Ruang tamu di isi oleh tiga laki-laki dan satu wanita hamil. Mereka tengah mendengarkan dengan seksama cerita Healer Sam yang mendadak pergi ke Prancis.
"Aku di angkat menjadi bagian kepemimpinan rumah sakit, tapi belum tiga bulan aku sudah harus angkat kaki, bukan hanya dari rumah sakit tapi dari negeri ini, entah apa yang membuat Blaise Zabini berusaha menjatuhkan aku dengan mengatakan bahwa catatan keuangan rumah sakit menurun dan aku yang dituduh melakukan korupsi, entah bagaimana caranya Zabini berhasil mengubah data keuanganku di bank sehingga aku terbukti melakukan korupsi uang rumah sakit, ia juga yang mengirim aku ke Prancis, bukan atas keinginanku sendiri, aku bisa apa? aku hidup sendiri di sini tidak akan ada yang membelaku," beber Sam dengan pandangan kecewa.
"Apa kau termasuk dekat dengan Heana?" tanya Rexy.
"Ya, semua orang tahu begitu, sampai dituduh berselingkuh denganku, kan? aku minta maaf soal itu, Heana," kata Sam seraya menggenggam tangan Heana.
"Kau tidak bersalah, kau sendiri tidak tahu apa-apa, tapi aku memiliki pemikiran .... " ujar Heana menggantung.
"Katakan," titah Prince.
"Deepika ingin merebut suamiku, selain sengaja menggodanya, dia menggunakan Sam untuk menjauhkan aku dan Draco, entah bagaimana selembar foto aku dan Sam dalam posisi intim bisa tercipta padahal kami tidak pernah melakukan itu, aku pikir awalnya sesederhana mungkin bahwa itu adalah sebuah kesalah pahaman." Heana memberi jeda sembari menatap mereka satu persatu sebelum melanjutkan ucapan.
"tapi, ketika bertemu Pansy Parkinson di kedai kopi waktu itu, ia berkata dengan jelas bahwa Deepika bekerja sama dengannya dan juga Blaise Zabini, mereka mungkin berbagi tugas, dan tugas Blaise menjauhkan Sam dari aku, karena mereka tahu Sam ada dipihakku dan jika Sam tahu bahwa namanya digunakan atas tuduhan ini ia akan merepotkan rencana mereka, maka demi menghancurkan aku, ia juga menghancurkan karir Healer Sam."
"Benar, awalnya aku hanya memahami masalah ketika kita bertemu Pansy di kedai, maka saat itu aku langsung memerintahkan Rexy dan Nielson untuk mencari tahu tentang Pansy Parkinson dan Blaise Zabini, aku juga bertanya padamu tentang Deepika saudari tirimu itu kan?" sahut Prince.
"Lalu rencana kita apa?" tanya Nielson.
"Kumpulkan catatan hitam mereka dengan itu kita tekan kelemahannya dan sempitkan ruang geraknya, biarkan Heana memiliki kesempatan untuk memberi mereka pelajaran satu persatu," desis Prince.
"Berikan kesempatan padaku juga!" timpal Sam.
"Haha astaga, iya kawan!" Rexy menepuk pundak Sam dengan keras. Seperti itulah cara laki-laki bersahabat.
"Bersediakah kau Sam ikut bergadang malam ini untuk merangkum masalah tiga serangkai itu? agar kita cepat melakukan eksekusi," kata Prince.
"Itu gampang!"
"Apa aku bisa bergabung?" tanya Heana hati-hati.
"Tidak malam ini, bergadang tidak baik untuk kesehatan ibu hamil, coba tanyakan pada Healer kita." Prince menunjuk Sam dengan gerakan kepalanya.
"Benar sekali, jaga pola istirahat dengan baik, adik kecil." Sam menyahut sambil tersenyum manis.
"Bicaralah kawan!" Rexy menyenggol Nielson dengan bahunya membuat pemuda itu meringis.
"Kau rese sekali, aku bagian menyimak saja." Nielson menggerutu sebal memajukan sedikit bibirnya. Soal usia, Rexy, Prince dan Sam beberapa tahun di atas Heana dan Nielson yang seumuran. Nielson adalah pemuda manis yang berpostur tubuh kecil dan tinggi, jauh berbeda dengan Rexy yang bedegap.
***
"Kasus pertama, pembunuhan satu keluarga muggle, diduga ulah Nona Parkinson, kita selidiki apa tujuannya," kata Prince. Ia memegang secangkir kopi memerhatikan Nielson yang lihai dengan komputernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Heana| D.M|
FanfictionManusia memang tidak tahu diuntung, dihormati malah menjatuhkan. Siapa sangka, gadis lugu nan aneh itu kini menjadi orang yang paling kejam. Tampilan anehnya kini benar-benar berubah 180° membuat siapapun pangling melihatnya. "Aku yang dulu telah m...