🌹WARNING!!🌹
HANYA CERITA FIKSI DAN TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN KISAH NYATA KEHIDUPAN AKTOR ATAU ARTIS YANG MENJADI PEMERAN DI DALAM CERITA INI!!
JANGAN MELAKUKAN PLAGIAT DENGAN MENGAMBIL IDE TANPA SEIZIN PENULIS!!
TERIMA KASIH
Author Point Of View On"Kamu masih sibuk nonton series Phi Mew ya?" Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Gulf dan mengejutkan Gulf yang sedang fokus menatap layar handphonenya.
"Huh? Sejak kapan kamu masuk ke dalam ruanganku?" Gulf merasa kesal karena orang itu mengganggu waktu menonton series kesayangannya.
"Aku baru saja masuk setelah mengetuk pintu berulang kali, tapi kamu tidak menjawab panggilanku sama sekali! Aku akhirnya masuk dan melihatmu sedang menatap layar handphonemu sampai matamu mau keluar dari kepala."
"Ahh maaf, aku terlalu fokus memperhatikan dan mengikuti alur ceritanya."
"Memperhatikan alur cerita atau memperhatikan aktornya? Aku heran kenapa kamu jatuh cinta sama dia, padahal dia pernah membullymu pas masa SMA dulu, Gulf!"
"Diamlah Win! Aku sedang fokus!"
"Baiklah.. Baiklah .. aku akan menunggu sampai kamu selesai. Berbicara denganmu saat ini sungguh sangat sia-sia!"
Win kini hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat CEO perusahaan tempatnya bekerja sedang tergila-gila dengan seorang aktor yang kini sedang naik daun. Aktor itu bernama Mew Suppasit. Mew, Gulf, dan Win pernah bersekolah di sekolah yang sama, sehingga Win tahu banyak sejarah kelam yang pernah Gulf lalui karena Mew.
Win menunggu Gulf hampir setengah jam baru bisa berbicara normal kepada Gulf sebagai atasan dan bawahan untuk melaporkan jadwal selanjutnya yang harus Gulf lakukan. Win kini bekerja sebagai sekretaris Gulf atas permintaan Gulf, karena tidak ada yang bisa mengerti dirinya selain sahabatnya itu.
"Kamu tahu kan kalau jam 10 pagi adalah waktuku menonton series Phi Mew. Kenapa kamu datang dan menggangguku huh?" Gulf yang telah selesai menonton kini sedang marah kepada Win.
"Maaf, aku lupa. Lain kali aku tidak akan mengganggumu. Sekarang, aku ingin melaporkan kepadamu bahwa kamu nanti ada rapat penting setelah jam makan siang." Win hanya berbicara santai kepada Gulf, karena mereka kini hanya berdua saja di dalam ruangan itu.
"Kok mendadak banget? Bukannya kemarin ngga ada jadwal rapat kan untuk hari ini?" Gulf kini memanyunkan bibirnya karena merasa kesal.
"Nah ini yang membuatku lupa kalau kamu sedang menonton series tadi. Salah satu pemegang saham tiba-tiba ingin mengadakan rapat penting."
"Kenapa?"
"Parfum yang kita produksi tidak laku dipasaran."
"Sudah aku bilang kalau parfumnya ngga bakal laku. Orang wanginya saja ngga enak. Mereka selalu menolak pendapatku dan membuatku terpojok karena yang mengajukan untuk menjual parfum itu adalah Art, jadi mereka memiliki keyakinan kalau parfum itu bakal laku dipasaran."
"Mereka kecewa telah berinvestasi untuk pembuatan parfum itu."
"Aku tidak meminta mereka berinvestasi, tapi mereka sendiri yang berinvestasi dengan mudah karena bujuk rayu Art dengan iming-iming keuntungan yang besar."
"Kamu kan seorang CEO, Gulf. Kamu seharusnya mempunyai kewenangan untuk tidak memproduksi parfum itu!"
"Kakek sepertinya sengaja memilihku hanya untuk menyuruhku selalu membereskan masalah yang dibuat oleh Art deh, Win. Paman selalu mempengaruhi direksi agar selalu setuju dengan apa yang diusulkan oleh anaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNWRITTEN STORY (END)
FanfictionGulf tidak mengerti dengan dirinya sendiri, mengapa dia jatuh cinta kepada seseorang yang pernah membully dirinya pada saat masa SMA dulu. Cinta itu berkembang menjadi sebuah obsesi dimana Gulf hanya ingin memiliki orang itu sendirian, padahal orang...