buset, diriku sedang kesulitan mengumpulkan mood :(
Happy reading!!!
*****
Minggu, 31 Desember 2023.
Malam yang ditunggu selama satu tahun telah tiba. Jalanan yang semula normal, kini mulai ramai dengan para pengendara. Ada yang bersama teman, keluarga, ataupun kekasih, sedang asik memenuhi jalanan kota. Tidak ada satupun jalan raya yang merasakan kesepian malam ini. Banyak rumah-rumah yang mulai bersinar karena pesta yang akan mereka lakukan.
Dari sekian banyak keramaian yang ada, tidak terkecuali dengan satu rumah yang kini penuh dengan bau masakan. Halaman yang luas mereka jadikan sebagai tempat untuk berpesta di malam ini.
Gaby keluar dari rumah dengan membawa wadah besar berisi potongan daging ayam. Disusul dengan Aruna yang berjalan dibelakangnya dengan membawa banyak tumpukan selada.
"Buset, lo mau ngasih makan orang atau burung kenari?!" protes Mia yang melihat Aruna membawa lebih banyak selada dari dugaannya.
"Emak gue belinya emang nggak ngotak anjir. Masa tadi hampir berantem sama ibu-ibu lain cuman karena selada nya dia borong," jawab Aruna sembari curhat tentang yang terjadi sore tadi.
Selyn tertawa mendengarnya, "Ya lagian hari ini banyak orang yang nyari emak lo malah borong semua," ucapnya.
Gaby meletakkan wadah berisi potongan daging di atas alas duduk yang sudah mereka siapkan dari awal. Dia akan menyiapkan semuanya untuk memulai pesta. Sebenarnya di hadapan mereka sudah ada banyak makanan hasil masakan dari orang tua mereka, kecuali orang tua Gaby yang sudah pergi ke Solo. Tapi karena malam ini adalah acaranya menyambut tahun baru, membakar daging menjadi syarat utama.
"Ini mulai bakar sekarang?" tanya Gaby pada yang lain.
Mia melihat jam di layar ponselnya dan menunjukkan pukul sebelas lebih tiga puluh menit.
"Tinggal setengah jam lagi, gapapa sekarang aja," jawabnya.
"Biasanya mah orang bakar-bakar dari tadi anjirr. Lah ini setengah jam menuju ganti tahun," ucap Selyn baru menyadari keanehan mereka.
"Ya gapapa si, biar lebih wow."
Gaby tertawa mendengar jawaban Mia. Dia melihat sekitar untuk mencari ponselnya, "Hp gue mana ya?" tanyannya saat tidak menemukan benda yang dia cari.
"Ketinggalan di dalam mungkin," sahut Aruna.
"Masa ketinggalan di dapur?"
"Lo aja dari tadi kumpul nggak ada pegang hp, Gab."
"Loh?"
Gaby berusaha mengingat di mana dia meletakkan ponselnya. Sesaat kemudian dia mengingat sesuatu.
"Anjir, gue lupa kalau nasih di charger!!" serunya sambil berdiri untuk pergi.
Namun saat kakinya hendak melangkah masuk melewati pintu, Selyn memanggil namanya.
"Jangan lama-lama, Gab. Jangan sampai tahun udah ganti lo baru balik."
*****
Tak beda dengan suasana rumah Gaby, kini rumah Mas Deka juga sangat ramai. Dipenuhi dengan manusia-manusia yang asik dengan kegiatan mereka.
"Buset, nih acara tahun baru atau acara date, GILAA!!!" protes Oky dengan kesal.
Lihatlah, diantara mereka hanya Oky yang datang sendirian. Jenita, pacar Pandu, yang katanya pulang ke kampung halaman di jawa barat, tiba-tiba sudah ada di sini. Mbak Gina, calon tunangan Mas Deka yang tinggal di Surabaya, ikut hadir di acara malam ini. Tidak lupa juga dengan Alena, kekasih Andra yang menerima undangan khusus untuk ikut hadir dalam acara. Sedangkan Oky benar-benar datang sendirian.
"Siapa suruh lo dateng sendiri. Punya pacar kalau nggak dianggap ya gini jadinya," ucap Pandu mengejek.
"Lambemu!! Fitnah aja lo sukanya. Cewek gue lagi ada acara sama temen-temennya makanya ga bisa ikut," bantah Oky tak terima disebut tidak menganggap sang kekasih.
"Cewek lo kalau tau lo ke acara nggak ngajak dia sedangkan temen-temen lo pada bawa cewek, fiks pasti langsung overthinking," timpal Mas Deka yang ikut membully.
Oky berdecak kesal. Matanya tak sengaja menatap Alena yang duduk di samping Andra. Sempat tertegun karena melihat Andra mau membawanya ikut dalam acara ini.
"Lo Alena kan?" tanyanya membuat semua pasang mata menatapnya, tidak terkecuali Andra. Karena kehadirannya yang datang terakhir, membuat Oky tertinggal banyak hal.
Sedangkan Alena mengangguk dengan senyum tipis. Sedikit merasa tidak nyaman karena merasa seperti dia yang akan menjadi topik utama pembahasan mereka.
"Lo mirip temen gue," ucap Oky saat merasa bahwa Alena mempunyai kemiripan dengan seseorang.
Alena mengerjap, "Hmm, iya ya? Dari sisi mana kalau boleh tau?" tangannya penasaran.
Oky meraih satu gelas minum di depannya dengan santai, "Suara dan juga tatapan mata lo," jawabnya.
Mendengar jawaban dari Oky membuat Alena sempat diam. Mulai mencerna sesuatu yang dia dengar tentang dia dan teman yang disebut Oky.
Lain dengan Alena, terlihat Pandu dan juga Mas Deka yang berusaha memberi kode Oky untuk menghentikan pembahasannya. Seperti yang diucapkan oleh Oky, baik Pandu maupun Mas Deka sebenarnya juga merasakan hal yang sama.
Andra diam-diam mengepalkan tangannya. Menahan sesuatu untuk menghindari kekacauan.
Suasana sedikit tenang saat mereka mulai menikmati minuman dan juga makanan yang tersedia. Namun, pertanyaan dari Alena membuat suasana kembali menegang.
"Yang lo maksud mirip sama gue, dia teman dekat lo?" tanya Alena memancing.
Semuanya diam. Oky masih belum bersuara meski mulutnya terasa gatal untuk segera menjawabnya. Dia menunggu reaksi Andra, namun yang dia lihat hanya ada ekspresi tak peduli di wajahnya.
"Iya."
Alena tersenyum. Tebakannya benar.
"Terima kasih."
"Untuk?"
"Penglihatan lo yang sudah merasakan kalau gue mirip sama dia."
Oky mengernyit bingung. Namun sesaat kemudian dia terkekeh pelan.
"Emang lo tau siapa teman yang gue maksud?"
"Entah. Tapi dalam pikiran gue sudah ada tebakan yang kemungkinan besar itu benar," ucap Alena tersenyum manis.
Oky menganggukkan kepalanya. Seru sekali sepertinya.
"Lo berterima kasih, karena dalam tebakan lo orang yang gue maksud itu orang baik atau.." Oky sengaja menjeda ucapannya. Dia menatap Alena dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Seperti benci, tapi tidak. Seperti tidak suka, tapi juga tidak.
"Atau?"
Oky tersenyum miring, " Atau lo berterima kasih, karena lo bisa diterima di sini karena lo mirip sama dia."
"OKY!!!"
Alena diam mendengar nada remeh yang keluar dari mulut Oky. Sudah tidak peduli lagi dengan Andra yang tiba-tiba beranjak pergi. Juga sudah tidak peduli lagi dengan Pandu dan Mas Deka yang mulai mengomeli Oky. Alena sudah tidak bisa peduli dengan semua yang terjadi di sekitarnya. Pikirannya kini penuh dengan maksud ucapan Oky yang sebenarnya dia paham betul dengan itu.
Gaby Tamara. Perempuan yang mempunyai ruang khusus di antara mereka. Bahkan dengan kehadiran perempuan lain di sini pun, tidak membuat mereka berhenti membahasnya. Alena sendiri sebenarnya tidak masalah akan itu. Namun, dia sedikit terusik dengan ucapan Oky yang menganggap Alena bangga dengan kemiripan mereka dan memanfaatkannya.
*****
mood lagi kurang baik, maaf kalau banyak typo ya...
Salam manis,
Ahsidelife.

KAMU SEDANG MEMBACA
Time With You (SUDAH TERBIT)
RomanceJatuh cinta adalah satu hal yang paling dibenci oleh Gaby setelah satu tahun lalu. Tepatnya setelah dia menyukai salah satu teman satu kelas yang malah berakhir patah hati. Banyak kejadian dan kejutan yang terjadi. Membuat Gaby mengklaim bahwa tahun...