"Apapun yang udah jadi milik gue, harus jadi milik gue. Gue bakal ngerebut apa yang jadi milik gue, walaupun harus pakai cara kasar."
-unknown
***
Aksa mengerjapkan matanya lalu melihat ke sekeliling untuk memastikan apakah ada orang atau tidak.
Dahi Aksa mengeryit saat melihat jika ruangan tempatnya tidur tadi kosong. Namun beberapa detik kemudian, Aksa harus dibuat terdiam saat mendengar suara tembakan yang arahnya dari taman belakang.
Aksa berjalan menuju taman belakang dengan mengendap-ngendap, takut jika itu suara tembakan dari penjahat.
Namun saat mengintip dari celah pintu, Aksa mendapati Alexa dkk bersama Victor dkk sedang latihan menembak.
Aksa berjalan menuju Alexa yang memang sedang asik mengarahkan pistolnya kearah target.
Dor
Aksa terkesima saat melihat Alexa menembak targetnya dengan sangat lihai dan cepat. Saat Alexa telah selesai menembak targetnya, dengan cepat Aksa memeluk tubuh Alexa dari belekang.
Alexa yang ingin mengisi pistolnya dengan peluru lagi itu pun terkejut saat mendapati ada sebuah tangan kekar yang memeluknya dari belakang. Namun saat melihat pemilik dari tangan itu, Alexa hanya diam saja.
"Exa," rengek Aksa dengan menduselkan wajahnya di punggung Alexa.
Alexa mengangkat alisnya lalu membalikkan badannya menghadap Aksa. "Kenapa?"
"Ajarin Aksa pakai pistol."
Alexa terdiam beberapa saat lalu menganggukan kepalanya. Setelah menganggukan kepala, Alexa menuntun Aksa ke tempat penembak. Dengan senang hati Aksa menuruti apapun yang Alexa lakukan kepadanya.
"Gengam pistol lo dengan benar. Posisi kaki kuda-kuda dengan lebar sebelar bahu. Terus angkat pistol lo setinggi mata lo. Fokus ke arah target lo," titah Alexa.
Aksa menajamkan tatapannya agar peluru dari pistolnya itu tidak meleset. Setelah dirasa pas, Aksa menarik pelatuk dari pistol tersebut.
Dor
Aksa menghela nafasnya kasar saat melihat jika peluru dari pistolnya itu meleset.
Alexa yang melihat Aksa kecewa dengan tidak keberhasilannya itu pun menepuk bahu Aksa untuk menyabarkan laki-laki itu.
"Lo cuman perlu banyak latihan lagi, Aksa. Jadi lo bisa datang ke sini buat latihan setiap hari, nanti ada bang Victor yang akan ngebantu lo," lembut Aksa.
Aksa tersenyum manis ke arah Alexa. "Makasih, Exanya Aksa. Aksa sayang banget sama Exa."
"Exa juga sayang sama Aksa." Pipi Aksa bersemu merah mendengar perkataan dari Alexa.
Sedangkan yang lain, hanya bisa tercengang dengan mulut terbuka saat mendengar dan melihat Alexa berucap lembut ke Aksa.
"EKHEM! PERASAAN CUACANYA LAGI MENDUNG, DEH. TAPI KOK DI SINI PANAS, YA!" sindir Gissel dengan suara yang keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Obsesion [End]
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA, MINIMAL FOLLOW AKUN AUTHORNYA DULU] Kisah ini menceritakan seorang lelaki yang harus menjadi bahan obsesian oleh sekelompok mafia yang sangat kejam. Lelaki tersebut dijadikan bahan obsesian karena ada sesuatu hal penting yang mena...