Lalu Reza memberanikan diri untuk menyapanya karena Reza merasa kasihan pada dia."Hay kamu siapa... sepertinya aku nggak pernah lihat kamu deh?".
Reza bangun dari duduknya dan berjalan mendekati cewek itu.
"Aku stefanya putri panggil saja Fany, aku memang murid pindahan makanya kamu tidak pernah lihat aku".
"Aku reza, kalau kamu misal ada apa apa tanya saja sama aku karena aku ketua kelas di sini jadi siapa tahu aku bisa bantu kamu".
"Ini benarkan kelas 2 A bukan?, aku nyari nyari dari tadi jika di lihat dari tulisan di luar kelas sepertinya ini memang jelas 2 A, makanya aku masuk sini".
"Iya emang benar kok kelas 2 A, kamu pagi bener masuk kelasnya".
Reza nanya seperti itu dia lupa kalau dia berangkatnya malah lebih pagi dari fany.
"Aku takut telat saja karena sekarang hari pertama aku masuk sekolah di SMA ini, masak hari pertama sudah telat saja. Kan nggak enak. Aku pikir bakalan susah nyari kelasnya ternyata enggak".
Ternyata selain cantik anak ini juga rajin dan bertanggung jawab pikir reza.
"Bagus kalau gitu aku suka punya teman yang rajin seperti kamu".
Padahal baru kenal tapi mereka sudah langsung akrab saja.
"Memangnya dulu kamu sekolah di mana kok baru pindah setelah kelas 2.
"Aku baru pindah dari jepang, karena orang tua ku sekarang menjalankan bisnis barunya di Indonesia jadinya aku juga ikut pindah".
"Pantesan tadi saat aku ngelihat kamu mirip mirip orang cina gitu ternyata turunan jepang, nggak jauh beda sih ya".
"Kamu sendiri kenapa kok berangkat pagi juga? oh iya aku lupa kalau kamu ketua kelas jadinya harus rajin ya sebagai contoh yang baik".
"Nggak juga, hari ini aku memang kepagian berangkatnya kalau biasanya aku siang".
"Cie cie... Ada yang berdua duaan nih pagi pagi gini".
Setelah Reza dan Fani mengobrol agak lama baru Erik muncul dengan ngecie ciein mereka padahal Erik saja tidak tahu sama anak pindahan ini.
"Apaan sih kamu Rik, baru datang sudah cie cie, kalau kamu mau kenalan bilang aja kali gak usah malu malu gitu sok ngegodain aku lagi".
Setelah Erik datang Reza langsung kembali ke bangkunya. Begitupun Erik yang duduk di depannya Reza. Sedangkan Fani masih berdiri dan bersandar ke meja yang paling depan masih berdiri di tempatnya tadi.
"Fani kamu ke sini deh duduk di bangku sebelah ku dari pada berdiri di situ tidak ada temannya".
Reza yang merasa kasihan sama Fany yang cuma berdiri sendirian langsung memanggilnya agar ikut gabung bareng mereka. Dan kini terlihat Fany tengah berjalan ke belakang, sepertinya akan menghampiri bangku Reza.
"Beneran aku boleh duduk di sini, nanti kalau orang yang punya kursi ini datang, kasih tahu aku ya, aku akan pindah".
" Iyaa kamu tenang aja fani".
"eh rik, kembaran kamu mana kok belum datang juga biasanya dia kan bareng kamu".
"Nggak tahu tuh si rian kemana, tadi pagi aku telpon tidak di angkat. Aku wa juga centang 1. Pasti deh dia kena hukuman karena telat lagi".
"Kayaknya dia memang senang Rik kalau di hukum apalagi kalau di hukum lari, biar tambah sispek badan dia ha ha ha".
"Aduh kalian berdua ini ngegosipin aku aja!, bener bener ingin numpuk dosa, memangnya kamu masih kurang sama dosa kamu yang menumpuk. Makanya dengerin pengajian dong... Biar bisa taubat".
Saat asyik asyiknya gibahin Roni eh roni tiba tiba orangnya muncul di hadapan orang yang mengibah.
"Sorry Ron... Aku sebagai sahabat cuma peduli sama kamu iya kan Rik, sudah sini gabung bareng kita. Aku punya teman baru nih kalau mau kenalan".
Sekarang Reza memberi kesempatan pada ke dua sahabatnya ini untuk berkenala.
"Kenali aku Roni Lo siapa namanya?".
"Aku stefaniya putri panggil saja fany"
Mereka saling berjabat tangan sebagai tanda bahwa mereka sedang kenakan.
"Eh aku belum Salaman nih sama kamu Fany".
Erik yang melihat Rony sama Fani salaman jadi iri dan ngikut juga. Memang begini kalau melihat cewek cantik pada rebutan.
"Eh kalian berdua, malu malu in aku saja. Sudah sudah berhenti kenalannya main nyosor aja emangnya Fany mau salaman sama kalian berdua.
Mendengar Reza yang bicara seperti itu membuat Fani jadi senyum senyum.
TEEET
bel sekolah sudah berbunyi dan anak anak yang sedang di luar kelas langsung berlarian masuk kelas.
Sekarang guru yang mau mengajar di kelas ini sudah masuk ke dalam kelas.
"Eh fan kamu maju dulu deh ke pak Rangga, kamu kan belum kenalan sama belum punya tempat duduk. Kamu kesana saja dulu, biar pak Angga nanti yang menentukan".
Mendengar perkataan Reza Fany langsung menurutinya dan kini dia berjalan ke depan sambil membawa tasnya yang tadi sempat di taruh di maja Reza untuk menemui pak rangga.
Pak Rangga yang melihat ada anak baru yang menghampirinya langsung antusias bertanya.
"Hai, kamu anak pindahan itu kan? Namanya stefania kan?".
"Iya pak Nama saya stefaniya saya murid pindahan itu".
"Yasudah kalau gitu kamu kenalan dulu ya di depan kelas".
Perhatian anak anak... Kita kedatangan murid baru ini dan dia akan memperkenalkan diri.
Mendengar pak Rangga berbicara anak anak kelas 2. A ini langsung diam memperhatikan.
"Ayo Fany kenalan dulu".
Fany langsung melangkah ke tengah depan kelas untuk memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan nama saya stefaniya putri, dan kalian bisa panggil aku Fany. Saya baru pindah dari jepang dan semoga kalian suka berteman dengan saya, terima kasih".
Saat perkenalan memang tidak ada sesi tanya jawab biar tidak mengulur waktu belajar.
"Fany kamu duduk di pojok belakang sana di bangku yang kosong sebelahnya Reza. Reza kamu jaga Fany baik baik ya jangan nakal sama fany".
"Iya pak siap...".
Jika di lihat bangku yang kosong di dalam kelas ini ya memang tinggal satu yaitu bangku di sebelah reza. Reza dari dulu memang selalu duduk sendiri dia bilang duduk sendiri lebih nyaman. Tapi untuk sekarang Reza harus menerima saja karena tidak ada tempat duduk lain untuk Fany.
"Ahirnya kamu duduk sini juga fan"
"Iya, aku kira kursi ini ada yang nempatin ternyata tidak ada orangnya ya".
"Emang ada. emangnya Lo nggak bisa lihat?"
"Siapa? Gue?".
"Bukan... Kalau elo mah semua orang juga bisa lihat".
"Reza Lo jangan nakut nakutin ah gue jadi merinding nih".
Putri yang di omongin Reza benar benar ketakutan sampai bulu halus di angannya berdiri.
"Beneran coba deh Lo berdiri sebentar kalau ingin melihat sosok yang sedang duduk di atas kursi yang Lo dudukin itu".
Dengan takut takut fany berdiri dan sedikit menjauh dari kursinya lalu Fany melihat ke arah kursinya sedang dia duduki barusan.
"Mana gue tetep saja nggak bisa lihat".
Fany semakin memicingkan matanya berharap bisa melihat apa yang Reza katakan itu tapi hasilnya tetap sama tidak ada apa apa di bangkunya, jadi dia memutuskan duduk kembali, tapi sebelum sempat duduk Reza langsung menghentikannya.
"Ini masak Lo nggak lihat cewek cantik yang sedang duduk di kursi ini".
Reza menunjukk gambar kecil dari bulpoin itu ada di atas kursi. Gambarnya memang berukuran kecil jadi kalau tidak di lihat dengan seksama tidak akan jelas. Lalu Fany mendekatkan wajahnya untuk melihat gambar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
adik tercinta
Teen FictionAda suatu ketika saat Reza tidur di kamar kakaknya Reza terganggu dalam tidurnya, sangat terasa bahwa ranjang yang ditempati sedikit bergoyang, awalnya goyangan itu pelan dan teratur namun semakin lama goyangan itu semakin cepat dan tidak teratur la...