perasaan sing

535 86 36
                                    

"Sing, cium Zayyan lima kali di bibir."

Tantangan dari Beomsoo sontak membuat suasana menjadi hening, kemudian terdengar tawa lepas dari semua orang di sekitarnya.

"Gimana, Leo? Boleh kan Sing cium Zayyan?" Gyumin bertanya dengan setengah bercanda.

Tentu saja pertanyaan itu mendapat tatapan tajam dari Leo yang langsung menarik Zayyan kepangkuannya.

"Yah... Ga seru ah, Leo." Kata Beomsoo.

"Iya, kasian Sing udah ga sabar pengen cium Zayyan. Ya, kan, Sing?" Ledek Wain.

"Jangan itulah, kasih tantangan yang lain."
Sing yang merasa malu kemudian tersenyum kecil.

Gyumin menyilangkan tangannya "Kamu harus lakuin tantangannya, apapun yang terjadi."

"Itu Zayyan nya lepasin dulu, Leo." Hyunsik tertawa.

"Ini cuma permainan aja, Leo, seru-seruan aja." Sahut Wain.

"Iya, ayolah Leo sekali ini aja." Bujuk Lex.

Davin yang berada di samping Leo berkata "Masa sama temen gitu sih."

"Betul itu, itung-itung pengalaman semasa sekolah." Timpal Hyunsik

Sing hanya bisa tersenyum kecut, di satu sisi ia merasa risih dengan tantangan ini, sementara itu, di sisi lain ia juga ingin merasakan bibir milik Zayyan.

Davin dan Beomsoo kompak merayu Leo, dan berkata bahwa ini yang terakhir kalinya.

Leo dengan wajah sedikit kesal akhirnya melepaskan pelukannya dari Zayyan "Oke, tapi harus di pipi, jangan di bibir. Jangan lebih dari satu kali." kata Leo menegaskan batasannya.

"Bibir! Jangan di pipi." Seru Beomsoo tak terima dengan perkataan Leo.

Tak mau lagi berdebat lebih panjang, Sing berkata "Gapapa di pipi, yang penting tantangannya beres."

"Ayo mulai tantangannya!" Gyumin tampak bersemangat.

Sing yang merasa canggung mendekati Zayyan dengan hati-hati. Dia tersenyum ringan dan memberikan ciuman singkat di pipi Zayyan, sesuai dengan batasan yang ditetapkan Leo.

✰✰✰✰

Dua hari setelah kejadian itu, Sing masih tak bisa melupakannya. Alasannya hanya satu, ia masih menyimpan perasaan pada Zayyan walau ia tau bahwa Zayyan sudah memiliki pasangan, yaitu Leo.

Seperti sekarang, dirinya melamun sambil mengingat kembali permukaan halus dari pipi Zayyan yang ia cium dua hari lalu.

"Ahhhh." Sing mengusak rambutnya frustasi.

Tiba-tiba Hyunsik muncul dengan wajah penasaran "Hei Sing, kamu keliatan kayak lagi ada masalah . Ada apa?" tanyanya lalu duduk di bangku di samping Sing.

Hyunsik memperhatikan ekspresi Sing yang tampak bingung dan sedikit suram.

Sing menoleh dan terkejut karena ada Hyunsik disampingnya. Dia memandang Hyunsik, bertanya-tanya apakah harus menceritakan tentang perasaannya pada Zayyan atau menyimpannya untuk dirinya sendiri.

"Cerita aja, aku siap dengerin keluh kesah kamu." Hyunsik memberikan senyuman.

Sing ragu sejenak tapi kemudian menghela napas panjang "Baiklah." ia memulai "Aku... aku rasa aku suka Zayyan lagi. Aku bingung, Hyun. Masalahnya bukan cuma perasaanku, Hyun," kata Sing pelan. "Zayyan... dia udah punya Leo."

Hyunsik mengangguk mengerti "Itu wajar, Sing. Tapi, apa kamu yakin tentang perasaanmu ke Zayyan? Karena menghadapi situasi kayak ini emang ga mudah."

"Aku tau. Setiap kali ngeliat mereka bareng, hatiku terasa sakit. Aku ga mau ngerusak hubungan mereka, tapi aku juga ga bisa mengabaikan perasaanku." Sahutnya dengan lesu.

"Sing, mungkin kamu harus ngobrol sama Zayyan tentang ini" Kata Hyunsik.

"Menyimpan perasaanmu sendiri cuma membuatmu semakin tersiksa." Sambungnya.

Sing tampak ragu "Tapi, Hyun, aku ga mau Zayyan ngerasa ga nyaman. Apalagi ada Leo..." Sing bergidik ngeri

"Emang resikonya besar." jawab Hyunsik. "Tapi seenggaknya kamu bakal dapet kejelasan. Bukan buat merubah hubungan mereka, tapi buat kamu juga. Kamu berhak dapetin kedamaian pikiran."

Sing mengangguk "Mungkin kamu bener. Aku perlu kejelasan, meskipun itu mungkin menyakitkan."

Hyunsik memberikan dukungan. "Aku bakal dukung kamu apapun yang terjadi."

Sing merasa berterima kasih atas dukungan Hyunsik. Dia tau ini bukan keputusan yang mudah, tapi juga menyadari pentingnya menghadapi perasaannya dengan jujur demi kesejahteraan emosionalnya sendiri.

✰✰✰✰

S

epulang sekolah, Sing meminta Zayyan untuk pergi dengannya ke kafe langganan mereka. Hanya berdua, Sing dan Zayyan. Di kafe langganan mereka, suasana tenang dan hangat. Sing dan Zayyan duduk di pojok kesukaan mereka.

Setelah memesan minuman, Sing mengumpulkan keberanian untuk memulai pembicaraan. "Zayyan, aku minta waktu kita di sini karena ada sesuatu yang mau aku omongin." mulai Sing dengan suara sedikit gugup.

Zayyan menatapnya dengan ekspresi keheranan "Tentu, Sing. Ada apa? Kamu keliatan serius."

"Ini tentang perasaanku... Aku ngerasain lagi sesuatu yang lebih dari sekedar temenan sama kamu. Aku tau ini mungkin ga tepat karena kamu udah pacaran sama Leo, tapi aku merasa perlu jujur sama kamu." Jelas Sing sambil memainkan sedotan kopinya.

Zayyan tampak terkejut, matanya membesar sejenak sebelum ia menundukkan kepalanya. Dia terdiam, mencerna apa yang baru saja didengarnya.

Sing melanjutkan "Aku ga mengharapkan apa-apa, Zay. Aku cuma ga bisa terus nyimpen perasaan ini. Kupikir lebih baik aku jujur daripada terus nyembunyiin perasaanku."

Zayyan mengangkat kepalanya lalu menatap Sing yang juga tengah menatapnya.

"Maaf." Hanya kata maaf yang keluar dari mulut Zayyan.

Sing menelan ludah, dia memaklumi bahwa Zayyan tak akan mungkin menerima.

"Gapapa, Zay." Kata Sing yang mencoba untuk tersenyum.

"Aku ga mengharapkan kamu merespons. Yang penting kamu tau perasaanku." Suara Sing terdengar parau.

Tak ada lagi percakapan diantara mereka, sampai lima menit kemudian Sing yang entah mendapatkan keberanian dari mana langsung berdiri dan mendekatkan wajahnya pada wajah Zayyan lalu dengan cepat menyambar bibir Zayyan.

Tbc

LOVE YOU LIKE I DO[LEOxZAYYAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang