"Sendirian saja?"
Suara bariton yang menyapa gendang telinga si manis, yang kini sedang terduduk di hamparan padang rumput yang kian menghijau. Netra yang awalnya tertutup, kini terbuka dan menampilkan si pemilik bariton, dengan senyuman manisnya.
Jangan lupa beberapa tangkai bunga di genggamannya.
"Sekarang aku tidak sendiri. Ada kamu." kekehnya ringan, dengan tangan yang menyambut uluran tangan sang pria, untuk membantunya berdiri dari sana.
Bunga itu masih di genggamannya, bunga tulip, terlihat segar dan cantik.
"Bunga tulip, buat yang tercantik di sini."
Oh ayolah, si pria pintar sekali mengolah kata yang membuatnya tersipu.Sang gadis mencubit pelan hidung pria nya, merasa gemas, "jangan terlalu banyak membuat kata manis, Tuan. Nanti banyak yang terpikat. Aku tidak suka berbagi, kamu tahu itu."
Sang pelaku hanya tertawa renyah menanggapi kalimat sindiran halus dari sang gadis.
Tahun ini, tahun 1994, Bulan Desember, yang di mana sebentar lagi akan berganti tahun dengan angka 5 di akhir.
Menikmati hari-hari terakhir di tahun 94, sebelum tahun 95 menyapa pada hitungan minggu.
"Kamu tidak pegal berdiri?"
"Kamu tidak suruh aku untuk duduk."
Celotehan sederhana, yang membuat gadis manis berpipi merah muda itu mendelik tidak terima.Kenapa harus dia yang menyuruh?
Kenapa juga tidak dia inisiatif sendiri?"Kamu menyebalkan, Tuan Rayendra."
"Dan kamu mencintai tuan yang menyebalkan ini, Nona Renjana."
Gadis yang dipanggil Renjana itu memutar bola matanya malas. Rayendra selalu saja menggodanya, seperti tidak menggoda tidak bisa hidup.
Kini, kedunya terduduk di hamparan padang rumput yang sedang dinikmati Renjana.
Tidak ada yang spesial, hanya Renjana dan Rayendra selalu suka menikmati waktu bersama seperti ini. Melampiaskan lelah-lelah setelah seharian berkutik dengan bertumpuk pekerjaan yang silih berganti datang."Aku lelah." Ucap Rayendra memecah keheningan yang tercipta. Renjana mendengus sejenak dan menoleh, mengusap halus surai sang pria yang terombang ambing akibat hembusan angin.
"Kalau tidak lelah, namanya kamu tidak hidup. Ada hal menarik yang mengganggu kamu?"
Rayendra menikmati setiap sapuan dari tangan Renjana. Gadis yang 1 tahun lebih muda darinya benar-benar membuatnya jatuh cinta berkali-kali.
"Tidak menarik sama sekali, karena aku tidak suka. Bagaimana bisa mereka membiarkan dia menuduhku sebagai pengacau? Padahal mereka tahu bagaimana aku berusaha mempersiapkan desain itu sampai lembur. Aku sudah coba buat berbicara, tapi sialnya, dia tidak mendengarkanku dan berakhir dengan aku yang dimarahi habis-habisan."
Renjana menarik badan besar pria nya ke dalam dekapannya, "kamu sudah bekerja keras, aku tahu itu. Tidak sampai malam mungkin saja mereka minta maaf atas bungkamnya, terima kasih sudah berjuang keras."
Rayendra menghela nafas dan menaruh dagunya pada bahu sang gadis, membuat sang empu sedikit memiringkan kepalanya membuat Rayendra nyaman dengan posisinya.
Gadisnya selalu mengapresiasi setiap pencapaiannya, setiap usahanya, dan setiap keringatnya. Lalu, akan membuka lebar tangannya untuk memberikan pelukan hangat disertai tepukan pelan di punggungnya.
Bahkan, jika kehidupan berputar berkali kali. Maka, Rayendra bersumpah akan mencari Renjana, dan mencintainya kembali.
•
•
•Starring By
90's
Rayendra Sandya Kaleandra
Renjana Gustika Ayu
20's
Jinandra Shakala
Yeirra Greisya Gutami
•
•
•
To Be Continued
Haii, lama hiatus aku memutuskan untuk comeback dengan cerita baru. Sebenernya kapal di sini cuman visualisasi aja. Jadi, kalau gak suka tidak apa-apa, bisa dibayangin dengan visualisasi lain.
Aku comeback ini dengan keinginanku untuk melampiaskan khayalan yang terpendam, jadi semoga kalian menikmati sharing khayalanku ini ^^
Thank you~
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjakala | Park Jihoon
RomanceKisah tentang mereka yang memiliki cerita lalu yang terbalut dengan hangatnya cinta dan kasih. Insan yang mengucapkan sayang berulang kali, insan yang mengucapkan cinta sehidup semati. Namun, siapa mereka sekarang? bahkan lagaknya bak orang asing ya...