Beberapa jam sebelum pesta pertunangan Joel dan WonyJelita atau yang kini berganti nama menjadi Jenna memandangi kotak beludru berwarna biru gelap yang disodorkan dihadapannya. Permata berwarna kuning itu masih terlihat sama. Berlian kuning langka yang sulit dimiliki.
"Apa sudah waktunya neng Rosa tahu asal usulnya?" Tanya sosok tua renta yang mengantar kotak berisi permata tersebut. Permata yang dititipkan padanya bertahun-tahun yang lalu.
Wanita renta itu dulu dikenal dengan nama mbok tini sekarang umurnya sudah 77 tahun, panggilan mbok berubah menjadi mbah.
Mbah Tini datang di kediaman megah Jelita paramita didampingi cucu laki-lakinya.
"Tugas saya sudah selesai, permata itu sudah sepantasnya jatuh ke tangan pemilik aslinya neng Rosa. Rasanya sekarang Mbah bisa menghadap sang pencipta dengan tenang."
Tangan keriput Mbah Tini menghapus bulir air mata yang mengalir turun di pipi Jenna. Pertemuan mereka selalu dipenuhi tangis haru seperti ini. Seolah mimpi rasanya mereka berdua berhasil melalui kejadian kelam dan menghindari takdir buruk bersama-sama.
Flashback 21 tahun yang lalu
Dulu Mbah Tini adalah sosok dukun beranak yang handal. Mbah Tini masih ingat betul bertahun-tahun yang lalu anak buah Acalapati mendatanginya malam-malam disaat semua orang berlindung menutup rumahnya rapat-rapat karena hujan turun dengan derasnya bahkan beberapa daerah hampir terkena longsor. Anak buah Acalapati menggedor-gedor pintu rumahnya yang lebih layak disebut gubuk dengan kasar. Mereka memaksa Mbok Tini ikut dengan mereka bahkan mengancam akan menyeret paksa Mbok Tini kalau dia tidak bersedia bekerjasama.
Dalam guyuran hujan Mbok tini keluar rumah dan dibawa kesuatu tempat yang dia ingat betul adalah pabrik dan gudang beras milik orang terkaya di kota itu. Siapa yang tidak mengenal sosok Acalapati, Mbok Tini hanya manut ketika disuruh memeriksa sesosok perempuan kurus yang dikurung didalam salah satu gudang. Kondisinya mengenaskan, tampak lemas dan berantakan. Ada piring makanan dan minuman yang tak terjamah disampingnya.
Anak buah Acalapati membisikkan sesuatu sebelum Mbok Tini mendekati dan memeriksa nadi serta beberapa bagian tubuh yang lain dari perempuan itu.
"Am-ampun tuan tapi sepertinya benar cah ayu ini sedang hamil. Masih sangat muda, saya kira ruh dan nyawa bayinya baru saja ditiupkan."
Wajah tegas Acalapati tampak menengang. Apa yang ia ragukan dan takutkan ternyata benar-benar terjadi. Ia berulang kali mondar-mandir dengan gelisah sesekali memukul tembok yang ada didepannya, menendang barang dan melempar apa saja yang ada didepannya seolah menolak kenyataan yang terjadi.
Mbok Tini merasa takut namun sesekali menoleh dan merasa prihatin melihat kondisi gadis yang terikat itu. Ia teringat anak perempuannya yang dulu telah tiada.
"Mbok bisa tidak, pijat perutnya biar janin dalam perutnya mati."
Perkataan Acalapati begitu mengagetkannya. Bagai tersambar petir, ia yang selalu menolong wanita melahirkan kini disuruh membunuh bayi yang masih meringkuk nyaman di dalam kandungan.
Mbok Tini langsung berlutut memohon ampun.
"Ampun tolong dipikirkan lagi tuan."
"Saya akan bayar mahal mbok, saya tahu mbok buat makan saja susah. Upahnya ini besar, biar mbok sekalian bisa bangun rumah bagus dan cucu mbok bisa sekolah."
"Mbok gak sanggup rasanya itu terlalu berbahaya tuan mohon ampun sekali lagi. Kalau ada salah sedikit itu darahnya bisa ndak berhenti ngalir, bukan cuma anaknya tapi ibunya bisa ikut meninggal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust and Love
Hayran KurguNamaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang terlupakan bahkan namanya nyaris tak pernah disebut sebagai cinta pertama Romeo, karena seluruh duni...