Chapter 13: Yang Disembunyikan. (3)

819 77 3
                                    

Note. Semua cerita ini hanya karangan yang dibuat, tidak ada sangkut pautnya dengan sifat atau karakter yang ada dan juga tidak berniat untuk membuat nama karakter yang ada di sini menjadi jelek. Semuanya hanya imajinasi dan karangan semata. Akan banyak salah kata atau typo  di chapter khusus flashback ini, jadi mohon dimaklumi.

Warn¡ rape, sensitive content, criminal case.

.
.

Sakit. [Name] merasakan sakit di kepalanya, tapi lebih sakit lagi di vaginanya. Dia bisa mendengar suara samar-samar memanggil namanya, suaranya begitu halus dan lembut, tetapi bergetar. Rasanya juga hangat, [Name] ingin seperti ini karena takut melihat bagaimana sosok ayahnya yang sekarang. Tetapi suara itu terus memanggil dirinya hingga dia terpaksa membuka matanya secara perlahan, cahaya seakan menusuk matanya dan seluruh rumah berisik.

Mobil polisi, suaranya begitu nyaring hingga [Name] membuka matanya. Yang dia lihat pertama kali adalah ibunya dan Reo yang menatapnya dengan khawatir, apalagi ibu [Name] yang menangis kencang saat melihat apa yang menimpa putri satu-satunya. [Name] membuka matanya, kini dia bisa melihat wajah ibunya lebih jelas.

Semuanya selesai, tidak ada ayahnya. Yang dia lihat adalah ibunya, ibunya. [Name] menangis kencang dan memeluk ibunya ketakutan, "ibu! Ibu! Ibu!" Mendengar anaknya berteriak ketakutan membuat hati sang ibu hancur, tak bisa membayangkan apa yang telah dialami oleh anaknya begitu kejam. Pasti menakutkan, seharusnya dia pulang lebih cepat.

Reo juga begitu, melihat ke arah [Name] yang memeluk ibunya dengan kencang sembari menangis. Baru kali ini dia melihat [Name] menangis seperti ini, dia sangat berantakan dengan darah yang berada di antara kedua kaki perempuan itu, itu bukan darah perawan tapi tetap saja vagina itu berdarah karena terluka. Menakutkan. Reo saja tak bisa membayangkan bagaimana jika menjadi [Name], padahal baru saja Reo melihat senyuman cerah [Name] karena berhasil lepas dari Aiku.

Tetapi semuanya hilang lagi, Reo jadi meragukan apakah dia bisa melihat senyuman seperti tadi siang. Seharusnya Reo lebih cepat, seharusnya dia menyadari bahwa ponsel [Name] ketinggalan di mobilnya lebih cepat, andai dia lebih cepat. [Name] pasti tidak akan mengalami hal ini, andai dia bisa meninju pria brengsek itu lebih cepat.

Reo melirik ke arah ayah [Name] yang sekarang diamankan oleh pihak berwajib, laki-laki itu juga meraung. Tetapi meraung karena marah, bukan meraung karena ketakutan seperti [Name] yang sekarang dipeluk oleh ibunya. Ayah [Name] terpaksa dibius sementara karena terlalu mengamuk, diduga karena narkoba yang menghilangkan kewarasannya.

"Ke-Kenapa... Kenapa harus aku? Aku kotor... Aku... Aku menjijikan. " Ibunya menggeleng kencang, semakin memeluk anaknya dengan erat. Anaknya yang malang, seharusnya dia tak merasakan semua ini. Seharusnya [Name] sejak kecil bahagia, seperti anak pada umumnya. Tidak perlu mendengar perkataan teman-temannya yang mengolok-olok dirinya karena punya ayah seorang pemabuk.

Tangan Reo terkepal erat, ingin sekali dia meninju ayah [Name] lagi. Dia belum puas, bahkan jika bisa dia ingin meninju pria itu sampai mati atau menghancurkan tengkorak kepalanya hingga sehancur-hancurnya. Melihat [Name] yang meringkuk di pelukan ibunya, dengan sirine ambulans yang muncul membuat para tetangga berdatangan dan merasa iba pada perempuan yang malang itu.

[Name] menangis sampai dia mulai kesusahan bernafas, saat para perawat rumah sakit ingin mengambil alih [Name], perempuan itu malah menangis lebih kencang dan memberontak jika dipegang oleh orang lain. Dia hanya ingin ibunya, dia terlalu kotor dan menjijikan. [Name] hanya ingin dipeluk ibunya.

【Fanfiction Blue Lock】 Serendipity⚠ [Kaiser Michael]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang