Memo 1

488 27 6
                                    

Hujan yang semakin deras membasahi bumi membuat setiap percikannya membasahi setiap manusia yang nekat menyerobot demi sampai pada tujuan lebih cepat, bahkan payung tak mampu melindungi tubuh untuk tak kuyup. Akhir-akhir ini langit memang sedang tidak bersahabat bahkan kerap hujan beriring dengan guntur yang menggelegar.

Derap langkah cepat seorang perempuan membelah setiap genangan air di jalan sambil memegangi payungnya erat, matanya tetap fokus ke depan memandang seorang pria yang berlari kecil sambil menutup kepalanya dengan jaket tebal hitam, dia mengikutinya seolah takut akan kehilangan jejaknya. Pria itu berhenti di halte, lalu beranjak cepat masuk ke dalam bus yang sudah berhenti di hadapannya. Dan begitu melihat sang pria sudah masuk ke dalam bus sia perempuan yang dari tadi mengintilinya dengan langkah yang lebih cepat terburu-buru ikut masuk ke dalam bus.

Mencoba menepuk-nepuk pelan pakaiannya dari sisa percikan air hujan sebelum menatap ke kursi bus di sebelahnya, tatapan yang sedikit mengiba melihat pria itu menatap keluar jendela sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya ke lengan.

"Mau kemana???" Akhirnya sang gadis berpindah duduk persis di bangku sebelah pria itu dengan senyum kecil. Mata pria itu menyipit memperhatikannya saksama seperti sedang meneliti berusaha mengingat agar bisa mengenalinya.

"Anamia...." Kata di gadis sambil menunjukkan gelang berwarna merah di tangannya sambil ikut meraih tangan si pria yang juga mengenakan gelang yang sama.

"Anamia???" Ulangnya memastikan nama gadis di sebelahnya yang sudah tersenyum mengangguk.

"Hhhmmmm....Anamia!!!" Pria itu kemudian merogoh tas kecilnya untuk mengeluarkan handphone dan sebuah buku note kecil di sana, membuka lembar demi lembar halaman kecil buku itu. Senyum sedih begitu tersirat dari bibir dan mata Anamia menyaksikan 'Aksara' mencari sesuatu dari buku catatan kecilnya.

"Aksa...." Katanya dengan suara sangat rendah sambil menutup buku yang masih sibuk dibuka pria yang bernama Aksara tersebut... Anamia membuka lockscreen handphonenya dan handphone Aksara kemudian menunjukkan gambar mereka berdua pada pria yang masih terlihat bingung tersebut.

Anamia membuka lockscreen handphonenya dan handphone Aksara kemudian menunjukkan gambar mereka berdua pada pria yang masih terlihat bingung tersebut.

"Ini kita kan??" Dahi Aksara mengkerut seolah masih berusaha berfikir keras mengingat sesuatu.

"Aku Anamia, kamu lupa lagi?" Anamia kemudian mengambil buku itu dari tangan Aksa lalu menunjukkan sebuah catatan kecil di halaman pertamanya dengan tulisan kapital tebal.

"Aku Anamia, kamu lupa lagi?" Anamia kemudian mengambil buku itu dari tangan Aksa lalu menunjukkan sebuah catatan kecil di halaman pertamanya dengan tulisan kapital tebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku Anamia, kamu lupa lagi?" Anamia kemudian mengambil buku itu dari tangan Aksa lalu menunjukkan sebuah catatan kecil di halaman pertamanya dengan tulisan kapital tebal.

"Udah ingat??" Aksa menggeleng.

"Nggak papa...tapi kamu ikut aku pulang yah?" Dia mengangguk kali ini dengan mata meneliti gadis yang sudah duduk bersandar pada kursi bus di sampingnya, kepala Anamia kemudian bersandar di bahu pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AVENOIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang