---
"Udah selesai belum ngerjain laporan magang?"
Masa-masa yang kuhabiskan di organisasi selama hampir empat bulan lamanya membuatku tumbuh menjadi anak yang lebih bersosial. Dari awalnya malu-malu sampai akhirnya bisa beradaptasi. Kami datang dari daerah, suku, bahasa, agama, serta kebiasaan yang berbeda-beda. Namun, ketika berada di dalam satu lingkup organisasi yang sama, kita seperti sebuah kesatuan.
Debat dalam perbedaan pendapat sudah biasa. Aku sering melihat drama antar anggota. Namun, pemimpin yang hebat bisa menengahi. Lagi pula mereka cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan segala problem demi kemajuan BEM ke depannya.
Sudah menjadi agenda--bahkan saat acara welcome party, kakak tingkat sudah memberi tahu--bahwa setelah acara magang selesai, kita diwajibkan membuat laporan kegiatan selama magang.
Agenda besar resmi sebenarnya hanya ada enam kali pertemuan, tetapi karena kemarin juga ada kegiatan, intensitas ketemunya jauh lebih sering. Masuk akal jika aku merasa makin dekat dengan orang-orang di dalamnya.
"Tinggal bikin kesimpulan akhir aja. By the way ... kita jadi makan malam bareng?"
"Jadi, aku mau ngajakin kamu makan ayam saus mentega terenak di se-Bandung Raya!" Alfian sangat bersemangat sekali mengajakku ke sana. "Oh, ya ... ada kesulitan gak ngerjain laporan magangnya? Biar aku bantu."
Sudah hampir tiga minggu ini, Alfian rajin datang ke sana. Dia juga sering mengajakku, tetapi belum punya waktu yang pas aja. "No need ... bentar lagi kelar kok. Terima kasih tawarannya."
Hari sudah gelap saat kami keluar dari sekre Barat. Karena sudah sangat lapar, Alfian langsung mengajakku lebih dulu ke tempat parkiran motor, lalu pergi ke suatu tempat yang dijanjikannya.
"Warung Eyang." Aku mengeja nama papan di sebuah rumah makan yang terlihat seperti rumah. "Ini tempatnya?"
Warung Eyang bertempat di jalan Pelesiran, di bawah Flyover Pasopati, tidak begitu jauh dari lingkungan kampus ITB Bandung. Sebelah kanan Warung Eyang merupakan indekos yang mayoritas merupakan mahasiswa ITB, sementara samping kirinya merupakan gang kecil menuju perumahan warga lokal.
Setelah memarkir motor di halaman rumah tersebut--yang waktu itu hanya kita saja yang datang--ia segera membuka helm-nya. "Iya, kayak rumah biasa ya ... tetapi ini emang tempat makan. Rasanya dijamin bintang lima!"
Alfian melangkah lebih dulu, disusul olehku setelahnya. "Pak!" Ia menepuk lembut pria paruh baya yang sedang duduk mendengarkan radio. Mereka terlihat akrab dengan saling bertanya kabar dan melempar canda tawa ala bapak dan anak.
"Sama cewek nih ke sini? Biasanya sama Gie?" tanya pria paruh baya yang bernama Eyang Warman. Alfian hanya garuk-garuk kepala, lalu tersenyum kaku ketika memperkenalkan aku sebagai temannya. Sementara itu, aku masih berusaha mengingat nama lelaki yang disebut Eyang Warman itu. Kayak gak asing ... siapa sih Gie itu?
"Anak Teknik pasti sibuk Eyang. Tapi katanya sih malam Minggu pada mau ke sini," balas Alfian seadanya. Setelah sesi basa-basi, kami memesan makanan dan minuman di daftar menu. Aku memesan menu yang Alfian rekomendasikan yaitu ayam saus mentega. Dia bilang rasanya bintang lima, aku jadi penasaran.
Warung Eyang memang sebuah rumah yang disulap sebagai tempat makan. Di pelataran depan--dekat dapur masak--ada dua meja dengan masing-masing empat bangku kayu, sedangkan di belakangnya ada dua meja lesehan. Alfian lebih memilih makanan di lesehan agar lebih leluasa.
Tempat makannya bersih dan asri karena ditanami tanaman hidup. Di samping meja lesehan ada rak buku tiga susun. Dua susun paling atas isinya merupakan koleksi buku, novel, dan komik. Sementara paling bawah adalah koleksi mainan seperti: uno, catur, bahkan lego. Ide yang menarik agar pelanggan yang sedang menunggu tidak bosan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine (Selesai)
RomanceTidak ada yang spesial dalam hidup Lita sebelum akhirnya kuliah di Bandung, lalu bertemu lagi dengan Alfian, teman SD yang dulu pernah mencium pipinya di depan banyak orang. Alfian tumbuh menjadi pria berbeda, Lita tahu dari bagaimana Alfian menata...