🚨TW🚨 Chapter ini mengandung 🔞, mohon bijak dalam membaca apalagi minor tolong jangan baca, tunggu 17thn‼️ Kalau ngeyel akibat ditanggung sendiri yaa ‼️
Enjoy🚨
🦋🦋🦋
🐺🐺🐺Jeongwoo masih shock dengan apa yang terjadi padanya tadi, bagaimana bisa haruto menamparnya dengan sangat keras hingga bibirnya robek mengeluarkan sedikit darah disana. Sekarang mereka sedang berada di perjalanan menuju masion mewah milik haruto, jeongwoo tidak banyak berontak karna jujur saja dia ketakutan. Haruto yang berada disampingnya saat ini sedang fokus memainkan ipadnya, tapi aura intimidasi yang dimiliki haruto benar-benar membuat jeongwoo ciut.
"Jangan harap kamu akan tidur nyaman malam ini jeongwoo" ucap haruto sinis kala memergoki jeongwoo yang menatap kearahnya.
Ucapan haruto itu sukses membuat jeongwoo takut, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Haruskan dia kabur kembali? Tapi bagaimana caranya?
Clak
Itu jeongwoo membuka pintu mobil yang ternyata tidak dikunci, jeongwoo tanpa takut melompat dari mobil. Sakit tentu saja, tapi perasaan takutnya pada haruto mendorong dirinya untuk melakukan hal nekat tersebut. Dirinya terguling di aspal jalan, mencoba bangun dan lari untuk menghindari anak buah haruto yang mulai berlarian mengejarnya.
Jeongwoo berlari menuju semak-semak untuk bersembunyi dan berharap bahwa tidak akan ada yang menemukannya disana. Tapi ternyata anak buah haruto cukup pintar sehingga dapat dengan mudah menemukan jeongwoo dan membawa jeongwoo kembali menuju mobil haruto. Tubuhnya di banting kala pintu mobil terbuka membuat kepalanya sedikit pusing karna berbenturan cukup keras dengan jok mobil.
🦋🐺🦋🐺🦋
Tangan jeongwoo ditarik paksa untuk memasuki masion mewah haruto, cengkraman haruto sungguh kuat hingga jeongwoo merasakan nyeri pada pergelangan tangannya. Jeongwoo rasa tangannya akan copot apabila terus ditarik seperti ini.
Dentingan di iringi dengan pintu lift yang terbuka pertanda bahwa jeongwoo berada pada situasi yang sangat tidak aman sekarang, haruto terus menariknya menuju kamar mereka dan melempar jeongwoo ke arah kasur hingga jeongwoo terjatuh disana.
Secepat kilat haruto sudah menindih tubuh jeongwoo disana, menatap jeongwoo tajam dan mulai mencium bibirnya dengan sangat kasar. Jeongwoo berontak tapi kenapa haruto sangat kuat bahkan tidak merasa terganggu sedikitpun, padahal jeongwoo sudah memukul dan menendang haruto sangat kencang.
Ciuman panas penuh dengan amarah itu terus berlanjut, tidak memberikan jeongwoo celah bahkan untuk mengambil nafas sedikitpun. Lidah haruto bermain didalam rongga mulut jeongwoo, mencoba mengajak lidah sang tuan rumah ikut bermain. Jeongwoo tidak kuat, kepalanya pusing karena kehabisan oksigen tapi haruto seperti tidak mau melepaskannya.
Bibir haruto bergerak menuju leher cantik milik jeongwoo menggodanya dengan ciuman tiada henti, membiarkan jeongwoo untuk mengambil nafas. Jeongwoo ketakutan saat ini, bahkan dirinya sudah menangis meminta haruto untuk berhenti tapi haruto seakan tuli dan terus melanjutkan aksi cabulnya.
"Pleaseee hiks, haruto stophh" ucap jeongwoo sembari terus mendorong haruto agar menjauh dari tubuhnya.
"Haruto maaf hiks, udahh pleaseee" isaknya kembali, haruto benar-benar seperti orang kerasukan yang tidak berhenti dan terus menciumi tubuh jeongwoo. Bahkan kaos yang di gunakan oleh jeongwoopun sudah robek dan dijadikan alat untuk mengikat kedua tangan jeongwoo di atas kepalanya.
Haruto berhenti sejenak untuk melihat kekacauan yang dia lakukan pada jeongwoonya, terlihat jeongwoo bergetar menangis di bawahnya meminta maaf dan berhenti, tangan terikat diatas kepala, bibir yang bengkak, mata sayu serta badan yang sudah tidak tertutup kaos itu. Cantik. Sebutlah haruto gila karna menurutnya jeongwoo yang menangis ketakutan seperti ini sungguh luar biasa cantik.
Haruto mulai kembali menjalankan aksinya yakni dengan menciumi tonjolan dada milik jeongwoo secara bergantian, memilinnya dan mengusap pinggang ramping milik jeongwoo. Sedangkan tangan lainnya haruto gunakan untuk mencengkram kedua pergelangan tangan jeongwoo agar tidak kabur kemanapun.
"Haruto pleaseee hiks, maaf aku mohon berhenti hiks" tangisan jeongwoo terdengar pilu, dia tidak tahu harus berontak dan meminta seperti apa lagi agar haruto mau berhenti. Badannya bergetar hebat akibat ketakutan sekaligus rangsangan yang diberikan haruto.
Tangan haruto bergerak menuju celana yang menutupi alat reproduksi milik jeongwoo, melepasnya dengan tergesa dan menampilkan kejantanan jeongwoo yang cukup menegang akibat stimulasi yang haruto berikan. Disana jeongwoo sudah pasrah, badannya lemas dan kepalanya pusing tidak bisa berontak lagi.
Haruto mengambil cairan lubricant, menuangkannya pada jari tangan dan mulai memasukan jari tanggannya kedalam lubang anal milik jeongwoo. Jeongwoo menggeliat tak nyaman, rasanya aneh dan dia tidak bisa banyak berontak karna haruto kembali mencium bibirnya. Satu jari haruto bermain disana, masuk dan keluar mencoba membuka lubang sempit itu. Jeongwoo mati-matian menahan gejolak yang aneh pada tubuhnya ketika banyak sekali rangsangan yang dia dapat.
"Haruto pleaseeshh udahh hiks, kumohon sudahh hiks" jeongwo kembali memohon tapi bukannya berhenti, haruto malah menambah jari tangan yang lain kedalam lubang jeongwoo.
"Kau tau wolfie, aku selalu berusaha untuk memperlakukanmu dengan baik selama ini, bahkan aku menahan diri untuk tidak memakanmu setelah kita menikah. Tapi lihatlah apa yang aku dapatkan? Lucu sekali melihatmu kabur untuk bertemu pria yang sudah membunuh ayahmu" ucap haruto dingin dengan tetap melanjutkan kegiatannya.
Jeongwoo tidak bisa mencerna dengan baik perkataan haruto, maksudnya siapa yang membunuh ayahnya? Tidak mungkin tomo kan? Ayolah tomo itu sepupunya, tidak mungkin melakukan hal tersebut.
Haruto membuka celananya, mengeluarkan penis kebanggannya yang sudah menegang. Jeongwoo yang melihat hal tersebutpun bergidik ngeri, ukuran haruto benar-benar besar dan sepertinya tidak akan cukup pada lubang miliknya.
"T-tunggu haruto, aku minta maaf. Sungguh. Aku tidak akan mengulanginya lagi" ucap jeongwoo terbata, tapi haruto tetaplah haruto yang tidak suka akan penolakan.
Haruto mulai memasukan penisnya kedalam anal jeongwoo, mencium bibir jeongwoo untuk men-distraksi rasa sakit yang jeongwoo rasakan. Jeongwoo tidak sengaja menggigit bibir haruto kala berciuman, rasanya sedikit anyir karna ada darah bercampur disana.
Barulah ketika haruto rasa jeongwoonya telah nyaman dia mulai bergerak dengan tempo yang bagus. Kali ini jeongwoo tidak dapat menahan desahannya, tangisan pilu itu berubah menjadi irama yang unik seiring dengan gerakan yang dilakulan haruto.
Entah sudah berapa kali jeongwoo mencapai putihnya, tapi haruto sepertinya belum juga merasa puas dan terus menggerakan pinggulnya. Jeongwoo sudah sangat kacau, peluh membasahi dirinya, bercak merah menghiasi tubuh tannya dan banyak sperm berceceran dikasur entah milik siapa.
Kini haruto membalikan posisi menjadi jeongwoo yang duduk diatas dirinya. Disini jeongwoo terlihat sangat kacau dan cantik, apalagi dengan cahaya lampu tidur yang remang.
"Wolfie kamu tidur?" Ucap haruto kala melihat wajah jeongwoo yang pucat, tubuh jeongwoopun sudah sangat lemas bahkan dari tadi yang menggerakan tubuhnya adalah haruto. Ah sial, sepertinya haruto terlalu asik me-setubuhi jeongwoo hingga lupa caranya berhenti. Dia bahkan tidak sadar kapan jeongwoonya jatuh pingsan akibat kelelahan.
🦋🦋🦋
🐺🐺🐺Huaaa, ngga tau ini aku nulis apaan. Maaf kalau ngga jelas, aku masih amatit kalau nulis beginian, semoga kalian pada suka yaa 🙌🏼
Bisa tolong pencett bintangnya tidakkkkk?? Ayok pencet aku maksaa ⭐️.
Byee~ wuf u
Jeongwoo update guys akhirnya hp dia ketemu. Btw selamat maljum 👻🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Butterfly
FanfictionKupu-kupu merah merupakan lambang gairah, kebahagiaan dan romansa yang tak terbatas. Namun dalam beberapa kepercayaan, kupu-kupu merah ini menandakan bahaya atau kejahatan. Sebuah kisah tentang Park Jeongwoo yang harus terjebak dalam sangkar emas mi...