⚜GGMGM 46⚜

4K 170 2
                                    

"Mungkin aku tidak se-sempurnah insan diluar sana. Namun aku berharap Allah membimbing ku menuju jannah-Nya melalui insan yang menjadi pilihan terbaik-Nya."





















"Gus"

"hm"

"soal tadi malam, maaf banget ya, Zahra nggak bisa duduk paling depan.."

Gus Fachrul menaikkan satu alisnya. ia sedang menunggu alasan mengapa istrinya tidak bisa duduk di barisan paling depan disaat kegiatan marhabanan. padahal, semalam ia tampil oke loh.. eh, istrinya malah duduknya dibarisan paling belakang. paling pojok lagi! "Zahra nggak kebagian tempat. jadi, mau tak mau paling belakang deh. eumm.. Gus nggak marah kan?"

tangan Gus Fachrul terulur untuk menyentuh puncak kepala istrinya. ia mengelus nya secara lembut. "ngapain saya harus marah? toh, kan bisa minggu depan yang akan datang lagi.."

"minggu depan bakal ada kegiatan marhabanan lagi?!"

"tergantung."

"kok tergantung sih?"

"ya iya tergantung. tergantung abi setuju atau enggak nya. kalau enggak ya, terpaksa diundur."

"ya, semoga abi-nya Gus Fachrul setuju lah. Aamiin.."

"Aamiin." ucap Gus Fachrul seraya mengaminkan ucapan istrinya.

"udah, lanjutkan makannya lagi."

Zahra mengangguk. ia melanjutkan aktifitas makannya. begitupun dengan Gus Fachrul. ia melanjutkan makannya.

Gus Fachrul merasa seret ditenggorokan nya. ia bergegas untuk minum agar tidak seret lagi. "ahh.."

"Alhamdulillah udah nggak seret lagi." Gus Fachrul melirik ke samping. menatap istrinya yang sedang makan. tiba-tiba saja tatapannya tertuju pada satu biji nasi yang berada di sudut bibirnya Zahra. Gus Fachrul terkekeh pelan. setelah itu ia beringsut mengambil nasi itu. lalu di taruh dipinggiran meja. "hati-hati dong kalau makan. jangan sampai belepotan."

mendengar penuturan dari Gus Fachrul, Zahra langsung menoleh pada Gus Fachrul dan--mendadak berhenti makan. Gus Fachrul mengusap sudut bibirnya Zahra dengan punggung tangannya.

blush!

pipi Zahra merah merona akibat perlakuan manis suaminya.

"ra?"

"Zahraa?"

Gus Fachrul mengecup singkat pipi kanannya Zahra.

Cup!

"eh?"

"ngapain melamun hm? saya panggilin juga! mau saya cium lagi?"

Zahra sontak menggelengkan kepala nya. "e-enggak mau!"

"kalau nggak mau dicium lagi, ya jangan melamun!"

"iya-iya."

"sehabis makan, nanti kamu ke pondok ya? bersih-bersih kamar, dan--jangan lupa dihias yang bagus."

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang