C8

935 51 0
                                    

Keesokan harinya, Mingyu dan Wonwoo memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari sungai di sekitar pulau. Dengan hati-hati, Mingyu memimpin Wonwoo sambil memegang tangannya, berjalan melalui pepohonan yang rimbun dan beragam.

Mingyu memastikan langkah mereka tetap stabil di atas permukaan tanah yang tidak rata, sementara Wonwoo memperhatikan sekitar mereka dengan penuh rasa ingin tahu. Mereka berdua bergerak perlahan, mencari jejak-jejak keberadaan sungai yang mungkin ada di pulau tersebut.

Sinar matahari yang terang menyinari perjalanan mereka, memancarkan kehangatan yang menyenangkan di tengah pagi yang cerah. Wonwoo merasakan sentuhan angin lembut yang berdesir di sekelilingnya, menikmati keindahan alam liar yang belum pernah dia alami sebelumnya.

Sementara itu, Mingyu tetap waspada, memperhatikan setiap gerakan dan suara di sekitar mereka. Dia bertindak sebagai pelindung Wonwoo, mengarahkan mereka ke arah yang mungkin paling aman dan menghindari bahaya yang mungkin mengintai.

Setelah berjalan cukup jauh, Mingyu mendengar suara gemercik air di kejauhan. Dia menyuruh Wonwoo untuk berhenti sejenak, kemudian menunjuk ke arah suara itu.

"Mungkin itu sungai," ucap Mingyu, menatap Wonwoo dengan senyum tipis. "Ayo kita lihat."

Wonwoo mengangguk setuju, merasa semakin penasaran dengan apa yang mungkin mereka temukan di sekitar sungai tersebut. Mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan semangat baru, berharap untuk menemukan sumber air yang segar dan mungkin tempat berlindung yang lebih baik di sekitarnya.

Dengan hati-hati, Mingyu terus memimpin jalan mereka, sementara Wonwoo mengikuti dengan antusiasme yang tak kalah. Mereka berdua terus menjelajahi pulau tersebut, siap menghadapi apa pun yang mungkin menanti mereka di depan sana.

Untungnya, Wonwoo membawa kapak yang sebelumnya dia letakkan di dalam tasnya. Dengan alat tersebut, mereka memutuskan untuk membuat tempat berlindung dari bambu yang tumbuh di dekat sungai. Sungai memberikan sumber air yang sangat dibutuhkan, dan lokasi di sekitarnya tampak cocok untuk dijadikan tempat tinggal sementara.

Wonwoo dan Mingyu bekerja sama-sama dengan hati-hati, memotong dan menyusun bambu untuk membentuk dinding dan atap. Mereka menggunakan ilmu dan keterampilan yang mereka miliki, menggabungkan ide kreatif dan fungsional untuk menciptakan tempat berlindung yang sederhana namun efektif.

Angin lembut dari sungai membantu menyegarkan suasana di sekitar mereka saat mereka bekerja. Wonwoo terkadang menyentuh air untuk memastikan kebersihannya, sementara Mingyu tetap memperhatikan sekitar untuk memastikan keselamatan mereka.

Proses pembuatan tempat berlindung itu penuh tawa dan percakapan ringan di antara keduanya. Wonwoo, yang biasanya bersikap dingin dan tertutup, terlihat lebih hangat dan terbuka dalam keadaan ini. Mingyu, sementara itu, melibatkan dirinya sepenuh hati dalam pekerjaan tersebut, menunjukkan ketekunannya sebagai seorang bodyguard yang siap melakukan apa pun demi keamanan Wonwoo.

Setelah beberapa jam, tempat berlindung sederhana mereka selesai. Dinding bambu dan atap yang rapat memberikan perlindungan dari sinar matahari dan mungkin hujan ringan. Mereka juga membuat tempat tidur dari dedaunan dan kayu sebagai alas yang nyaman.

Wonwoo menatap hasil karya mereka dengan senyum puas. "Ini akan menjadi tempat yang cukup nyaman untuk sementara waktu," ucapnya.

Mingyu mengangguk setuju, merasa puas dengan apa yang telah mereka capai bersama. "Kita dapat beristirahat sejenak di sini dan berharap ada yang menemukan kita."

Mereka berdua masuk ke dalam tempat berlindung, merasakan kehangatan dan kenyamanan di tengah-tengah pulau misterius ini. Sambil duduk bersama di dalam, mereka menikmati momen ketenangan sejenak, siap menghadapi hari-hari mendatang dengan semangat yang baru ditemukan.

DESERTER [MINWON FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang