Siapa yang masih nungguin cerita ini update?
Absen dulu, kalian dari kota mana aja nih? 👉
Selamat membaca!
•••
Pesantren Ar-Rahman digemparkan dengan berita yang baru-baru ini tersebar di kalangan para santri dan para asatidz. Seperti yang tengah terjadi sekarang, tepatnya di kantin beberapa orang santri tengah membicarakan hal tersebut.Di meja paling pojok kiri, tiga orang gadis tengah berkumpul menyantap makanan yang baru saja mereka beli seraya membicarakan berita paling hot akhir-akhir ini.
"Emang bener ya, dari awal dia dateng ke sini aku udah ada feeling kalo dia itu bukan perempuan baik-baik," ucap gadis berpostur tubuh tinggi kurus itu seraya menyeruput es teh miliknya.
"Setuju!" sahut gadis bermata bulat itu.
"Mana sok kecakepan dan sok kalem banget lagi, amit-amit banget, sumpah ya, itu cewek munafik bener gila!" Dengan mimik wajah yang dibuat jijik, Salsa berucap tanpa beban sedang gadis di sebelahnya menggeleng tanda tak setuju.
"Berlagak mahal padahal mah murahan," lanjut Salsa lagi.
"Hush! Gak baik ngomongin orang kayak gitu," tegur Ayla, gadis berwajah timur tengah itu mengingatkan.
"Apasih, emang kemaren kamu gak liat apa? Jelas-jelas itu jadi bukti nyata, kalo dia emang bukan perempuan baik dan terhormat!" sanggah gadis yang tak lain adalah Karina.
"Padahal kejadian kemaren udah jelas banget, masih aja dibelain." Salsa merotasikan bola matanya.
Ayla menggeleng tak habis pikir. "Gak baik langsung memvonis seseorang kayak gitu. Kita gak tau kebenaran yang sebenarnya seperti apa," ucapnya.
"Aku yakin, Aisha perempuan baik-baik, mau dilihat dari perilaku dan tutur katanya pun, semuanya baik. Jadi wajar banyak yang suka, gak mungkin orang sekelas Ustaz Fahri sampai segitunya menginginkan Aisha jadi isterinya kalo memang Aisha bukan gadis baik-baik, seperti yang kalian tuduhkan," sambung Ayla, menuturkan hal yang selama ini ia lihat dari sosok Aisha.
Karina berdecak. "Ck, otak kamu tuh polos banget ya, sampe-sampe buat menilai orang yang bener-bener baik dan dibuat-buat pun otak kamu gak bisa."
"Tau! Terlalu positife thingking sama orang! Pantes aja sering ketipu," timpal Salsa seraya mengunyah baksonya, menyudutkan gadis yang tak sependapat dengan mereka itu.
"Astagfirullahal adzim, kok bisa si pikiran dan mulut kalian sejahat ini? Di pesantren ini kita belajar ilmu agama, belajar bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap terhadap sesama," tutur Ayla masih berusaha untuk tetap tenang menghadapi kedua temannya.
Salsa mendengus, "Iyadeh, si paling sholehah dan paling ngerti agama."
"Udah deh, Ay, jangan tutup mata dan berhenti ngebelain Aisha terus, muak tau dengernya," timpal Karina seraya merotasikan bolamatanya.
Ayla menggeleng tak percaya mendengar respon keduanya, gadis itu lalu berdiri, "Susah ya, ngomong sama orang yang hatinya sakit," ucap gadis itu lalu melangkah pergi meninggalkan keduanya.
"Sok suci banget!"
•••
"Nad, Aisha beneran berhenti sekolah di sini?" Ajeng berujar tanya pada gadis yang sejak semalam tak banyak bersuara itu, tidak seperti hari-hari biasanya yang selalu ceria."Hmm," jawabnya lalu menyandarkan kepalanya pada pembatas gazebo.
Ajeng menghela napasnya, "Jangan sedih gitu terus dong, Nad."
Nadya melirik Ajeng yang sedari tadi banyak tanya namun juga membujuknya untuk tidak bersedih, "Gimana bisa aku gak sedih, kasian Aisha dia pasti hancur banget sekarang," tutur gadis itu membayangkan teman yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri itu menangis dan memeluk lukanya sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astagfirullah, Alzam! (On Going)
Teen Fiction⚠️17+ (Berisi kata-kata kasar, harap bijak!) Spin of Bukan Cerminan [Religi - Teenfiction] Apa yang terlintas dalam benakmu, ketika mendengar nama, Alzam? Seseorang yang soleh? Tekun beribadah atau seseorang yang berwawasan luas? Tetapi, bagaimana...