BAGIAN 27 : TENTANG MIMPI YANG BELUM BERAKHIR

180 39 3
                                    

HENGGAVORIAthe reasons why I stay with you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HENGGAVORIA
the reasons why I stay with you

🪷

Mimpi buruk. Mimpi buruk tetaplah mimpi yang terjadi dalam tidur malamku, mengambang dalam semu, menangis begitu pilu, terperosok ke dalam alam bawah sadar tanpa ingat kalau aku pernah terjatuh, terluka, bahkan terbunuh ke jurang maya semata.

Mimpi buruk layaknya menyaksikan film mengerikan yang menghanyutkan dan memaksaku terus masuk ke dalam emosi tak berkesudahan. Aku hanya mengerti tentang cerita yang tak ber–ending sempurna, terpotong menjadi sepenggal kejadian, beralih ke bagian lain sebagai bentuk transisi menyakitkan. Dan ketika aku mencoba melawan, membuka mata untuk sadar kembali dalam bendungan realita, nyatanya yang aku temukan adalah kenyataan bahwa sesungguhnya realita itu lebih buruk dari mimpi yang aku dapatkan.

"Hai, namaku Ellie. Nama kamu.. Vyora kan? Ibu Panti yang bilang"

Dari ucapan tersebut, aku mengenalnya. Seorang anak perempuan bermata biru yang tiba-tiba mengulurkan tangan, lalu berlaku begitu akrab seperti kita adalah saudara.

"Hei Vyora, aku baru membuat sandwich di belakang, mau mencobanya?" dilain hari, gadis itu kembali menghampiri

"No Ellie, gue masih kenyang. Makasih" Vyora berlalu pergi

"Oh ya, kata ibu Panti, kamu jarang main sama anak-anak lain? Kenapa?" dia—untuk kesekian kalinya duduk di sebrang Vyora dan mengajak berbicara

"Engga ada, cuma engga pengin aja" Vyora melirik Ellie yang akan mengambil minuman. "Awas panas!!" reflek dia, memperingatkan

Ellie tak jadi menyentuh gelas itu, matanya tersenyum lucu kemudian menggenggam tangan si gadis berpakaian kelabu. "Kamu anak baik, terima kasih. Kita mulai berteman ya hari ini"

Gadis bermata doe tak langsung bereaksi. Sempat mereka bersi tatap sebentar sebelum Vyora memutuskan pandangan, memilih mengabaikan tawarannya dengan menarik tangan, pergi dari sana.

PRAK

"Astaga" kotak pensil Vyora terjatuh ke lantai

"Ini, lain kali hati-hati" Ellie membantu Vyora mengambil beberapa alat tulis

"Thanks ya" ia menerima bulpoin yang diulurkan dan tersenyum ramah

Berusaha menghargai upaya baik anak perempuan yang sudah lebih dari sebulan tinggal di Panti Asuhan. Tapi seharusnya, mungkin dia tak melakukan demikian. Karena setelah hal tersebut dilakukan, mimik sang lawan bicara seketika berubah. Ia menatap Vyora begitu sinis dan penuh dendam, entah kenapa.

"Baru selesai belajar, Vyora?" Ellie meneliti profil sahabatnya yang masih mengenakan seragam SMA, padahal sekarang hampir tengah malam

"Why you here?" tatapan Vyora berubah menjadi dingin

HENGGAVORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang