"Heng, Sana."
"Kenapa ka Freen?"
"Arlan menuju ke tempatku!"
Freen semakin menunduk menyembunyikan kepalanya, beruntung mobil yang ia sewa menggunakan kaca film sehingga jika dari luar akan terlihat gelap. Keringat mulai bermunculan disertai tangannya yang sedingin es.
Arlan semakin dekat dengannya, membuat jantungnya berdetak semakin cepat.Hingga....
"Pak! Anda mau kemana"
Terdengar suara berat laki laki lain yang mengambil alih perhatian Arlan dan Freen. Dengan mengangkat sedikit kepalanya terlihat Arlan dan seorang pria sedang berbincang.
"Mau kemana?"
"Itu, kenapa ada mobil yang terparkir didepan sini?" Tanya Arlan menunjuk mobil Freen.
"itu milik orang yang tinggal disekitar sini, mereka sudah meminta izin pada kami."
"Kenapa kalian memberi izin? Sudah tertulis jelas peraturannya bahwa tidak boleh ada mobil asing yang terparkir tepat didepan kantor polisi."
'Haduuuhh gimana ini' Freen semakin was was ketika mendengar perkataan Arlan, ia juga mendengar langkah kaki yang semakin dekat.
"Tapi pak! Ada hal penting yang harus saya bicarakan!, saya tidak bisa membicarakannya disini."
Langkah Arlan kembali terhenti, ia menatap rekan kerjanya lekat. Lalu berbalik.
"Urusi mobil ini dan pasang peringatan tidak boleh parkir tepat didepan kantor polisi"
Langkah kaki yang semakin jauh membuat Freen bisa bernafas lega, ia kembali duduk dengan tegak. Setelah semua aman, ia meninggalkan kawasan itu, menuju tempat dimana Heng dan Sana berada.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Aku sudah mendapatkan ini, apa yang bisa kita lakukan selanjutnya?"
Heng dan Sana melihat ponsel Freen, terdapat foto plat nomor dari motor seseorang.
"RFD" Gumam Sana tidak terlalu mengerti tentang ini.
"Itu artinya, ini kendaraan dinas kepolisian. Aku tidak yakin kita bisa dengan mudah mengetahui alamat Arlan atau nama lengkapnya. Kita harus ingat dia bukan orang biasa." Heng menjawab dengan serius,
"Kita harus memberikan ini kepada yang ahli, hacker misalnya? Atau orang dalam, di kepolisian." Usul Freen.
"Aku akhirnya setuju dengan ide ka Freen, kita tidak akan pernah tau jika tidak terjun langsung ke dalam sana."
"Tapi , bagaimana caranya?" Tanya Heng.
Hening menyelimuti mereka, tidak seorangpun yang bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Heng.
"Bukan kita tentunya yang terjun" Suara Freen mengintruksi keduanya.
"Kita akan menyewa orang untuk bisa masuk ke sana. Kita harus mencari orang yang terpercaya yang bisa membantu kita. Tentu saja dengan tampang yang lugu agar tidak ada satu orangpun yang curiga." Lanjut Freen."Kira kira siapa? Siapa yang bisa kita mintai tolong?"
Sana yang awalnya diam sambil berpikir tiba tiba mengangkat tangannya dengan senyum yang lebar.
"Sepertinya aku tau siapa yang bisa dimintai tolong"
"Siapaa?"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Malam sudah tiba, mereka semua pamit untuk pulang ke rumah masing-masing, Freen melihat mobilnya dan teringat bahwa ini adalah mobil rental, Dengan rasa malas ia tetap mengantarkan mobil tersebut. Sepanjang jalan, ia mengemudikan mobilnya dengan sangat pelan sambil menikmati angin malam yang masuk melalui jendela disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do you still love me? (21+) - END
Fanfictioncinta adalah sesuatu yang suci dan sakral, cinta datang dari Tuhan dengan murni dan tidak ada yang bisa mencegahnya. lalu untuk aku yang kotor ini, apakah masih bisa merasakan apa itu cinta? adakah seseorang yang bisa mencintaiku apa ada nya?