Pemandangan di teras sebuah rumah mewah sore ini di suguhi dengan seorang lelaki usia matang yang sedang memangku si buah hati.
di kursi sebelah ada sang istri yang sejak tadi sibuk mengulum senyumnya, gemas melihat anak bungsunya itu berlaku manja pada sang Papi."kalo dedek punya adek bayi gimana?" dengan tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulut Papi
si gadis kecil nampak menggelengkan kepalanya, jari telunjuknya yang sedari tadi masuk ke mulutnya itu dengan perlahan Papi singkirkan.
"kok gak mau?" tanya Papi menahan tawanya
"ndak!! dedek gak mau punya adek bayi" bersengut tak suka, apa-apaan ini?!..
"kenapa sih mas? jangan di jahilin gitu ih anaknya" Mami menjadi penengah kali ini, perasaan tadi lagi adem ayem, suaminya itu memang suka sekali bertingkah
"Mami–dede nda mau punya dedek" ucapnya lirih, beringsut turun dari pangkuan sang ayah dan mendekat ke arah Mami.
gadis kecil itu berdiri di sela sela paha sang ibu yang sedang berposisi duduk, tangan mungilnya sibuk memainkan kancing baju Mami.
"papinya nakal" ucapnya, ingin sedikit memberi sang ayah pelajaran berharga lewat perantara Mami tercinta.
"Papi..... jangan jailin adek" ujar Shani kearah suaminya, perempuan dewasa itu harus memvalidasi kemauan sang anak, biar gak tantrum, kedua orang dewasa itu berakhir terkikik gemas menahan tawa
......
"besok sekalian bayar bento nya anak-anak di kantin ya mas" kata Shani kembali mengingatkan
mengingat besok adalah tepat sebulan setelah si kembar kembali masuk sekolah, sebagai bocah kelas 2 sekolah dasar. Dan biasanya, pembayaran untuk makan siang si kembar memang di bayarkan di akhir bulan.
"iya mommy, gak bakal lupa kok" jawab Papi
tak lama dari situ, suara kaki tengah berlari dari arah dalam rumah nampak terdengar, sudah di pastikan jika itu sulung tampannya Mami.
Zee terlihat berjalan melewati kedua orang tua serta adiknya berada, anak itu memakai sandalnya dan berlari ke arah pos jaga tempat Pak Hendri berada.
melihat apa yang yang nantinya terjadi, penglihatan Papi dan Mami malah di suguhkan dengan sopir pribadi keluarganya itu yang sibuk membuka gerbang rumah, mengeluarkan motor dan nampak pergi mengendarai motor bersama Zeedan di boncengan belakang.
"akak mau kemana?" tanya Angel kecil di pangkuan Shani
"Mami gak tau sayang, nanti kalau pulang coba tanya ke akak" jawab Mami menjawab pertanyaan sang anak
"tengil banget, pergi gak pamit" dumel Papi, bocah nakal memang.
selang beberapa menit kemudian, deru suara motor terdengar memasuki pekarangan rumah, bocah lelaki yang pergi tanpa sepatah kata itu turun dari atas motor. Di tangannya terdapat kresek kecil.
"dedek mau?" tanyanya sembari menyodorkan satu buah kinderjoy ke arah sang adik
"akak beli kinderjoy?" tanya Papi
"iya" jawabnya, tangannya merogoh saku celananya, memberikan struk belanjaan dirinya pada bendahara rumah.
anak itu juga memberikan kinderjoy pada sang adik, di hadiahi kecupan singkat dari Angel sebagai ucapan terimakasih.Mami menerima kertas kecil itu, membaca apa saja yang di beli sang anak dan juga deretan harga-harganya.
3 kinderjoy
1 pita kado
2 gummy3 jenis item itu menghabiskan total 75 ribu rupiah. Tak perlu bertanya dari mana uang yang digunakan Zee untuk membeli itu semua, sudah pasti hasil tabungan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Family
أدب المراهقينtentang keluarga GreShan dan juga bagaimana kehidupan si kembar yang aktif. 𝐬𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐨𝐟 𝐛𝐚𝐝 𝐠𝐢𝐫𝐥 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙣𝙚𝙣𝙜 𝙥𝙡𝙖𝙜𝙞𝙖𝙩, 𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙜𝙞𝙝 𝙢𝙗𝙖/𝙢𝙖𝙨𝙣𝙮𝙖, 𝙤𝙩𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙙𝙞 𝙥𝙖𝙠𝙚 𝙗𝙪𝙖𝙩 𝙢𝙞𝙠�...