CHAPTER 7

31 4 0
                                    

[ZERO]

SLANDER

komunikasi yang bertujuan memberikan stigma negatif terhadap seseorang atau peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain. Biasanya, tuduhan didasarkan pada fakta palsu dan dapat memengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi individu.
____________

























Desahan panjang keluar dari mulut Ran saat dia memasuki ruangan. Izana yang sedang membaca buku menunjukkan rasa penasarannya ketika melihat tingkah Ran.

"Bukankah harusnya kamu senang setelah bertemu dengan adikmu, tapi kenapa sekarang murung? Apa kamu sudah tidak menyukainya?" Mendengar kata-kata terakhir Izana, Ran mengerutkan alisnya.

"Aku selalu mencintai Rin, tidak mungkin aku berhenti menyukainya." Ujar Ran.

"Ya, Mungkin saja kamu berubah pikiran sekarang."

"Dia separuh diriku yang lain!" Sambung Ran.

"..." Izana yang mendengar Ran terdiam sesaat, Izana memikirkan hal ini agak melenceng jika belahan jiwa menjadi sebuah kata untuk menggambarkan seorang adik.

Ran yang mengetahui reaksi Izana memilih mengabaikannya, dan menghela nafas lagi.

"Kamu tahu. Ayah berusaha memisahkan aku dan Rin." Ujar Ran, ia berhenti sesaat.

"Mencintai Rin sepertinya sudah menjadi pedomanku....... Aku tahu apa yang kamu pikirkan Izana, tapi bukan itu alasannya." Lanjutnya.

"Apakah ada alasan lain selain itu?" Tanya Izana.

"Aku memukul Rin karena aku mencintainya." Ucap Ran.

"....Apa?"

"Sudah kuduga, orang lain tidak akan memahami cintaku pada Rin~"

"Bukankah sebaiknya kamu pergi ke rumah sakit jiwa seperti adikmu?" Saran Izana.

Ran menggelengkan kepalanya. "Aku juga mengikuti rekomendasi ayah untuk tes kejiwaan, dan hasilnya aku sangat normal."

"Sebenarnya aku ingin meminta bantuan Rin yang sedikit tidak masuk akal." Ujar Ran.

Apa yang akan Ran dapat dari anak berusia 11 tahun yang sakit jiwa? Ran yang menyadari ekspresi bingung Izana, menjelaskan rencana yang ada dalam pikirannya saat ini.

"Pertama-tama, kami akan berpisah dari ayah dan ibu."

"Pisah?" Tanya Izana.

"Setelah aku keluar dari Penahanan Remaja, usia Rin adalah 15 tahun, jadi kami bisa hidup mandiri asalkan ada wali yang bisa menggantikan ayah dan ibu. Aku menyuruhnya mencarikan wali yang dapat kami percaya"

"Kamu bahkan lebih aneh jika menyuruh anak berusia 11 tahun yang sakit jiwa untuk mencari wali."

"Aku yakin Rin-ku pasti bisa~"

"Lalu?" Izana memotong bualan Ran tentang Rin yang hendak meledak lagi.

"Setelah Rin menemukan walinya, kami harus melakukan perubahan pada kartu keluarga" Ucap Ran.

"Hmm.. Ngomong-ngomong, Izana kamu juga sendirian, kan?" Lanjutnya.

"...ya.." Ucap Izana.

"Kalau begitu, apa kamu mau tinggal bersama kami?"

"Hah? Apa? Aku?" Izana terlonjak sesaat dengan kata-kata Ran.

"Kami akan tinggal di lingkungan baru dengan orang-orang yang baru"

ZERO (RINDOU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang