Angin pantai kala malam itu sangat jelas terasa, gempuran ombak terdengar jelas, lampu lampu villa menghiasi di kala malam tanpa bintang. "Bu, aku mau melihat senja di hari esok, jadi kita pulang nya setelah senja menghilang ya bu? " Ucap Desta di teras yang sunyi. "Iya dek, kita akan pulang setelah kamu bertemu dengan kebahagiaan yang ditunggu.
Devan, Beby, dan juga Arkana tampaknya sedang menyalakan api unggun di depan villa yang mereka singgahi. " Destaa. Sinii!! " Ucap Devan dari tepi pantai. "Bu? Boleh anterin aku ke mereka? " Ucap Desta menengok ke arah ibu. Ibu pun tersenyum dan mengangguk ke arahnya.
Sesampai nya Desta di tepi pantai, ia pun merasakan kehangatan penuh kasih sayang akan adanya mereka semua. "Biasanya, gue kalo malem jam segini tuh suka mikirin hal yang engga penting. Ditambah lagi gue sendiri di kamar. " Ucap Desta sembari menatap ke arah pantai yang gelap gulita.
"Tapi karena malem ini gue engga sendirian, jadinya pikiran itu engga akan datang kembali untuk malam ini. " Senang Desta. "Suutt.. Ta, pas engga ya kita cerita kejadian pas Desta kecelakaan? " Bisik Devan. "Hmm... Mau sekarang? Tapi lo liat deh, dia bener bener lagi menikmati pandangannya kearah pantai, ya walaupun gelap tapi mungkin itu bikin dia terhibur. " Tapi bukannya pas dia di rumah sakit penasaran? " Ucap Devan. "Ya udah Dev sana ceritain." Ucapnya sembari menepuk bahu sang Devan untuk meyakinkan dirinya.
"Des.. Gue mau ngomong sesuatu boleh? " Ragu Devan untuk berkata. "Kenapa Dev? Oh Iya gue baru inget, gue masih penasaran sama cerita gue, yang tiba tiba bangun di rumah sakit. " Ingat Desta pada penasarannya. "Nah gue juga barusan mau bilang itu Des, ternyata lo masih penasaran juga, oke jadi gini. Setelah pulang sekolah dimana hari itu adalah hari pertama kali sang Amora masuk, lo kan pulang cepet, nah engga lama kemudian gue sama Arkana juga langsung pulang, pas sampe di jalan Arwana 7, tiba tiba gue sama Arkana denger suara tabrakan. Suara itu kedengeran kenceng walaupun gue sama Arkana berada di belakang 2 mobil dari tempat kejadian, namun karena gue penasaran, gue langsung ngarahin motor gue sedikit keluar dari jalur untuk melihat apa yang terjadi di depan. Dan gue bener bener kaget pas liat anak sekolah make baju SMP Bandung Independen, diiringi motor yang engga asing. Dan bener aja pas gue semakin deket sama korban, ternyata lu jadi korban kecelakaan pada hari itu. " Ucap Devan dengan nada menahan pilu untuk menceritakan hal itu.
Setelah mendengarkan penjelasan sang Devan, Desta hanya bisa tersenyum karena Devan menceritakan kisah itu secara terperinci. "Maaf ya? Akhir akhir ini gue bikin kalian repot, sedih, dan khawatir. " Sedih Desta. "Seharusnya lo minta maaf sama diri sendiri Des, karena lo udah ngucapin kalimat tadi ke kita, dan lo juga harus nya minta maaf ke diri sendiri bukan ke kita. Lo bahagia kita bahagia, lo sedih kita sedih. Jadi kemaren kita rela buat nemenin lu dirumah sakit ya karena kita juga ikutan sakit. " Ucap Devan. "Iya bener Des apa yang dibilang Devan. " Susul Beby.
Mendengar hal itu Desta tersenyum lebar dengan air mata yang menghiasi, ia nangis bukan karena sedih, namun terharu akan hal tersebut. Tak lama kemudian Sang Desta melihat kaki nya yang sedang lemah tak berdaya di atas kursi roda nya. Ia masih tak percaya apa yang terjadi pada dirinya. "Tak apa Des... Bentar lagi sembuh kok kaki nya. " Seru Beby saat dirinya melihat sang Desta yang sedang melihat ke arah kakinya. Sang Desta pun hanya menganggukkan kepala.
Larut malam pun semakin dekat, ibu menyuruh mereka masuk ke dalam villa untuk beristirahat, dan tanpa pikir panjang Devan langsung mendorong kursi roda sang Desta, disusul dengan langkah sang Beby dan juga Arkana. Dan tanpa pikir panjang mereka langsung memutuskan untuk tidur di malam yang sunyi kala itu.
Ditengah malam sang Devan terbangun dari tidur nya, dan ia tiba tiba merasa sangat sedih tanpa alasan. Ia pun keluar dari villa dan duduk tak jauh dari teras Villa. Untungnya ketika Devan keluar, langit menemani ia dengan cara menunjukkan kilauan bintang yang indah.
2 tetesan air mata mulai terjatuh dari kedua mata sang Devan, Iya menekuk lututnya dan mengunci dengan kedua lengan miliknya. Kepala nya pun perlahan mulai menunduk ke arah butiran pasir pantai. "Kapan ya? Bisa liat Desta kayak dulu lagi. Mungkin bukan gue doang yang sedih liat dirinya dia yang sekarang, tapi rasa sedih yang ia miliki pasti lebih besar untuk menerima dirinya yang sekarang. " Ucap Devan dalam hatinya.
Pagi pukul 4 pun Tiba, Devan yang sudah keluar tadi malam, akhir nya memutuskan untuk tidak tidur semalaman agar bisa menyambut matahari terbit dengan indah. Sepanjang malam sampai pagi Devan hanya mengisi waktu nya dengan memandang keindahan pantai yang dihiasi dengan lampu kuning sepanjang bibir pantai.
Tanpa disadari, sang Arkana kala pagi itu terbangun karena tak kuasa menahan rasa hausnya. Namun Arkana terkejut setelah melihat pintu villa terbuka, dan setelah Arkana menghilangkan rasa dahaganya, ia pun langsung menuju pintu yang terbuka dengan hembusan angin pantai yang masuk. Betapa kaget nya Arkana ketika melihat sang Devan yang sudah bangun lebih dulu dari dirinya. Dan Arkana pun melangkah menujunya.
"Devan... Lo belum tidur ya dari kemaren?" Heran Arkana. "Engga Gue udah tidur, tapi tadi kebangun aja tiba tiba. " Bohong sang Devan sembari mengusap bekas air mata yang tersisa di wajah nya. "Dev.. Lo-" Ucap Arkana yang terpotong. "Iya gue tau gue habis selesai nangis. " Jawab Devan dengan jujur. "Kenapa lagi Dev... Desta lagi yaa? " Tebak sang Arkana. Dan disitu lah sang Devan hanya bisa menganggukkan kepala nya.
"Gue cuman belum terima sama kenyataan aja sih Ka, kenapa harus si Desta yang kena semua hal buruk ini. " Ucap Devan dengan kepalan tangan yang mulai mengerat. "Dev. Coba lu bayangin deh, kalo orang lain yang engga mampu di kasih ujian yang sama seperti si Desta. Belum tentu dirinya kuat Dev, tuhan udah tau kalo Desta tu kuat buat ngejalaninnya, ya walaupun kuat bukan berarti tidak boleh menangis. " Ucap Arkana untuk meyakinkan sang Devan.
"Yang lo bilang itu bener, tapi mungkin gue nya aja yang buuh waktu buat nerimanya. " Jawab sang Devan sembari menangis. "Bukan hanya lo Dev, ada kita disini yang sama sama berusaha untuk menerima segalanya." Ucap sang Arkana sembari mengelus perlahan bahu sang Devan agar kuat untuk menjalaninya.
Matahari pun mulai terbit dari arah timur dunia, Arkana mengajak Devan untuk melihat keindahan langit dari bibir pantai. Rasa pilu yang terasa hilang begitu saja karena pancaran sinar matahari yang menyapa. "Langit saja engga selalu indah kan Dev? Dia juga punya sisi gelap, namun itu akan berlalu, dan digantikan dengan sinar paginya yang indah. " Ucap Arkana di bibir pantai.
Tak lama kemudian, Beby yang sudah terbangun, langsung melihat suasana pagi dari jendelanya yang langsung mengarah ke pantai. Dengan mata yang masih sedikit terasa kantuk, ia melihat sang Arkana dengan Devan yang sedang duduk di batuan bibir pantai sembari menikmati indah nya langit kala itu.
Beby pun segera menyusul mereka dengan rambut yang masih terurai. Dengan langkah yang tanpa ragu, Beby langsung berlari menuju mereka, dan setiba nya beby di bibir pantai, ia langsung merangkul Devan dan juga Arkana yang sedang menikmati indahnya langit.
"Indah nya langit di pagi ini adalah indahnya hidup kita di kala nanti setelah badai yang sedang kita jalani ini terlewati. " Ucap Beby sembari merangkul. "Namun akan ada langit malam yang akan menyambut, untuk mengingatkan kita pada perjuangan yang sudah kita lalui. " Jawab Devan.
"Dan jangan lupa, Desta adalah bentuk yang tercipta karena indah nya langit pagi, dan juga malam yang menghiasi. " Ucap Arkana. "Kita akan selalu bersama ya? Sampai salah satu waktu kita berakhir. Dan kita akan selalu terkenang dalam memori yang perlahan akan usang. " Ucap Beby yang menutup percakapan pagi itu.
"Indah nya senja dan indah nya fajar, akan selalu menunjukkan bahwa keindahan itu benar adanya, namun rasa pilu terkadang juga memiliki keindahannya tersendiri, dimana rasa pilu akan menciptakan seribu pengalaman dan kisah yang tidak akan terlupakan. "
DESTA DERATA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desta Derata
Teen FictionDesta Derata adalah seorang remaja dengan sifat yang sangat ambisius dalam bidang akademiknya, tak kenal lelah ia belajar untuk mendapatkan masa depan yang indah. SMP Bandung Independen adalah bukti dari rasa ambisius nya untuk mendapatkan nilai yan...