BAB 8

38.7K 2.6K 10
                                    


Saat Evelyn sedang berjalan dilorong mansion, ia menatap heran kearah Luna yang saat ini sedang berjalan bolak-balik didepan pintu ruang kerja duke, wajahnya terlihat pias. Sebenarnya apa yang terjadi padanya.

"Luna, kenapa kau mondar-mandir didepan pintu ruang kerja tuan duke?" tanya Evelyn yang melihat tingkah aneh Luna

Gadis itu berjalan kearah Evelyn dengan raut wajah cemas "Evelyn, bagaimana ini. Aku sudah membuat kesalahan. Bagaimana kalau aku dipecat"

"Sebenarnya ada apa? ceritakan padaku!" tanyanya seranya mengernyitkan kening

Luna berusaha mengatur nafasnya untuk menenagkan diri, beberapa saat kemudian ia mulai bercerita "sebenarnya aku baru saja merusak patung kecil milik tuan duke. Saat aku membersihkannya patung itu tidak sengaja ku jatuhkan. Bagaimana ini?" tangis Luna pecah

"Kau tenang dulu, kita lihat dulu patungnya" Evelyn mengusap punggung Luna, berusaha menenangkan nya yang cemas

Evelyn kemudian mengajak Luna masuk kembali keruang kerja duke untuk melihat patung yang sudah dirusaknya.

Ia mengambil sebuah patung kuda bersayap di lantai, salah satu sayap kuda itu lepas. Evelyn mengamati patung yang rusak itu dan menyatukan bagian yang patah.

"Hanya bagian sayapnya yang patah, mungkin kita masih bisa merekatkannya kembali" ujarnya memberi solusi

"Benarkah?" raut wajah cemas Luna seketika luntur, ia sedikit lega

"Iya, tolong kau ambil kantung untuk membawa ini kekamarku. Kita tidak mungkin membawanya seperti ini. Orang-orang bisa curiga, aku akan menunggu disini" pinta Evelyn pada Luna

"Baiklah, aku akan segera kembali" luan segera pergi dari ruang kerja duke untuk mencari kantung yang Evelyn minta

Tak lama setelah Luna pergi, Evelyn mendengar suara langkah kaki dua orang menuju ruang kerja duke

"Apa itu Luna? tapi tidak mungkin ia kembali secepat ini" gumamnya

Evelyn segera bersembunyi dibawah meja kerja, ia terpaksa bersembunyi disana karena hanya tempat itu yang bisa ia gunakan untuk sembunyi saat ini.

Ternyata itu bukan Luna, melainkan Felix dan Lorenzo yang masuk kedalam ruang kerja itu.

Semoga saja aku tidak ketahuan ucapnya cemas, keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya

Evelyn memeluk patung itu seraya berharap kalau Felix tak menemukannya dibawah sana.

"Marquess Seymour terus mendesak supaya anda segera menikahi lady Priscilla. Apa anda akan terus mengabaikannya?" tanya Lorenzo yang mendesak agar felix memberikan jawabannya

"Abaikan saja" jawabnya singkat seolah tak peduli

"Tapi sampai kapan anda akan terus menundanya, para tetua ingin agar posisi duchess segera diisi" Lorenzo mengingatkan kembali Felix

"Apa mereka tidak punya pekerjaan lain selain menyuruh orang lain menikah. Benar-benar merepotkan" desis Felix

Setelah selesai membicaraan tentang pernikahan itu, Lorenzo keluar, menyisakan Felix yang masih berkutat memeriksa dokumen berisi anggaran tahunan. Beruntung Felix tidak menggunakan meja kerjanya, atau kalau tidak, mungkin Evelyn sudah ketahuan bersembunyi disana.

Setelah memeriksa dokumen itu, Felix tak lantas keluar. Ia mengambil botol alkohol yang sengaja ia simpan di salah satu lemari ruang kerjanya kemudian meminumnya.

Kali ini dua botol alkohol sudah hampir ia habiskan, Felix merebahkan dirinya disofa panjang ruang kerjanya seraya menempatkan salah satu lengannya diatas dahinya, walaupun kedua matanya terpejam ia masih terjaga.

Ex-Fiance's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang