10 - Anila

548 75 8
                                    

Hari yang sebelumnya panas akan sinar mentari yang begitu terik sekarang mentari tersebut harus bersembunyi dibalik gumpalan awan mendung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang sebelumnya panas akan sinar mentari yang begitu terik sekarang mentari tersebut harus bersembunyi dibalik gumpalan awan mendung. Udara dingin menghiasi pagi ini, tak ada kata cerah selain pagi yang berawan mungkin nanti siang atau sore, awan tersebut akan mengeluarkan muatan nya.

Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana semua orang libur dari kewajiban nya sebagai pelajar serta orang dewasa yang bekerja.

Taufan berada di taman belakang rumah nya, netra egyptian itu menatap bunga serta pepohonan yang ditanam disana bergoyang dengan semilir angin dingin.

Waktu menunjukan jam 08.45 masih terlalu awal setelah rencana kerja kelompok di rumah salah satu anggota kelompok nya pada sekitaran jam 1-2 siang.

Taufan duduk dengan tenang walau begitu sebenarnya ia sangat bosan, ini hari Minggu Taufan tak memiliki kegiatan lain selain menunggu siang untuk mengerjakan tugas kelompok.

Saat sedang melamun tiba tiba pandangan Taufan menghitam membuat nya tersentak kaget.

"Baaaaa!!!"

Ternyata ada sepasang tangan yang menghalangi penglihatan Taufan, saat kedua tirai tangan itu terbuka kini menampilkan wajah konyol seseorang bersurai biru yang nyengir kearah nya.

Taufan langsung menetralkan detak jantung nya, ia terkejut saat Beliung tiba tiba datang lalu menutup kedua mata nya dengan telapak tangan nya.

Sedangkan dibelakang Beliung terlihat Rimba yang menepuk kepala kakak nya pelan.

"Kau membuatku kaget" Ujar Taufan pelan yang dibalas kekehan kecil dari Beliung.

"Maafkan aku, tadi aku sama Rimba mau main ke rumah mu, tapi kata kepala pelayan kau sedang nyantai di taman belakang, jadi aku ingin mengagetkan mu deh." Jelas Beliung masih dengan wajah konyol nya.

Taufan hanya menghela napas pendek, mau tak mau iya harus memaafkan semua tingkah jahil teman nya. Jahil begitu Beliung merupakan sahabat yang sangat baik begitu pula Rimba.

"Halaman belakang mu banyak sekali tanaman, boleh kah aku melihat lihat lebih jauh?" Rimba berkata dengan mata yang berbinar, orang penyuka tanaman seperti nya akan sangat senang jika berada di tempat yang penuh tumbuhan seperti ini.

Taufan hanya mengiyakan, selagi Rimba mulai berjalan jalan duo biru itu kini berbincang bincang pada kursi taman.

"Aku ga bohong, aku beneran liat kelebat putih yang terbang di samping mansion ku itu yang banyak sekali pohon rindang."

Taufan mendengar baik ocehan teman nya bahwa Beliung ini melihat seperti ada asap putih yang berterbangan diantara pohon pohon lebat di samping mansion milik nya.

"Aku sangat takut, Fan. Aku pikir itu adalah hantu!" Tepat setelah itu Beliung langsung memeluk Taufan dengan mimik wajah penuh ketakutan dan badan yang bergetar kecil.

Hiraeth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang