Bab ke Kedalpan

49 26 10
                                    

Dalam perjalanan

" Bukankah, itu wanita yang tadi? " tanya Mark dalam hatinya.

"Kamu, sedang apa disini? " tanya Mark kepada Alisa.

" Kamu, ngapain kemari, kamu rindu ya padaku?, hihihi " balas Alisa sambil menutupi mulutnya.

" Ini, kedai ini langganan ku asal kamu tau " jawab Mark dengan senyum.

" Hei, apa yang sedang kamu tulis dalam diary itu? " tanya Mark kembali ke Alisa.

" Aku sedang menulis sebuah kisah-kisah ku yang tertanam dalam jiwaku, aku akan mengabadikannya, dalam sebuah buku harian ini " jawab Alisa sambil menunjuk bukunya.

" Hei, Alisa ngomong ngomong kata kata yang kamu tulis itu keren juga lo, jujur aku kagum membacanya kemarin, itu akan luar biasa jika dijadikan sebuah lirik dalam lagu " ucap Mark sambil memandangi jalanan.

" Kamu suka dengan lagu? " tanya Alisa kepada Mark.

" Ya lah, aku kan musisi " balas spontan Mark dengan percaya diri.

" Hmm... keren juga, kamu bisa nyanyi ? " tanya Alisa kepada Mark.

" Tentu saja, aku seorang vokalis band rock yang bernama Dynamite, suatu hari semua orang akan mengenal nama ku, aku akan sukses jadi salah satu bintang rock, aku percaya akan hal itu " teriak Mark sambil mengangkat tangannya.

" Hihi, aku percaya kok kamu pasti bisa, semangat ! " ucap Alisa sambil menatap Mark dengan senyum.

Tiba-tiba seorang pelayan datang dan membawa secangkir kopi hitam, dengan ramah pelayan itu meletakkan kopi hitam itu di depan Mark.

" Hei, hei siapa dia Mark ? " tanya pelayan itu yang sudah kenal dengan Mark.

" Sudah, diam lah dia urusan ku " balas Mark dengan pelan.

" Alisa, kamu suka kopi ? " tanya Mark sambil menatap wajah Alisa.

" Hihi, terimakasih aku sudah punya cappuccino, ini favoritku " balas Alisa.

Lalu Mark melihat ada yang kurang dari secangkir kopi hitam yang dihadapannya.

" Ah, krimer ?, si Jokki lupa memberikan ku krimer ? " tanya Mark dalam hatinya.

" Hei, Alisa tunggu sebentar aku akan mengambil sebuah krimer dulu " ucap Mark sambil berlari menuju ke tempat barista, Sementara Alisa hanya nyengir dan melihat Mark sekilas.

Sesudah Mark mengambil sebuah krimer ia tiba-tiba seakan terkejut melihat Alisa tidak ada disamping tempat duduknya.

" Ah, kemana perginya tu cwe?, hmm, tidak mungkin secepat ini " tanya Mark dalam hatinya.

Setelah Mark selesai minum kopi di kedai langganan nya itu, Mark langsung melajukan motornya balik ke rumahnya.

" Hmm, kenapa sekejap ia menghilang begitu cepat? ah, sudahlah yang penting dia indah juga, hahaha " tawa Mark dalam hatinya.

Keesokan harinya

Sore ini cukup hening dan indah dimana langit jigga juga menyapa Mark yang tampak berlari menuju ke tempat kedai kopi dimana ia dan Alisa bertemu.

Mark pun tampak menunggu di kursi tepi jalan sambil menikmati langit senja, tak terasa waktu begitu cepat berjalan Mark yang sedari tadi menunggu Alisa yang tak kunjung kunjung muncul membuat nya merasa sedikit kecewa.

" Huh, sudah lah mungkin lain waktu akan bertemu lagi " ucap Mark dalam hatinya sambil tersenyum melihat rembulan di malam yang cukup dingin.

' Terkadang waktu bisa membuatmu tertawa ataupun terjatuh akan sesuatu yang tidak bisa tergambarkan '

Hari demi hari Mark lalui, bahkan hampir setiap pulang sekolah Mark selalu mampir ke kedai tersebut dari menunggu di kursi tepi jalan, dari sore sampai malam atau terkadang lewat dalam setiap perjalanan tapi sayang Mark tetap tidak pernah melihat wanita itu kembali.

" Huh, sudah lah mungkin dia sudah tidak ada di kota ini lagi " ucap Mark dalam hatinya sambil meneguk teh tarik di tangannya.

" Hei men, gimana ni rencana kita kedepannya? " tanya Michael yang langsung duduk di sebelah Mark sambil membawa segelas kopi hangat.

Mark hanya menatap Michael sambil mengkerut kan dahinya.

" Band kita maksudnya, mau di bawa kemana?, kelulusan sekolah sebentar lagi aku bingung dengan masa depan ku " ucap Michael sambil menundukkan wajahnya.

Dengan santai Mark memeluk bahu Michael sambil menatap wajahnya.

" Hei men, kita lanjutkan dengan tampil dari kafe ke kafe bagaimana? " jawab Mark dengan santai sembari menatap wajah Michael.

" Baiklah, aku akan coba " ucap Michael sambil tersenyum kecil.

" Kita yang akan mencoba " jawab kembali Mark dengan senyum lebar, mereka berdua pun duduk sampai larut malam.

Kelulusan sekolah

" Suasa disini sangat lah dingin, hei, kamu mau melanjutkan ke universitas mana setelah lulus dari sini ? " ucapan beberapa siswa yang berhalu lalang di area koridor sekolah Mark yang mendengar itu hanya terdiam sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

" Baik lah, terimakasih semua atas kehadiran para siswa siswi maupun para orang tua siswa siswi yang saya hormati, saya Harry Wicaksono selaku kepala sekolah di SMK negeri**** tercinta ini sangat senang dan berterimakasih, tidak terasa waktu begitu cepat berlalu tiga tahun sudah kita bersama dan sekarang semua yang menjadi bagian keluarga dari sekolah tercinta ini akan tetap menjadi keluarga seterusnya " ucapan pidato dari pak Harry selaku kepala sekolah di SMK tersebut.

Saat kelulusan sekolah cukup banyak pertunjukan yang tampil begitu pula termasuk band nya Mark dan kawan kawan nya yang ikut memeriahkan acara kelulusan sekolah tahun ini .

Saat Mark dan rekan band nya hendak tampil ia melihat di area kerumunan para penonton dari siswa siswi maupun para orang tua siswa siswi yang hadir tapi Mark merasa sedikit kecewa melihat ibunya Anne tidak hadir, sambil mengusap hidung nya Mark dan teman temannya bersemangat tampil dalam acara kelulusan di sekolahnya tersebut.

Pulang ke rumah

Suara motor yang cukup bising terdengar di luar rumahnya tampak Rossi adik Mark membuka pintu menuggu kakaknya pulang.

" Kakak! " teriak Rossi langsung di sambut pelukan erat dari Mark yang langsung menggendongnya memasuki rumahnya.

" Oh, kamu sudah pulang ternyata, bagaimana kamu lulus kan ? " tanya Anne ibunda Mark sambil mengepel area lantai dapur dalam rumah nya.

" Kenapa kamu tidak hadir ? " tanya Mark sambil tampak menuang air panas kedalam cangkir teh.

" Maaf, ibu sibuk mengurus banyak cucian tamu Rossi ingin sekali melihat mu tampil di acara kelulusan tapi, maaf ibu tidak bisa hadir " jawab Anne sembari keluar dari ara dapur.

Mark duduk di bangku halaman depan rumahnya sambil di temani secangkir teh dan dua batang rokok ia membayangkan bagaimana jikalau keluarganya tetap utuh seperti keluarga teman-teman nya yang ikut hadir di acara kelulusan sekolah tersebut
Annie ibunda Mark hanya melihat sekilas anaknya dari jendela kamar tamu rumahnya.

" Maaf Mark " ucap Annie sambil menutup korden kamar tamunya.

To be continued....

Aurora of Alisa (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang