"Yang sopan kalau bicara sama Kakakmu, gak malu apa sama mereka" tegur Abi gemas mencubit pipi chabby Manda, membuat perempuan berusia 25 tahun itu meringis kesal.
"Oh iya, perkenalkan mereka Himawari dan Mentari, keduanya bersaudara, kantorku langganan ATK disini dan sesekali aku juga membantu kegiatan amal mereka seperti pagi ini"
Abi menunjuk Mahi dan Mentari bergantian dan Manda langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Yang mana nih yang pacar kamu? Rambut panjang atau pendek? Jangan mau deh sama Abi, tidurnya ngorok, ileran, kentutnya juga ba.."
Abi buru-buru menutup mulut Manda dengan tangan besarnya membuat Mahi dan Tari terperangah dengan interaksi kedua orang yang ternyata bersaudara itu.
"Jangan asal ngomong kamu, kamu sudah sarapan belum? tuh ada Batagor, aku traktir ya, kalian juga"
Lagi-lagi Mahi dan Tari tidak bisa berkata-kata, mereka belum mengiyakan, sang Lurah sudah memanggil gerobak panjual batagor dan memesan empat porsi.
"Aku pamit ke kantor dulu, Manda kalau makan dan belanjanya sudah selesai langsung balik ke kafe ya. Mahi, Tari aku duluan"
Abi langsung pergi setelah memberi salam, pagi ini memang dia ada rapat dengan para ketua RT dan RW, Manda yang sudah duduk manis di bangku yang kemarin di tempati Abi mulai menikmati batagornya.
"Kak Abi lupa bawa batagornya" seru Tari melihat masih ada tiga porsi di meja.
"Dua ini buat aku, kalian jangan nonton saja, ayo makan, pamali nolak rejeki"
Keduanya menurut dan mulai ikut makan dan benar saja, setelah porsi pertama habis, Manda mulai makan porsi kedua.
"Kak, nanti perutnya sakit, itu kan kebanyakan" Mahi mengingatkan karena satu porsi saja sudah sepiring penuh, apalagi dua.
"Udah biasa kok" jawab Manda santai.
"Kak Abi nggak pernah menegur Kakak?" Kali ini Menteri yang bertanya.
"Justru karena dia aku banyak makan seperti ini"
Karena merasa dua gadis di depannya sudah kenal baik dengan Abi, Amanda-pun tidak sungkan bercerita tentang masa kecil mereka.Setelah ibu mereka meninggal, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang tidak menyukai keberadaan mereka. Abi dan Manda hampir setiap hari setiap ayahnya pergi bekerja ibu tiri itu akan menyiksa dan memukuli keduanya dan meskipun tahu, ayah mereka tidak berbuat apa-apa.
Tidak tahan dengan perlakuan seperti itu, suatu hari Abi yang baru berusia 10 tahun membawa adiknya kabur dari rumah dan hidup di jalanan. Mereka bertahan hidup semampunya entah itu dari belas kasihan orang atau hasil memungut dari tempat sampah.
Setiap ada razia, Abi selalu kabur dan membawa adiknya bersembunyi, ia tidak ingin diketahui keberadaannya oleh ayahnya yang tidak peduli pada mereka.
Suatu hari musibah datang, Amanda yang baru berusia 5 tahun jatuh sakit dan hampir meninggal karena kelaparan dan kurang gizi. Ungtunglah ketika itu ada yang menolong mereka dan membawa Manda ke rumah sakit, dari rumah sakit itu, keduanya kemudian di tangani oleh Dinas Sosial dan di tempatkan di salah satu panti asuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langsing is My Dream (End)
Chick-LitHimawari yang akrab di panggil Mahi, bisa dibilang meninggal karena kesalahannya sendiri. Berat tubuhnya yang mencapai 110 kg membuatnya mengalami gagal jantung dan meninggal dalam tidur. Mahi sangat menyesal karena abai pada kesehatannya sendiri...