Sesuai janji Coda pada Fang dan dirinya yang memang sudah berniat untuk sedikit menghibur Fang, Coda mampi ke kediaman Fang di Kerajaan Lama. Tempatnya berada di pinggir kota. Coda pikir akan sampai sebelum matahari terbenam.
Kediaman keluarga kerajaan Bestia sangat sepi. Coda pernah diberi tahu kalau pelayan atau tukang kebun hanya akan datang ke sini seminggu sekali, tapi karena Fang selaku pewaris kerajaan akan menempati tempat ini, Coda bisa melihat beberapa pelayan berkeliaran.
Coda tidak perlu pusing untuk memperkenalkan diri atau menyakinkan pelayan dan penjaga kalau dirinya mengenal Fang. Orang itu sibuk merapikan tanaman yang ada di halaman. Beruntung sekali tukang kerbun sudah mengerti kebiasaan Fang, kalau tidak dia bisa terkena serangan jantung.
Fang sibuk memangkas semak-semak dengan gunting besar saat Coda menghampirinya. Fang segera merasakan kehadiran Coda, dia berbalik dan tersenyum lebar. "Coda!"
"Fang, kau sudah ada di sini sejak pulang dari akademi?" tanya Coda mengedarkan pandangannya ke sekitar taman yang sudah hampir rapi.
"Rasanya aku bisa gila kalau diam saja," Fang tertawa sumbang. Dia menyeka keringat di pelipisnya. "Syukurlah sudah selesai sebelum gelap,"
"Kalau malam tiba dan taman belum selesai dirapikan kau akan memaksa untuk menyelesaikannya," Coda tersenyum tipis.
"Apa kau senang di sini?" Fang memulai pembicaraan sambil menyelesaikan semak-semak sisa.
Tubuh Coda beringsut menjaga jarak agar tidak terkena bagian tanaman yang beterbangan. Dia mengangguk meski Fang tidak melihatnya. "Tempat ini menarik. Meski aku tidak bisa membandingkannya, karena belum pernah pergi ke akademi lain,"
Ada jeda sebelum Fang bertanya lagi dengan suara tertahan. "Selain Faye, apa kau dekat dengan murid lain?"
"Faye mengenalkanku dengan klubnya. Mereka punya anggota dari Mistero, Alba, dan Eterno," Coda berpikir sebentar. Mungkinkah dia dekat dengan Erin?
Fang meletakkan gunting tamannya. Dia tersenyum puas melihat semak-semak yang menjadi rapi. Dia duduk di atas rerumputan. Menepuk tempat di sampingnya, meminta Coda untuk duduk bersamanya. "Bagaimana kau bisa dekat dengan Erin?"
"Kebetulan," jawab Coda singkat sambil duduk di sebelah Fang. "Aku bertemu dengannya saat dia datang ke Bestia untuk mengambil kartu dan saat itu aku pikir... dia menarik,"
"Saat aku melihat Orion juga begitu," Fang tertawa lepas. "Mungkin setelah kau menyelesaikan masa belajarmu, kita akan lebih sering berkeliling daerah kekaisaran,"
"Aku pikir harus melakukannya," kata Coda kalem. Dia tidak bisa meninggalkan Fang dengan ambisinya. Bisa-bisa dia tidak sengaja mati di tengah jalan, karena terlalu berfokus pada keinginan liarnya.
Wajah Fang yang sebelumnya riang berangsur menyendu. Dia menatap lurus ke ujung sepatunya. "Seharusnya aku lebih memperhatikan Faye. Aku juga ingin mengatakan ini pada Faye,"
Perkataan Fang menarik perhatian Coda. Dia bisa mengatakan ini dengan percaya diri kalau dirinya tumbuh bersama Fang. Coda tahu siapa yang Fang kenal di Bestia, tapi dia tidak pernah tahu tentang Faye. "Sejak kapan kau mengenal Faye?"
"Aku?" Fang menutup matanya mencoba mengingat. "Setelah hasil ujian masuk diumumkan. Aku mendapat kabar peringkat tertinggi diisi dua murid dari Bestia. Coda dan Faye. Aku sempat menemuinya. Kami mengobrol lama dan dia adalah anak baik,"
Fang menoleh ke arah Coda. "Aku menceritakan tentangmu. Dia bilang mengagumimu,"
"Faye?" kata Coda tak yakin. Fang mengangguk. "Aku pikir kalian akan berteman dengan baik dan benar...,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Note [Throne Of Stellar: Stardust Magic] (AU IDOLiSH7) HIATUS
FanfictionBerlian Bintang dengan kekuatan agung terpecah karena permintaan tak masuk akal untuk mendamaikan kerajaan. Coda yang awalnya merasa cukup dengan kehidupannya di Bestia bertemu dengan Erin. Hewan liar yang selalu membuat jantung Coda berdebar dengan...