Dévore-moi (02)🔞!!!

865 31 8
                                    

⚠️Explicit content! Minors please do not interact!!!

⚠️CW-TW//kissing, biting, depiction of c4nnib4listic nature, depiction of violence and blood.


*****

Bercak merah menyebar di dalam mulutnya. Begitu manis, hingga air mata haru berlinang di mata. Semua rasa tumpul dan hampa yang sehari-hari ia rasakan, terobati begitu saja dengan tiap sesapan di mulutnya. Jemari yang berdarah itu, membasahi lidah gersangnya dan menyisakan rasa manis di langit mulutnya.

Mengapa Mingyu baru menemukan lelaki manis ini sekarang? Mengapa tidak sedari lama? Lebih dari ini, ia akan gila dan benar-benar kehilangan dirinya sendiri.

Mingyu kemudian memberikan beberapa gigitan lain hingga mengoyak kulit jemari Myungho. Semakin kuat ia menyesap darah itu keluar. Mingyu semakin dimabuk oleh rasa yang memenuhi mulutnya itu.

Myungho tidak bisa melepaskan tangannya dari Mingyu. Jemarinya terasa sangat perih dan sakit. Tanpa sadar air mata keluar dari matanya, jatuh membasahi pipinya.

"Akkhh, hiiks... sakit, Tuan...." Rintih Myungho lemah. 

Mingyu mengusap air mata Myungho, lalu bangkit dan memposisikan Myungho jadi berbaring di bawahnya. 

Myungho dibuat tidak bisa bergerak, dua tangannya dikekang di atas kepalanya. Semakin rapat sang tuan menghimpit tubuhnya, sehingga tidak ada lagi jalan keluar.

"Bolehkah aku mencium bibirmu?" Kesadaran Mingyu masih sedikit bertahan di tengah instingnya yang mengamuk.

Myungho memandang Mingyu dari bawah lalu mengangguk ragu.

Atas persetujuan Myungho, Mingyu dengan rakusnya menyesap bibir manis itu. Sama sekali tidak ada yang bersisa, semua bagian bibir itu disesap dan dikunyah perlahan oleh Mingyu. Beberapa bagian bibir Myungho berdarah akibat gigitan darinya.

Ketika insting lapar juga diikuti oleh birahi, sebagai bagian dari alam bawah sadarnya, Mingyu mulai merasa bagian bawahnya ikut terangsang. "Sial!" Mingyu berhenti dari semua yang dilakukannya pada Myungho. Ia sudah sadar sepenuhnya. Ia menjauhkan dirinya dari Myungho. 

"Kau, segera pakai semua pakaianmu dan keluar dari sini!" Mingyu duduk meringkuk di sudut ruangan dan menutup hidung juga mulutnya. Ia takut pada dirinya sendiri.

Myungho bergegas mengenakan kembali pakaiannya dan meninggalkan Mingyu.

.

.

Manis seperti madu, gurih dan beraroma khas seperti campuran minyak wijen dengan beberapa rempah lainnya. Mengingatkan Mingyu pada yakgwa, kue madu yang sering ia makan dalam acara-acara perayaan saat ia kecil dulu. Pikiran Mingyu masih mengawang dan penuh dengan pertanyaan.

"Bagaimana Jenderal? Ide dariku sangat cemerlang bukan? Raut wajahmu nampak lebih cerah dibanding dengan sebelumnya. Apa kau sudah merasa lebih baik?" Ucap Chan yang baru saja keluar dari bilik.

"Mengapa anda mengajak saya ke tempat seperti ini? Apa yang anda lakukan di dalam sana, Pangeran?!" Tanya Mingyu dengan nada marah.

"Hah?! Ada apa denganmu, Jenderal? Bukannya kau juga mendapatkan pijatan dan akupuntur di dalam sana? Apa kau justru semakin merasa sakit?" Chan bingung.

Beberapa kisaeng memang ahli dalam hal pengobatan, beberapa ada yang ahli dalan kesenian. Setiap pelayanan diberikan untuk menghibur dan memuaskan bangsawan yang datang.

"Hah?!" Mingyu pun bingung. Ia kira sang pangeran mendapatkan 'pelayanan' seperti yang ia dapatkan dari Myungho barusan.

"Ada apa denganmu, Jenderal?" Chan semakin bingung.

Shadows - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang