BAB-4 senyumanmu

231 122 8
                                    

Dikala malam yang sunyi dengan diiringi seribu bintang yang menghiasi langit malam, membuat sang Desta Derata merasa nyaman untuk duduk di teras rumah nya sembari memandang pancaran sinar bintang yang indah menawan.

Dinginnya hembusan angin malam yang terlintas, membuat sang Desta merasa tak sadar bahwa dirinya sedang berusaha untuk mengembalikan senyumnya yang hilang diterpa angin.

Badai yang sedang terjadi tidak lah gampang untuk di lalui, namun dengan menerima semua yang terjadi, membuat kita dihiasi rasa abadi yang tak terhingga ujung nya menanti.

"Memang diluar sana masih banyak hidupnya yang tidak beruntung, namun ntah mengapa semua harapan gue buntung begitu saja, mulai dari kena penyakit jantung, badan remuk habis kecelakaan, huh... " Ucap Desta sembari menatap bintang bintang yang berkilauan.

"Dek... Harapan mu tidak buntung, engkau hanya sedang berada di dermaga yang rumpang, dan sedang menunggu titik Damai mu untuk datang. " Ucap Ibu yang mendengar ucapan sang Desta dikala malam. "Tapi Buu, untuk saat ini aku menganggap semua harapan yang awal nya terang, perlahan menghilang.. " Ucap sang Desta dengan Khawatir. "Tak apa jika engkau masih berpikiran seperti itu, namun seiring waktu berjalan kamu harus percaya sama jalan yang sudah Tuhan berikan kepadamu, dan tugas mu sekarang hanya menjalankannya saja. " Jawab sang ibu.

Mungkin banyak yang terlintas pada benak sang Desta, semua omongan yang sudah ibu lontarkan, tampak nya tidak dihiraukan. Rasa semangat yang awal nya membara, kini akhir nya pun sirna.
Sang Desta akhir nya masuk kembali kedalam kamar, dibantu dengan ibunya untuk menopang badannya yang sedang tidak baik baik saja.

Sesampai nya di kamar, ibu pun langsung menyuruh nya untuk tidur agar cepat sembuh, namun setelah ibu keluar dari kamar, sang Desta tetap saja tidak bisa tidur, ia hanya bisa memandang langit langit kamarnya yang hampa dan sunyi.

"Tuhan hanya pertanyaan ini yang masih kupertanyakan, mengapa dari banyak nya insan didunia, engkau hanya memilih diriku untuk menjalani segala ujian ini? " Heran Desta. "Semisal diriku ini engkau anggap mampu, apakah akan selama nya kemampuan diriku bertahan dalam badan yang lemah ini? " Ucap sang Desta.

Ia pun terus menerus meratapi nasib yang sedang ia jalani, dan pada akhir nya mungkin sang Desta terlalu lelah untuk memikirkan segala nya sehingga membuat dirinya tertidur dengan pulas.

Pagi yang cerah pun menyambut dirinya melalui celah jendelanya yang sedikit terbuka ke arahnya, namun semua waktu akan terasa hampa dan sunyi jika masih memendam semua rasa pahit kehidupan yang ia alami.

KREKK...

"Dek? Kamu udah bangun, kenapa kok bangun bangun langsung termenung gitu sih? " Tanya Ibu saat melihat Desta yang sedang termenung. "Engga papa bu... " Jawab sang Desta dengan lesu. "Adek mau apa biar seneng? Ibu cuman mau senyuman adek yang ceria itu kembali lagi. " Tanya Ibu. "Hmm... Aku lagi kepengen pergi ke pantai bersama temen temen lalu menikmati senja ibu, apakah bisa? " Jawab sang Desta. "Baiklah jika adek mau ke pantai bersama teman teman, ibu siapkan semua nya terlebih dahulu yaa? " Ucap sang Ibu.

Ibu pun segera bersiap siap untuk menyiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan untuk pergi ke pantai, dan tak lupa ibu pun langsung mengabari Beby, Arkana, dan juga Devan. Selang beberapa waktu setelah ibu mengabari mereka bertiga, akhir nya ada suara ketukan pintu yang terdengar.

TOK... TOK... TOK..

"Sebentarr.. " Ucap sang ibu Desta.

KREK....

"Haloo tante, Desta nya mana? Kita ada kejutan buat Desta di luar tante. " Ucap Devan dengan berbisik. "Kejutan apaaa nak? " Tanya ibu yang sangat heran. "Coba ibu liat kehalaman deh, tadi kita sempetin bikin spanduk terlebih dahulu untuk menyambut Desta, makanya tadi sedikit telat buat sampe kesini. " Ucap Devan. "Ya Allah nak... Makasih banyak yaa udah mau selalu ada untuk Desta, sebentar ibu bawakan Desta terlebih dahulu kesini. " Ucap sang ibu.

Ibu pun langsung ke kamar sang Desta untuk membawanya ke halaman, betapa kaget nya setelah sang Desta melihat tulisan yang ada pada spanduk buatan mereka.

"TARA KEJUTAN UNTUK LU DESTA. "
ucap kompak Devan dan kawan kawan.
"Makasih ya temen temen kalian selalu bisa bikin gue senang kalo lagi bareng bareng." Ucap sang Desta dengan terharu. "Coba deh lu baca apa tulisannya. " Ucap Arkana. "Semoga indah nya senja dapat menghiasi ruang hati mu yang hampa yaa? Go to pantaiii Destaa.. " Ucap Desta sembari membaca tulisan pada spanduk itu.

Tak lama Desta selesai membaca bacaan pada spanduk itu, Devan, Arkana dan Beby langsung berpelukan bersama, seolah mereka merayakan kemenangan sang Desta yang sudah bisa bangkit dari koma dan segala penyakit nya.

"Menurut gue manusia terkeren itu cuman... Desta Derata..." Ucap Arkana dengan candaan. "Hahaha, bisa aja lu Ka, ya udah gimana nih? READY UNTUK JALAN JALAN? " Ucap Desta dengan sangat bersemangat. "READY KAPTEN. " jawab serempak Devan dan kawan kawan.

"Ya sudah ayoo masukin barang barang kalian kedalam mobil ibu yaaa, ibu mau naikin Desta sama kursi roda nya ke mobil. " Ucap sang Ibu Desta. "Baik bu laksanakan... " Ucap Devan. "Ibu buku sama pensil aku udah dibawa? " Tanya Desta. "Belum dek, memang nya kamu mau nulis di pantai nanti? " Tanya ibu kembali. " Iya bu aku mau mendeskripsikan keindahan langit saat senja menerpa. " Jawab Desta. "Ya sudah sebentar ibu ambilkan ke kamar mu dulu. " Ucap Ibu sembari melangkah kan kaki nya untuk masuk kembali kedalam rumah.

Dan setelah semua persiapan selesai, Ibu pun langsung menyalakan mesin dan langsung berangkat menuju pantai yang sang Desta ingin kan, yaitu pantai Kejora. Waktu demi waktu mereka habiskan di perjalanan, cerita demi cerita saling mereka tukarkan selama diperjalanan, sehingga membuat mereka tak mengenal yang namanya nya bosan.

Perjalanan pun terasa singkat rasa nya jika di hiasi dengan canda tawa dalam perjalanan, akhir nya sang Desta dengan yang lain tiba di pantai yang ia inginkan, dengan suara gempuran ombak yang terdengar, dan kicauan burung membuat suasana sore itu semakin indah.

"Devan dan kawan kawan, ibu minta tolong buat bawain barang barang ke bawah pohon kelapa itu yaa.. " Ucap ibu kapada kawan kawan sang Desta. "Baik ibu dengan senang hati... " Ibu pun tersenyum tipis.

"Bu tolong antarkan aku kebawah pohon kelapa itu bu, aku engga sabar buat melihat langit yang mulai semu dengan iringan ombak yang bergemuruh. " Ucap sang Desta. "Oke deh kalo adek mau seperti ituu, tapi janji yaa? Kamu harus senyum yaa? Kalo langit sudah menunjukkan senjanya. " Ucap Ibu kepada sang Desta.

Ibu pun segera membawakan sang Desta kebawah pohon kelapa yang ia inginkan, lalu setelah sampai dibawah pohon kelapa, sang Desta sangat menikmati angin pantai dengan iringan kicauan burung dan juga suara gempuran ombak. "Ternyata masih banyak hal indah yang akanku temui jika tetap berusaha hidup di dunia ini. " Ucap sang Desta di dalam hatinya.

"Pantai nya indah banget ya Des? " Ucap Beby dari belakang sang Desta. "E-eh Iya Ta, pantai nya indah banget, andai saja alur cerita hidupku seindah pantai ini. " Seru Desta. "Langit pun tidak akan indah jika tidak ada pelangi Des, namun apa? Langit juga butuh badai untuk memunculkan pelangi yang akan menghiasi dirinya. Sama hal nya dengan mu, kamu sedang berusaha untuk mengakhiri badai yang sedang kau lalui, untuk bisa mendapatkan keindahan yang kau nantikan. " Ucap Beby dengan memegang pundak sang Desta sembari menatap ke arah senja yang akan datang.

"Ibuu, tolong ambilkan buku dan pensil ku, aku akan menulis ketika senja akan tiba. " Ucap Desta dari kejauhan. "Oke dek sebentar ini ibu sedang ambilkan. " Balas Ibu dari arah mobil. Ibu pun berlari menuju sang Desta dan memberikan pensil itu kepadanya. "Kira kira adek bakal nulis apaa pas senja datang? " Tanya ibu. "Ibu mau liat apa yang aku tulis? Kalo ibu mauu liat, liat saja tulisan yang akan muncul di buku ini. "

Waktu demi waktu pun sudah terlewati, dan senja sudah mulai menghampiri, dan ketika sudah waktu nya senja menyapa, disitu lah Desta mulai menulis pada buku dengan pensilnya.

Mungkin hidup ku saat ini sedang tidak baik baik saja langit. Namun aku berusaha untuk tetap bangkit dikala badai menerjang hingga sakit. Aku selalu berharap indah pada dunia, dan pada akhir nya dunia menjawab harapan ku ini melalui mu langit. Dengan senja mu aku tersadar akan keindahan yang tertunda untukku.

Desta Derata.

Desta DerataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang