yang di tanya tertawa kecil.
"Hahaha... Anggap saja begitu."
Setelahnya Jungkook hanya mengangguk dan segera turun dari mobil. Ah kakaknya memang sangat pintar dalam membujuk. Padahal memang dia saja yang gampang di bujuk. Atau tidak?
Masuk kedalam Jungkook segera pergi ke bagian tempat memesan dan langsung memesan apapun yang ia sukai, di belakang kakaknya hanya melihat dan sesekali menghela napas. 'seorang rapper terbaik akan segera menceramahiku. Semoga telinga ku tetap baik baik saja.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu sayang
RandomCuma tentang mereka yang terlalu sayang pada si bungsu hingga ingin marah pun rasanya tidak tega.