HAL pertama yang sadewa lihat ketika dia masuk ke dalam unit apartemennya adalah kirana yang sedang bergulat di dapurnya dengan celemek yang melingkar indah di pinggang rampingnya.
laki laki itu terdiam memperhatikan kirana selama beberapa saat sebelum gadis itu menoleh dan menangkap basah tindakannya.
kirana meliriknya sekilas sembari berjalan menuju meja makan membawa semangkuk cream soup yang masih mengeluarkan asap. “kalau mau ambil aja sa.” ucapnya pada sadewa yang tidak bergerak dari tempatnya. “thanks.” kirana mengangguk pelan.
sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin kirana tanyakan kepada sadewa dan begitu juga sebaliknya; namun keduanya sudah terlanjur berjanji untuk tidak mencampuri urusan masing masing selama mereka berdua tinggal bersama.
kirana :
“SADEWA TOLONG!”kirana :
“KELUAR DONG?”kirana :
“SADEWA SUMPAH!”kirana :
“TOLONGIN GUE.”kirana :
“LO NGAPAIN DEH?”“sadewaa!” suara merengek gadis itu berhasil membuat sadewa keluar dari kamarnya dengan handuk sebatas pinggang dan rambutnya yang masih basah. “kenapa?” tanya sadewa. “kecoa..”
kirana menatap seekor kecoa di bawah kursi tempatnya berdiri sebelum menutup matanya; tubuh gadis itu bergetar ketakutan.
sadewa menyunggingkan senyumnya sebelum mengambil obat pembasmi serangga yang berada di loker dapur, “udah.” kirana membuka salah satu matanya sebelum kembali berteriak ketika kecoa itu sedikit bergerak. “sadewa..” kirana hampir menangis.
sadewa mengulurkan tangannya pada kirana yang menggeleng cepat. “sorry,” laki laki itu melingkarkan tangannya di pinggang kirana dan menggendongnya—berjalan menuju kamar mereka.
“ngga mau turun?” kirana mendongakkan kepalanya. “ini mau.”
gadis itu tersenyum sarkas sembari mengusap air matanya yang membasahi bahu sadewa. “gue mau pakai baju.” BRUK! gadis itu melempar tubuhnya ke atas ranjang dan menutup wajahnya dengan selimut. “jangan ngintip.” kirana membulatkan matanya.
“NGGA COK!” lagi lagi kirana berhasil membuat sadewa tertawa.
🕊
“sadewa?” gadis itu sedikit mengintip laki laki yang tengah fokus dengan laptop di hadapannya. “hm?” lalu dia tegakkan tubuhnya bersandar pada kepala ranjang dan melanjutkan perkataannya.
“kamar di apartemen lo cuma satu ya?” ketikan di laptop sadewa berhenti—laki laki itu membalikkan tubuhnya untuk menatap kirana yang terlihat lebih gugup dari biasanya, “kenapa?” kirana menggelengkan kepalanya. “tanya aja sih..” dahinya mengerut.
“lo ngga nyaman?” kirana membulatkan matanya, “ngga! bukan gitu maksudnya astaga.” duh. “terus maksudnya gimana kirana?”
“biar ngga ketahuan sama pacar lo.” jawab kirana yang berhasil membuat sadewa terdiam selama beberapa saat.
“yang semalem dateng itu pacar lo kan?” lanjut kirana, “bukan.”
“...”
“gue ngga pernah punya pacar.” gadis itu berpikir sejenak. “hn..”
“jadi ada kamar lain ngga?”
“ngga.” dan setelah itu sadewa kembali fokus dengan laptopnya.
“sadewa sumpah lo ada dendam pribadi sama gue apa gimanaa.”
🕊
sadewa :
“udah makan belum?”kirana :
“apa.”sadewa :
“dibaca.”kirana :
“masih kenyang.”sadewa :
“lo manusia jenis apaan dah?”sadewa :
“pagi cuma makan soup.”sadewa :
“ini udah sore masih kenyang.”kirana :
“okay?”sadewa :
“gue beliin pasta.”sadewa :
“nanti dimakan kalau laper.”kirana :
“iya makasih sa.”“lah di read doang.”
“GUE LAGI NGAMBEK LOH?”
“tapi berharap apa.”
“apa sih ini perjodohan ngga jelas banget.”
“AHH KENAPA SIH.”
kirana mengacak rambutnya frustasi sebelum berhenti karena gadis itu mendengar seseorang yang sudah beberapa kali salah memasukkan kode apartemen sadewa. “ini cewek ma—” cklek!
“fuck!” kirana segera berlari masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya.
kirana :
“lo emang sialan.”5391.
KAMU SEDANG MEMBACA
5391
Fanfic[ ft. 박성훈 ; end ] somewhere between hello and goodbye; there was love, so much love. © 2O24