(18)Rahasia Bagaskara?

3 2 0
                                    

Maudyyyya👸

Hari ini 08.47

Sorry gue ke luar kota Mendadak banget jadi gak sempat Kasih tau Lo.

Terkirim.

Lo tenang aja,gue Bakal suruh sahabat gue Untuk jaga Lo di sekolah.

Terkirim.

Arsyad meletakkan ponselnya dengan malas tatkala tak melihat balasan apapun dari maudya. Pria itu menyandarkan punggungnya di sofa, menatap kosong figura keluarganya yang tampak bahagia.

Melihat senyuman kedua orang tuanya yang tampak lebar tanpa beban membuat Arsyad tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya.

Mengusap wajahnya dengan kasar pria itu lantas bergegas menuju kamarnya guna mengistirahatkan tubuhnya yang lelah selepas perjalanan jauh.

Namun baru selangkah ia berjalan, sebuah suara dari belakang berhasil membuat langkah kakinya berhenti.

"Arsyad"

Arsyad menoleh menatap veno dengan tatapan datar.

"Bukannya mamamu sudah mengingatkan untuk menjauhi Maudya?,terus kenapa bawahan papa masih bilang kalian dekat bahkan semakin dekat?",tanya veno dengan wajah santainya, namun ada setitik emosi di balik itu semua.

"Papa panggil Arsyad ke sini cuman menanyakan hal yang nggak penting ini?"

Veno mengeraskan rahangnya sejenak sebelum melangkah mendekati Arsyad yang tampak menajamkan tatapannya.

Arsyad,pria itu cukup berbeda dari biasanya.Kini tak ada tatapan lembut hangat yang biasa ia perlihatkan,yang ada hanyalah tatapan tajam penuh akan kebencian.

Ya, Arsyad membenci ayahnya.

"Jauhi anak itu...dia nggak berhak berhubungan sama kamu,terlebih dia sangat beda jauh dengan kita"

"Kalau kamu masih kekeh berhubungan sama dia,papa akan pastikan hidup dia nggk akan aman"

"PA!!!...Stop ngurusin hidup arsyad"

"PAPA KAYAK GINI DEMI KEBAIKAN KAMU DAN KELUARGA KITA ARSYAD!!!",Teriak murka veno, bahkan pria paruh baya itu tak tanggung-tanggung mencengkram kuat kaos yang dikenakan sang anak.

Arsyad sendiri sudah mengeraskan rahangnya dengan tangan terkepal kuat. Sungguh, jika ditanya siapa manusia yang paling ia benci di dunia ini maka ia akan menjawab dengan lantang bahwa ia membenci ayahnya, ia membenci keluarganya.

Pria itu lantas menepis cengkraman veno pada kaosnya.

"kebaikan seperti apa pa?", tanyanya dengan nada datar, bahkan tatapan datarnya kini perlahan hanyut tergantikan dengan tatapan penuh akan kehampaan.

"Papa kekang Arsyad, larang Arsyad, selalu jadiin Arsyad boneka papa,selalu ikut campur hidup arsyad, bahkan urusan temanpun papa batasi?, apa itu sebuah kebaikan??", tanya Arsyad dengan senyum penuh akan kekecewaan, bahkan kini matanya sudah memerah bersiap menumpahkan sebuah kristal yang selalu ia tahan.

Ya, Hidup Arsyad tak seindah apa yang kebanyakkan orang lihat. Nyatanya ia sungguh amat sangat menderita dengan gelar Bagaskara yang selalu tersemat di akhir namanya, tak hanya itu ia juga merasa muak dengan tingkah keluarganya yang selalu mengatasnamakan dan menjaga nama baik keluarga, bahkan keluarganya tak tanggung-tanggung melakukan berbagai macam cara agar namanya selalu di sanjung kebanyakkan orang.

Arsyad muak dengan keluarganya yang penuh sandiwara dan drama memuakkan.

Veno,pria paruh baya itu mengusap wajahnya dengan kasar lantas menatap tajam sang anak dengan jemari yang menunjuk Arsyad penuh akan emosi.

MAUDYA || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang