Ketika pagi tiba dan setelah mereka makan dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan, Wonwoo memutuskan bahwa saatnya untuk mandi setelah beberapa hari tidak memungkinkan. Dia meminta Mingyu untuk menemaninya dan membantunya, mengingat ini adalah pertama kalinya bagi Wonwoo.
Mingyu terlihat malu-malu saat dia menyetujui permintaan Wonwoo. Dengan canggung, Mingyu mendampingi Wonwoo ke tepi sungai di dekat tempat persembunyian mereka. Wonwoo terlihat tidak terganggu sama sekali, seolah-olah itu adalah aktivitas sehari-hari yang biasa baginya.
Wonwoo berkata dengan acuh tak acuh, "Mingyu, tolong bantu saya membersihkan diri. Jangan sungkan."
Mingyu, meskipun terlihat malu, mengangguk dan mencoba menutupi kecanggungannya. Dia memegang ember yang telah diisi dengan air sungai, memberikan Wonwoo privasi sembari tetap berada di sekitarnya untuk memberikan bantuan jika diperlukan.
Wonwoo membuang pakaian lamanya dengan santai, seolah-olah ini adalah panggung pribadinya sendiri. Mingyu tidak dapat menyembunyikan rasa malunya, tetapi dia fokus untuk membantu Wonwoo yang tampak tidak peduli dengan segala hal.
Proses mandi berlangsung dengan canggung dan kikuk, namun Wonwoo terlihat menikmati sentuhan air segar dan kehadiran Mingyu yang membantunya. Meskipun Mingyu tetap menjaga batas-batas keprofesionalannya sebagai seorang bodyguard, saat-saat seperti ini memberikan mereka momen-momen kebersamaan yang mungkin tidak akan mereka alami di dunia mereka yang biasa.
Dengan tubuhnya yang telanjang, Wonwoo masuk ke dalam sungai, merasakan kesegaran air. Dia meminta bantuan Mingyu untuk membersihkan punggung dan rambutnya menggunakan sabut kelapa. Wonwoo memastikan Mingyu ikut bersamanya. Dengan kedua tubuh mereka yang terbuka, mereka menemukan kedamaian dan sensualitas di dalam air.
Mingyu merasa malu, tetapi dia tidak dapat menolak permintaan Wonwoo. Dengan hati-hati, dia mengambil sabut kelapa dan mulai membersihkan punggung Wonwoo. Sentuhan lembut sabut kelapa dan gemericik air sungai menciptakan suasana yang tenang di sekitar mereka. Wonwoo menikmati perhatian yang diberikan Mingyu, dan Mingyu, meskipun sedikit malu, berusaha menjaga profesionalitasnya.
"Rambutmu terlihat kusut," kata Mingyu, mencoba mencari topik pembicaraan yang tidak terlalu memperdalam situasi canggung.
Wonwoo tertawa kecil. "Apa tidak nyaman bagimu, Mingyu?"
Mingyu, dengan senyuman, menjawab, "Tidak, Tuan Wonwoo. Ini bagian dari tugas saya."
Wonwoo mendekatkan tubuhnya pada Mingyu, membuatnya merasa sedikit gugup. "Kemudian, mari kita nikmati air ini bersama-sama."
Dengan sabut kelapa yang lembut, Mingyu memperlakukan rambut Wonwoo dengan penuh perhatian. Mereka berdua merasakan kesejukan air sungai yang menyentuh kulit mereka. Suasana yang tercipta di dalam sungai menjadi semakin intim, dan ketidaknyamanan awal Mingyu mulai sirna.
Wonwoo, tanpa rasa malu, juga meminta Mingyu untuk duduk bersamanya di batu di tengah sungai. Mereka berdua menikmati kelembutan air yang mengalir di sekitar mereka. Dengan berdua di tengah sungai yang sunyi, mereka merasa seperti satu-satunya orang di dunia ini.
Pandangan mereka saling bertemu, dan dalam keheningan sungai, mereka merasakan koneksi yang lebih dalam. Meskipun keadaan sulit mereka di pulau terpencil ini, saat ini menjadi pengingat bahwa kebersamaan dan sentuhan manusiawi tetap berharga. Setiap momen di sungai ini membawa kedamaian dan kehangatan yang tidak dapat mereka temukan di tempat lain.
Dengan langkah-langkah yang gemulai, Wonwoo dan Mingyu bersama-sama memasuki air sungai. Wonwoo memastikan Mingyu memeluknya dari belakang, dan Mingyu tidak melewatkan kesempatan itu. Kedua tubuh mereka yang terbuka bersentuhan di dalam air, menciptakan momen keintiman yang mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESERTER [MINWON FF]
Fanfiction⚠️ MATURED CONTENT ⚠️ Ketika sebuah kapal pesiar mewah mengalami kecelakaan mengerikan, Wonwoo, seorang anak kaya yang terbiasa dipanjakan, dan pengawalnya yang setia, Mingyu, terdampar di sebuah pulau terpencil. Terlepas dari perbedaan kelas dan ke...