(I recommend) baca sambil dengerin lagu Menangis di Jalan pulang - Nadin Amizah biar feel-nya dapet ^__^my yellow.
[20.10]
Eunseok : : Wonbin
Sayang
ya??
EH
HZGDHSGSHSHW
SAYANGGG
AKHIRNYAAAAA
AKTIF JUGAAAA
AKU KANGENNNN
KAMU KE MANA AJAA T__THehe
Maaf ya, aku sibuk banget
Jadi ga sempet kabarin kamu.dw, yellow :3
Kamu gimana? baik 'kan?of course.
Mau ketemuan?PAKE NANYAAAAA
MSUU
DI MANSHAHAHAHA, santai aja sayangg
Tempat biasa, okay.——————
Wonbin melangkah ke kafe di pusat kota, tempat yang Eunseok sebutkan dalam pesan sebelumnya. Kafe itu bukan sekadar tempat untuk beristirahat sejenak, melainkan tempat di mana mereka sering melepaskan rasa letih setelah seharian bekerja. Tetapi kali ini, kehadiran Eunseok menjadi penawar kepenatan bagi Wonbin, begitu pula sebaliknya.Setiap di bawah cahaya hangat kafe, mereka menciptakan momen hangat yang selalu mengisi hati mereka dengan kebahagiaan. Tempat itu bukan hanya sekadar lokasi, melainkan panggung di mana kisah cinta mereka dipertunjukkan, di mana rasa lelah berganti dengan keceriaan saat bertemu.
Mungkin dengan hati riang, Wonbin melangkah ke dalam kafe, meloncat-loncat kegirangan karena akhirnya mereka bertemu lagi setelah seminggu kesibukan yang memisahkan mereka.
Mungkin kebahagiaan itu terpancar dari senyum lebar Wonbin yang terus bersinar. Saat sampai di sana, pandangannya tertuju pada Eunseok yang duduk di pojok, suatu tempat yang tidak biasa dipilih olehnya.
Sampainya di sana, Wonbin melihat Eunseok duduk di tempat yang paling pojok-sebelumnya, Eunseok jarang sekali memilih tempat di pojok seperti itu. Di sini Wonbin masih bisa berpikir positif, ia menganggap bahwa Eunseok ingin mengganti suasana.
"Sayang!" serunya penuh kegembiraan. Eunseok menatapnya dengan senyuman, dan tanpa ragu, Wonbin berlari untuk memeluk Eunseok yang masih duduk. Keberanian Wonbin untuk mengecup pipi Eunseok berkali-kali mengundang tawa dari kekasihnya.
"Duduk dulu, sayang." Perintah Eunseok kepada Wonbin, dan yang diperintah pun menurut.
"Seok, aku kangen banget tau!" Kata Wonbin sambil menghentakkan kakinya kecil. Wonbin akan selalu bertingkah seperti anak kecil jika sudah bertemu kekasihnya, dan Eunseok suka itu.
"Aku juga, " jawab Eunseok. "Aku mau ngomong sesuatu, " lanjutnya.
"Mm? Ngomong apa?"
Sebelumnya, senyum Wonbin perlahan meredup, seakan mendeteksi kehadiran kata-kata tak menyenangkan yang hendak berkisar di udara. Meski hatinya telah bersiap, namun ketakutan menghampiri seperti kabut gelap, merayapi relung-relung hatinya.
Wonbin mencium perubahan dalam alunan perilaku Eunseok, suatu melodi yang tak lagi harmonis dalam dua bulan terakhir. Seakan terpaksa, nuansa canggung melingkupi setiap pertemuan mereka, dan pesan jarang menghiasi ruang hampa ketika mereka terpisah. Kecemasan merayap dalam benak Wonbin, mengejar bayangan ketidakpastian di lorong-lorong hubungan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selesai | Eunseok x Wonbin oneshoot
RandomPertemuan terakhir di kafe menjadi panggung di mana keputusan sulit diungkapkan, merinci keretakan yang memisahkan mereka.