BIL XI

7.6K 394 4
                                    

I am back with Billy's POV!!

Billy's POV

Semua undangan bertepuk tangan setelah aku mengakhiri permainan pianoku. Odel, sepupu Liam yang juga partner tiba-tibaku di acara pesta ulang tahun pernikahan Tate Olivia dan Om David, tersenyum kearahku dengan mengacungkan jempolnya. Lalu gadis berambut pirang itu turun mendahuluiku.

Aku berdiri juga ikut turun dari panggung. Mataku mencari-cari sosok Nabila, gadis yang membuatku teringat padanya saat memainkan musik tadi. Ketika mataku sampai di meja keluarga De Vanza, dia tidak ada. Kemana dia?

"Good job bro!" teriak Liam berusaha mengalahkan suara mc yang sekarang sudah mengambil alih. "Mommy dan daddy sampai terhanyut sama suasana romantis yang kalian buat. Wine?"

Liam mengangkat gelasnya yang berisi cairan ungu gelap. Aku mengangguk dan dia membawaku ke meja bundar yang ditata sedemikian rupa dengan gelas bertingkat. Diatasnya ada cairan wine yang terus mengalir.

Liam mengambil gelas paling atas yang sudah terisi setengah wine dan memberikannya padaku. Aku mengucapkan terima kasih dengan bahasa jerman, yang sempat membuatnya tertawa, dan menyesap minuman itu sedikit.

"Bil!" Suara seorang gadis yang samar terdengar dari belakangku karena musik telah berganti dan cukup keras, membuatku menoleh. Nabila berdiri disana dengan anggunnya. Dan dia berbeda. Ku kira, dia akan menggunakan gaun yang dipilihnya kemaren yang membuatnya cantik. Tapi sekarang dia masih cantik, hanya saja gaunnya malam ini terlalu membuatnya, hm, seksi.

Nabila mengerutkan alisnya. "Aku mau bicara sebentar. Bisa?"

Bicara? Mau berbicara denganku? Sepertinya serius.

Aku mengangguk lalu menyerahkan gelasku pada Liam.

"Permisi dulu, adikmu mencariku," bisikku pada Liam yang disambutnya tatapan memperingati.

"Ingat. Dia adikku!"

Aku mengabaikannya. Berbalik ke Nabila yang sekarang masih menatapku. Lalu dia berbalik dan aku mengikutinya kemana dia pergi.

***

"Aku memaafkanmu." Itu kalimat pertama yang dilontarkan Nabila setelah beberapa menit kami duduk disini. Disofa didepan kolam berenang. "Aku memaafkanmu. Kau dengar?" katanya lagi sambil menoleh padaku.

Ya aku dengar. Sangat mendengarnya. Tapi hal itu malah membuat banyak pertanyaan di otakku, dengan pertanyaan kenapa yang sangat besar.

Kemarin Nabila masih dengan sangat menolak memaafkanku. Tapi sekarang, dia malah dengan murahnya mengajakku bicara, berdua, dan mengatakan kalau dia memaafkanku. Apa ada yang aneh disini?

"Kau? Memaafkanku? Atas dasar apa? Kenapa bisa?"

"Bukannya selama ini itu yang kau minta? Itu yang kau tunggu kan?" Nabila menatapku dingin dengan kepalanya miring ke kanan.

Ragu-ragu aku mengangguk. Tapi tidak mungkin semudah ini maafnya kudapatkan kan? Atau dia memang sudah ingin berbaikan denganku?

Sebelum aku sempat bicara, Nabila sudah membuka mulutnya duluan. "Dengarkan aku Bil. Aku berhenti mengharapkanmu sudah lama. Aku juga sudah membuka hati yang baru. Aku sudah bersama Vicky. Kau ingat? Pria yang kau suruh aku untuk menjadi pacarnya dulu. Dan aku mengabulkannya sekarang."

Deg..

Jadi ini masalahnya. Membahas masalah lama? Dan apa hubungan semuanya? Memaafkanku, mereka, dan..

"Aku mohon. Beri jarak padaku. Melihatmu disekitarku membuat aku," lanjutnya sebelum otakku sempat memikirkan alasan apa dia memaafkanku. Ternyata ini?

BilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang