36. Masih Perhatian

64 5 2
                                    

Halo~

Apa kabar kalian? Semoga sehat semua yaa^^

Aku balik lagi bawa kelanjutan saguna. Selamat membaca. Jangan lupa komen dan votenya biar aku lebih semangat.



••••



Bulir-bulir keringat muncul pada pelipis Dania. Berkali-kali ini mengecek isi ranselnya. Laya yang menunggu Dania seketika khawatir dengan perubahan ekspresi temannya itu.

“Ada apa?”

Dania berhenti sejenak, lalu menoleh ke arah teman semejanya itu. “Kayaknya baju olahraga gue ketinggalan.”

“Aduh, kok bisa?” Sekarang Laya juga ikut panik, “hari ini ada pengambilan nilai, Dan.”

“Iya, gue inget.” Dania mencoba mengingat-ingat di mana ia meletakkan kaus olahraga terakhir kali, “seragam itu gue tinggalin di atas kasur. Tadi pagi buru-buru dan lupa gue masukin ke tas.”

Laya menggigit samar bibir bawah, “Bagaimana kalau kita pinjam kelas yang ada pelajaran olahraganya hari ini.”

“Kelas mana?”

“Seinget aku kelas 12 IPS 4 ada pelajaran olahraga setelah kita.”

“Kakak kelas?” Laya mengangguki pertanyaan Dania, “apa boleh? Gue takut mereka nggak akan pinjemin.”

“Kita coba dulu.”

Dania diam di tempatnya, kemudian menggeleng ribut. “Nggak usah, deh. Gue izin dulu hari ini.”

“Nanti kamu nggak dapat nilai. Kata Pak Yusuf nggak ada susulan.”

“Pakek punya gue aja!”

Bahu Dania tersentak saat seseorang mengulurkan seragam olahraganya. Lebih terkejut lagi ketika mengetahui siapa pemberi itu.

“Nggak usah, Gun. Nanti lo pakek apa?” tanya Dania yang menolak bantuan sang mantan.

“Udah pakek aja! Dari pada nggak dapat nilai praktik.” Saguna memberi isyarat agar seragam yang ada di tangannya segera diambil, “gue bisa pakek jersey basket. Nanti minta izin sama Pak Yusuf.”

Meski ragu, Dania perlahan menerima bantuan Saguna. Ia menurunkan gengsi dari pada tidak mendapatkan nilai pelajaran olahraga.

“Makasih.” Dania berusaha keras menutupi ekspresinya dengan wajah datar itu. Namun, samar-samar Saguna melihat kemerahan yang timbul di pipi gadis itu.

“Sama-sama.” Saguna menjauhi kedua gadis itu dan bergabung dengan teman-temannya lagi.

 

•••

 


Pelajaran olahraga ada di jam kedua. Kini Dania dan Laya sudah berganti seragam. Baju yang Saguna pinjamkan tampak kebesaran di tubuh Dania. Terpaksa gadis itu menggulung lengan baju dan kakinya. Perbedaan tinggi mereka membuat Dania kerepotan. Namun, kalau tidak dipakai bisa lebih membuat masalah lagi untuk Dania.

Saguna datang bersamaan dengan kedua sahabatnya. Mereka bergabung ke lapangan bersama dengan murid yang lain. Namun, tiba-tiba Pak Yusuf yang duduk di pinggir koridor memanggil Saguna. Dania yang ikut menoleh sudah menebak kalau gurunya itu akan mempermasalahkan seragam olahraga Saguna.

“Seragam olahragamu ke mana?”

Saguna menggaruk kepala yang tidak gatal sembari cengar-cengir di depan guru olahraga itu, “Ketinggalan, Pak. Nggak apa ‘kan pakek jersey aja? Toh sama-sama kaus buat olahraga kok, Pak.”

Senyum dari SagunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang