Gio

61 15 1
                                    

"kau tidak pulang?"
"Mau pulang kemana? " Ucap lelaki itu sambil menyeruput wisky mahal di tangannya.

" botol ke berapa?" Balas Jhon sambil duduk di samping sahabatnya.

"Hah.. aku hanya cari hiburan Jhon,"
" Kenapa kau tidak pulang? Bukannya hari ini orang tuamu kembali?"
" lalu apa hubungannya denganku?"
"Kau ini, sangat tidak masuk akal, mereka itu keluargamu,"
"Dan disini rumahku,"

Jhon terdiam. Ia merasa kurang nyaman dengan pembahasan mereka.

" Bagaimana pendapatmu tentang gadis itu?"

" Gadis? Siapa? Kau kehabisan bahan pembicaraan ya?" Tawa Gio yang bisa membaca sikap dari sahabatnya.
"Ya...aku pikir kau sedikit lebih ceria saat bertemu dengan gadis itu. Kau juga tampak berbeda saat dia ada di sampingmu,"

Gio tersenyum,"baiklah kali ini kau berhasil, aku akan segera bergegas untuk pulang," ucapnya sambil berdiri .

"Tidak Gio,Kali ini aku serius, aku merasa ada sesuatu antara Kau dengan Yuana. Dan kalaupun itu benar-benar terjadi, aku pikir itu bukan hal yang buruk. Justru sebaliknya, justru sebaliknya, aku rasa itu akan menguntungkan kita. "

"Apa maksud dari ucapanmu Jhon?"

" beberapa kali aku menemukannya bersama dengan anak-anak itu, Aku pikir kau bisa memanfaatkannya untuk dapat menguasai mereka,"

"Kau sedang tidak berbicara tentang Yuana bukan?"

Jhon mengerutkan keningnya,
"Jangan bilang kau benar-benar jatuh hati padanya Gio?"

"Aku tidak berkata seperti itu, Yang aku tanyakan, dari mana Kau mempunyai pemikiran seperti itu? "

"kau sama sekali tidak memiliki pemikiran itu?Jangan bilang kau tidak berpikir tentang kita?ingat Gio, dari awal perempuan itu masuk, kita sudah punya rencana. Dan aku harap kau tidak melupakan rencana itu!"
Tegas Jhon dan meninggalkan Gio sendirian.

Gio terdiam dengan wajah kebingungan, untuk pertama kalinya  ada yang bisa membuatnya untuk tidak berpikir tentang balas dendam, di sisi lain ia paham Kenapa John begitu berambisi untuk memanfaatkan Yuana sebagai alat balas dendam.
Pilihan sulit terus memenuhi pikirannya, dia bingung harus mengambil keputusan yang mana. John adalah orang yang terlebih dahulu ia kenal sebelum Yuana, tetapi hal tersebut tidak juga bisa membuat ringan isi kepalanya.

Di salah satu kursi yang ada di dalam ruangan itu, gimana tampak memegang kepalanya sambil sesekali menahan rasa sakit yang berasal dari punggungnya.

"Aku kan sudah bilang,  jangan banyak kegiatan dulu! Kau tahu luka itu bisa tambah parah, jika lebammu bertambah parah kau bisa kena demam! " Sopiee mengomel dari ponsel.

"Sopiee,  kau cukup memberitahuku Apa obatnya, agar aku bisa order. Jangan menambahkan kalimat-kalimat cerewet dari mulutmu! "Yuana balas gusar.

"Kau memang keras kepala! Setidaknya kau pikirkan siapa yang akan merawatmu di luar sana! Aku akan mengirimkan resep obatnya padamu! dan aku mau  kau segera mengabariku di mana posisimu, "ucap Sopiee yang kemudian menutup ponselnya.

Ahk....
Yuana semakin kesal, ditambah dengan rasa sakit yang terus-menerus menggerogoti tubuhnya.

Tit.. Tit...
Ponselnya berbunyi, tampak notifikasi chat masuk ke dalam WhatsApp Yuana.

Benar!
Chat itu berasal dari sopiee, setelah membaca resep obat yang dikirimkan oleh sopiee Yuana pun menonaktifkan ponselnya, karena ia tahu Sopiee akan melacak keberadaannya dari jauh.

Dengan tenaga yang tersisa, gadis itu pun beranjak dari tempat duduknya menuju pintu keluar perpustakaan sunyi itu.

"Ah... Kenapa lukanya semakin parah, bukannya semua sudah diobatin, Kalau begini aku benar-benar akan demam, "

Yuana berjalan sambil berpegangan pada rak-rak buku yang berdiri di sana, hari minggu perpustakaan itu selalu sunyi, tidak ada pengunjung lain, hanya ada beberapa kutu buku yang merasa nyaman berada di tempat sunyi tersebut.

" ternyata selain aneh, kau juga seorang kutu buku yang misterius, " suara itu berasal dari salah satu rak buku yang tak jauh dari Yuana.

Gadis itu menoleh dan mendapati orang yang sangat ia kenal berdiri di sana. Dan semenit kemudian amarah dan rasa kesalnya berlipat ganda.

Yuana menghela nafasnya,"aku sedang tidak ingin bertengkar, aku juga tidak minat untuk bertemu denganmu! anggap saja kau tidak melihat siapapun di tempat ini, anggap saja kau tidak pernah mengenalku atau bahkan berinteraksi denganku," ucapan sambi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuana menghela nafasnya,
"aku sedang tidak ingin bertengkar, aku juga tidak minat untuk bertemu denganmu! anggap saja kau tidak melihat siapapun di tempat ini, anggap saja kau tidak pernah mengenalku atau bahkan berinteraksi denganku," ucapan sambil memalingkan wajahnya menunjukkan rasa kesalnya.

"Kau pikir dirimu siapa! Kok berani memerintahku! "

"Kau, akh...
Brubh....
Gadis itu terjatuh kelantai

" kau baik-baik saja? "  ucap Stevano yang kaget ketika gadis itu terjatuh secara tiba-tiba.

"aku baik-baik saja sebelum bertemu denganmu! Duniaku begitu damai sebelum aku mengenalmu dan kawan-kawannya itu! "Yuana tidak bisa meredam emosinya.

" kau!" Suara Stefano tersendat, ia tersinggung dengan apa yang diucapkan oleh Yuana.

"Kalian itu tidak keren! Mengganggu orang lain dan membully mereka, tertawa di atas kesakitan mereka. Kalian pikir tangisan seseorang itu adalah lelucon!!"

" kok sakit jiwa!!" Stevano mulai terpancing.

" ya aku gila! aku gila bertemu dengan orang-orang sepertimu! Kau tahu aku akan semakin membaik, jika aku tidak bertemu denganmu! "

"Cukup!!! " Stevano murka.

" kau ingin melihat kejahatanku bukan! Kau benar, aku puas Mendengar tangisan-tangisan orang di sekitarku dan tangisan kalian adalah sebuah permainan buatku,"
Mata Lelaki itu tampak nanar.

Diam namun pasti, Yuana mulai merasakan bulu kuduknya merinding, dia bisa merasakan kemarahan Stevano.

" jangan kau pikir karena kau seorang wanita, kau bisa dengan bebasnya mau apa itu! Brengsek!"

Yuana kaget ketika Stevano membanting salah satu kursi yang ada di perpustakaan itu, kursi itu langsung patah berserakan.

Aku yakin suara itu sampai keluar perpustakaan, namun satu hal yang aku bingungkan.  kenapa beberapa orang dengan badan tegap dan seragam keamanan itu malah mundur ketika mengetahui bahwa yang membanting kursi itu adalah Stevano.

Mereka bahkan beranjak meninggalkan ruangan itu ketika Stevano mendelik marah ke arah mereka.

" kau tidak akan pernah mendapatkan pertolongan dari siapapun! Aku hanya akan menghentikan penderitaanmu Jika Kau memohon padaku!!! "
Ucap lelaki dengan wajah iblis itu sambil menggenggam erat kerah leher bajuku.

Apa yang ingin di lakukan Stevano?

PIECE OF  HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang