HALOO
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di sini berupa vote dan comment ya!
Mohon tandai juga kalo ada typo⚠️
Please do not commit plagiarisme⚠️ dilihat-lihat masih banyak ya yang main copy paste
Ilmu itu mahal gesss
Happy Reading ᝰ.ᐟ
•••
Bab 05: Pembalasan yang Tak Terduga
Kejadian di kamar 17 masih terus menghantui Luna dan teman-temannya. Ketenangan yang mereka dambakan terasa mustahil.Bahkan Januari, yang biasanya paling rasional, mulai merasakan sesuatu yang ganjil sejak malam itu.
Hari itu, setelah kejadian malam sebelumnya, mereka berkumpul di ruang santai. Luna duduk di sudut ruangan, memeluk lututnya, terlihat masih terguncang. Mahendra, yang biasanya bar-bar dan santai, untuk pertama kalinya terlihat serius.
“El,” panggil Mahendra kepada Gabriel, “lo yakin Pak Arif nggak mau cerita lebih banyak soal sejarah tempat ini?”
Gabriel mengangguk. “Iya. Waktu gue tanya lagi tadi pagi, dia Cuma bilang kalau kita harus berhati-hati. Nggak ada penjelasan detail.”
“Gue rasa dia tahu lebih dari itu,” sela Elang sambil menyandarkan punggung ke kursi. “Mungkin ada alasan kenapa dia nggak mau buka suara.”
“Kalau gitu, kita cari tahu sendiri,” kata Januari. Suaranya tenang tapi tegas, seperti biasa.
Luna akhirnya angkat bicara. “Aku nggak yakin kalau aku sanggup, Janu. Semalam... Aku ngerasa kayak dia lagi coba bilang sesuatu, tapi aku nggak ngerti apa maksudnya.”
Septian menepuk bahu Luna dengan pelan. “Lun, gue tahu ini berat buat lo. Tapi kita ada di sini. Kita nggak akan ninggalin lo sendirian ngadepin ini.”
Luna hanya mengangguk pelan. Meskipun ia merasa sedikit lega, rasa takutnya masih menghantuinya.
Sore itu, mereka memutuskan untuk menyelidiki area asrama yang jarang mereka perhatikan sebelumnya. Mulai dari ruang bawah tanah hingga gudang lama di sisi belakang sekolah.
Mahendra, yang membawa senter kecil, berjalan di depan bersama Januari. Gabriel dan Elang mengikuti di belakang, sementara Luna dan Septian menjaga langkah mereka.
“Kenapa gue ngerasa tempat ini makin serem tiap kali kita jelajahi?” gumam Elang sambil mengarahkan senter ke sudut gelap ruangan.
“Karena lo kebanyakan mikir,” jawab Septian dengan nada bercanda, mencoba mengurangi ketegangan.
“Sep, ini serius,” ujar Mahendra, menoleh ke belakang sebentar. “Lo nggak lihat betapa anehnya suasana di sini? Seolah ada yang ngamatin kita.”
Mereka tiba di depan sebuah pintu tua yang terbuat dari kayu. Warnanya sudah pudar, dan beberapa bagian kayunya terlihat lapuk. Mahendra mencoba membukanya, tapi pintu itu terkunci rapat.
![](https://img.wattpad.com/cover/361216401-288-k730513.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAGEDI KAMAR 07 - 17 [SELESAI]
Mystery / Thriller[THRILLER AREA!] Bina Harapan Boarding School, dengan gedung-gedung megah dan fasilitas lengkap, terlihat seperti tempat yang sempurna untuk belajar dan berkembang. Namun, di balik kemegahannya, ada rahasia kelam yang mengintai, menunggu untuk mengu...