7. Penyihir Yang Dibuang

1K 90 0
                                    

"Apakah anda benar-benar tentara bayaran?!"

Kepala desa menatap Aletta dengan curiga, walau sudah melihat bukti keanggotaan tentara bayaran ia masih tidak percaya.

"Benar, saya baru saja bergabung"

"Tolong jangan bercanda nona"

Aletta menatap pria paruh baya didepannya itu dengan tenang.
Tapi dalam hatinya ia terus mengeluh betapa malang nasibnya.

"Saya disini hanya ditugaskan untuk mensurvei karena kami tidak memiliki banyak informasi tentang monster itu, jika kami dengan gegabah memanggil orang, bukankah itu hanya setor nyawa?!"

Orang itu menghela nafas lega.
Ia juga merasa apa yang dikatakan Aletta benar.

"Jadi begitu, pantas hanya nona yang kemari"

"Lalu berapa lama mereka akan tiba disini?!" tanya kepala desa.

"Kami tidak bisa menunggu terlalu lama" tambahnya.

Aletta menghela nafas pelan, karena lagi-lagi ia diremehkan oleh orang lain.

"Tergantung hasil survei saya, saya akan pergi sekarang agar mereka bisa segera kemari"

Kepala desa yang ingin mengucapkan beberapa patah kata lagi segera menutup mulutnya kembali dan segera mengangguk setuju.

[ Tumben host tidak banyak bicara kali ini?! ]

[ Mereka sedang panik, tidak baik menimbulkan keributan lain ]

[ Jadi begitu, tapi kenapa host mengatakan kemari hanya untuk mensurvei?! ]

[ Meskipun aku memiliki kemampuan, aku tidak yakin bisa membunuh monster itu ]

[ Host sangat kuat sekarang, Nini yakin host dapat melenyapkan mereka dengan mudah ]

[ Aku juga tahu kemampuanku, tapi aku merasa sedikit takut karena selama aku hidup aku hanya pernah membunuh nyamuk ]

Kekuatan Aletta memang tidak dapat diragukan lagi tapi ia sama sekali tidak memiliki pengalaman.
Percuma jika memiliki kemampuan tapi tidak memiliki nyali untuk menghadapi musuh.
Karena itu ia tidak berani sesumbar jika ia dapat menyelesaikan misi itu.

* * *
[ Itu monsternya?! ]

[ Benar host ]

[ Seperti goblin yang sering aku lihat di game atau anime ]

[ Itu memang goblin host, apa host sanggup menghadapi mereka?! ]

Aletta tidak dapat menjawab pertanyaan Nini.
Ia sekarang masih ragu-ragu dan memilih untuk terus mengamati para makhluk hijau mengerikan itu.

Aletta sangat tahu jika goblin itu makhluk yang jahat tapi ia belum siap secara mental.

[ Host, anggap saja ini seperti bermain game di dunia nyata ]

[ Game ya?! ]

[ Benar host ]

Setelah mendengar itu, perasaan ragu-ragu yang Aletta rasakan sebelumnya perlahan memudar.
Lalu ia mulai merapal sihir angin yang akan memotong mereka secara instan.
Hanya butuh beberapa menit kawanan goblin itu telah tumbang seluruhnya.

Aletta si pelaku yang membasmi mereka juga ikut tumbang setelah beberapa saat menonton adegan sadis itu.
Beruntung tidak ada bahaya disekitarnya dan Nini dengan sigap membawa Aletta masuk kedalam ruang spasialnya.

Setelah satu jam berlalu akhirnya Aletta terbangun dengan linglung.
Setelah meminum air yang dikeluarkan oleh Nini, ia merasa lebih baik.

[ Apa host baik-baik saja?! ]

[ Tak apa, aku hanya sedikit syok ]

[ Apa host sebaiknya ganti pekerjaan saja?! ]

[ Tak perlu, tentara bayaran gajinya cukup tinggi ]

[ Baiklah jika itu keinginan host ]

Meskipun masih sedikit merasa mual dan ngeri.
Aletta segera keluar dan mulai mengumpulkan mayat para goblin kedalam cincin spasial yang diberikan saat mendaftar.

Setelah selesai mengumpulkan semuanya, Aletta pergi menuju penjara kayu yang dibuat oleh para goblin.
Ada cukup banyak manusia yang dikurung disana dan semuanya dalam keadaan pingsan.

Aletta membangunkan semua orang dan meminta mereka untuk segera pergi dari sini.
Setelah itu Aletta juga bergegas pergi tanpa kembali lagi ke desa itu.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca..☺️☺️

Si Batu Loncatan Dan SistemnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang