°1°

273 64 3
                                    

°Reader POV°

Kerajaan Luipt.

Orang-orang di sini memiliki kulit yang berbeda denganku.

Bukan aku membandingkan atau apa.

Grand Duke Kaufman, memiliki kulit eksotis seperti rakyat padang pasir tempat asalnya.

Aku dari negeri yang jauh dari sana, memiliki kondisi yang jauh berbeda.

Albino, aku salah satu dari orang-orang pengidap hal tersebut.

Orang-orang berbisik hal aneh tentangku.

Hari ini aku dijual ke orang ini.

Lebih tepatnya ditunangkan karena hal politik.

Orang di depanku baru pertama melihatku.

Matanya sampai membesar lalu kembali normal.

Dan melihatku seolah aku bukan apa-apa.

Meski rambut kami memiliki warna yang sama.

Duduk dan harus memasang topeng di depan banyak orang seolah senang sangat membuatku capek terkadang.

"Lady [y/n]"

"Salam saya untuk--"

"Tidak perlu formal uhm...secara kita-"

"Itu berlaku untuk anda grand duke"

Kaku sekali.

Tidak ada kata lain.

Kami larut dalam benak masing-masing.

Balkon dan langit malam menjadi saksi bisu di antara kami.

Bagaimanapun kami 2 orang asing yang dipaksa terikat karena politik.

"Kondisimu itu..."

"Benar, ini alami karena aku pengidap albino"

Rambut dan bulu mataku putih seperti kulitku.

Aku tidak tahan terik matahari.

Mungkin tujuan sebenarnya keluargaku ingin membunuhku pelan-pelan.

"Kecuali mata merahku ini, hanya ini yang ada dari keluargaku"

"Maaf"

"Untuk apa?"

"...membuatmu berada di kondisi ini"

Aku hanya bisa tersenyum.

Orang ini kaku dan sedikit dingin mungkin?

Malam di padang pasir memang dingin sih daripada saat ada matahari yang terik.

Keberadaanku mungkin seperti lampu berjalan.

"Aku sudah berjanji untuk mendedikasikan diriku untuk kerajaan ini dan pada keluargamu", bagaimanapun ini hanya pernikahan politik. "Sebagai penyihir dan prajurit unggulan"

Reaksinya datar, seperti yang kuharapkan.

"Jika raja menyuruhmu untuk maju garda depan--"

"Saya akan lakukan, tubuh dan jiwanya sekarang hanya untuk Kerajaan Luipt dan atas nama baikmu"

Aku tidak peduli lagi dengan tanah airku.

Tanah kelahiran yang bahkan tidak menginginkanku.

🕊️🕊️🕊️

°Kaufman POV°

Kulitnya begitu putih seperti rambutnya.

Matanya merah membuatnya mencolok.

Keberadaannya seperti lampu sorot.

Keadaannya yang membuatnya menjadi pusat perhatian.

Pernikahan politik yang tidak pernah kupikirkan atau harapkan.

Anggap saja kerja sama antar penyihir dan negara.

Penyihir terbaik di akademi yang belum pernah kuketahui.

Aku pikir, sosoknya hanya rumor belaka.

Waktu tahu dia ada di hadapanku.

Aku bisa merasakan kalau negaraku menjadikannya musuh adalah salah besar.

Penyihir biasa akan meremehkannya karena energi mananya kecil.

Aku tak berharap ada perasaan pribadi yang terlibat.

Itu hanya akan menyakiti salah satu pihak dari kami.

"Kenapa kau menyembunyikan manamu?"

"Kalau kulepas, seluruh pengihir seluruh dunia akan memburuku dan menganggapku merepotkan"

Masuk akal. "Kenapa namamu tidak tercantum di akademi?"

"Aku yang meminta, aku tidak dapat kelas seperti yang lain"

Dia diperlakukan spesial.

Penyihir lain akan menganggapnya merepotkan atau ia akan berakhir dipaksa memberikan kekuatannya.

Mana tak terbatas.

Kerajaan Dongdae sempat ingin mengambilnya setelah tahu tapi tidak berhasil.

Karena pernikahan politik ini dan aku dipercaya menjaganya.

"Hm?"

Tanpa sadar aku terus menatapnya.

"Keberadaanku mencolok ya? Apa mungkin terlalu silau? Aneh memang ada manusia dari kepala sampai kaki seputih ini dan memiliki mata merah seperti--"

"Kelinci"

"Benar, seperti kelinci"

Aku tak sengaja mengoloknya tapi dia tertawa manis selayaknya lady.

"Kita akan ke kerajaan Dongdae setelah pertunangan selesai"

"Baik, yang mulia grand duke"

Kerajaan Dongdae sedang dilanda penyihir yang kehilangan kekuatannya.

Padahal mereka yang memiliki penyihir kuat di medan perang.

Insiden itu membuat penyihir di sana jadi melemah dan jumlahnya sedikit.

Aku curiga Kerajaan Barat penyebabnya, mereka ahli dalam tindakan seperti ini tanpa ketahuan.

"Bola kristal?"

"Aku menyimpan memoriku di sini"

Apa pernikahan politik tanpa perasaan ini hal yang menyenangkan untuk dikenang?

"Aku terkadang suka melihatnya juga kalau bosan, kau boleh simpan"

"...baiklah, akan kusimpan dengan baik"

Meski aku tidak akan melihatnya dengan lancang.

Ataupun menyentuhnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang