Bag 3 -Hijrah-

3.5K 130 0
                                    

Syifa sedang asyik membolak-balikkan majalah yang baru dibelinya siang tadi. Tiba-tiba ia merasa pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Ia melihat ke arah pintu dan tampak di sana sosok seorang Yunda. Syufa memberengut,

"Lo bisa kali kalo mau masuk tuh ketuk pintu dulu," sungut Syifa kesal melihat tingkah sahabatnya ini. Namun Yunda bukannya merasa bersalah malah terkekeh geli dan kini mengikuti Syifa yang sedang duduk di atas ranjangnya. Ia melirik sedikit pada majalah yang dibaca oleh Syifa

"Tumben lo baca beginian," ucap Yunda sambil ikut membalik lembar majalah yang ada di tangan Syifa. Syifa dengan cepat menangkis tangan Yunda. Mengesalkan sekali gadis ini, batinnya.

"Serah gue donk ah," ketus Syifa dan melanjutkan membaca majalahnya.

"Tapi gak biasanya Syifa. Apalagi ini majalah fashion. Lo kan sukanya baca novel-novel romantis yang bikin mewek. Eh jangan-jangan lo pengen belajar dandan ya biar bisa cepat dapat cowok lagi pengganti si Andre? Ah iya kan?" Ujar Yunda panjang lebar yang membuat telinga Syifa memanas.

"Lo berisik deh, Yun," seru Syifa kesal. Namun sepertinya sahabatnya itu tidak jera juga untuk menggodanya. Ia malah tertawa puas melihat Syifa yang kini memanyunkan bibirnya karena kesal. Tapi jujur ia masih penasaran mengapa Syifa tiba-tiba membaca majalah fashion. Terlebih saat itu majalah tersebut menampilkan edisi ramadhan, dimana fashion yang ditonjolkan adalah pakaian muslimah. Tadi sepulang acara isra' mi'raj di kampus Yunda memang meminta Syifa untuk menemaninya ke toko buku yang jaraknya tidak begitu jauh dari kampus untuk membeli buku resep masakan terbaru. Yunda memang hobi sekali memasak. Saat ia tengah mencari buku resep masakan, tanpa disadarinya Syifa juga sedang asyik membaca majalah fashion terbitan terbaru. Karena menjelang ramadhan, tentu saja majalah itu menampilkan sajian fashion muslimah. Dan tampaknya Syifa tertarik.

"Gue udah mutusin untuk berhijab" ujar Syifa tiba-tiba membuyarkan lamunan Yunda.

"What? Lo bilang apa barusan?" Pekik Yunda tak percaya. Sebenarnya ia mendengar apa yang dikatakan oleh Syifa barusan, tetapi ia merasa tidak yakin.

"Gue mau berhijab," ulang Syifa. Yunda menatapnya dengan tatapan tak percaya yang membuat Syifa risih. "Biasa aja bisa kali liatinnya" gerutu Syifa kesal. Yunda masih tidak mempercayai indra pendengarannya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya menatap Syifa dengan lekat.

"Gue gak salah denger?" Tanya Yunda lagi. Syifa mendengus,

"Serius Ayunda Pratiwi. Gue.mau.berhijab" seru Syifa seraya memberi penekanan pada tiap katanya untuk membuat Yunda percaya.

"Lo kesambet setan apa Fa?" Tanya Yunda yang akhirnya mendapat jitakan dari Syifa.

"Gue lagi waras gini kok lo tanya kesambet setan apa. Harusnya loe nanya gue kesambet malaikat apa gitu," gerutu Syifa kesal. Yunda terkekeh lagi.

"Oke-oke. Tapi lo udah yakin sama pilihan lo? Yakin gak akan ngelepas lagi? Lo aja kalo ngomong masi suka asal jeplak. Bisa dibarengi gak tuh hijab nya sama perilakunya? Sholat lo udah penuh?" Ujar Yunda. Syifa tampak berfikir.

"Tapi kan-"

"Iya gue tau, berjilbab itu wajib kayak yang dibilang pak ustad tadi. Loe bisa aja memperbaiki tingkah laku lo, tapi ingat, sekali lo memutuskan berhijab, jangan pernah sedikit pun lo buka. Hijab bukan aksesoris Fa," ujar Yunda lagi.

"Gue sebagai sahabat, pasti mendukung apapun yang lo lakuin terlebih lagi kalo itu ke arah yang baik," Syifa merasa terharu mendengar penuturan Yunda barusan. Dibalik sifatnya yang kadang menjengkelkan seperti tadi, jauh di dalam jiwa nya Yunda adalah sosok yang dewasa. Syifa merasa sangat beruntung memiliki sahabat sepertu Yunda.

"MAkasih ya Yun," ujar Syifa tulus yang dibalas pelukan dari Yunda

***

Syifa tengah melihat layar handphone nya saat berjalan menuju ruang kelasnya. Namun tiba-tiba ia merasa menabrak seseorang di depannya. Ia merutuki kebodohannya. Harusnya ia lebih fokus ke jalan ketimbang layar handphonenya. Ia pun mendongakkan kepalanya ke atas. Namun tiba-tiba rasa tegangnya menguap berubah menjadi rasa lega saat ia tahu bahwa seseorang yang ditabraknya adalah, Yunda.

Yunda memandangnya intens dari atas hingga bawah dan beralih dari bawah ke atas, membuat Syifa risih.

"Lo kenapa sih liatin gue segitunya? Ada yang salah?" Tanya Syifa kesal. Rasanya baru kemarin ia merasa beruntung memikiki sahabat seperti Yunda, namun kali ini gadis itu sudah membuatnya kesal lagi.

"Jelas ada lah!" Seru Yunda dengan nada yang -kedengarannya- seperti kesal.

"Apa?" Seru Syifa tak mau kalah

"Jilbab lo mana?" Seru Yunda lagi. Ia tak habis pikir dengan pemikiran Syifa, rasa-rasanya kemarin ia sudah memutuskan untuk berhijab. Tapi kenapa sekarang ia malah tidak menggunakannya. Malah sekarang ia menggunakan kaos berlengan pendek.

Syifa terlihat menggaruk-garuk kepalanya yang ia yakin tidak gatal sembari tersenyum memamerkan gigi gingsulnya yang menambah manis senyumnya.

"Nanti pulang kuliah kita ke mall yuk, temenin gue cari kerudung. Gue punya, tapi dikit. Gue pengen yang baru,"



Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang